Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menyatakan dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada Sabtu malam bahwa operasi darat dari pihak Barat di Ukraina mungkin diperlukan "pada suatu saat", beberapa hari setelah pertemuan dengan pemimpin Jerman dan Polandia.
Bulan lalu, Macron menolak untuk menyingkirkan kemungkinan pengiriman pasukan ke darat di Ukraina, yang menimbulkan reaksi tegas dari Berlin dan mitra Eropa lainnya.
Presiden Prancis tidak mengubah posisinya, tetapi menekankan sekutu Barat tidak akan mengambil inisiatif.
Baca juga : Presiden Prancis Emmanuel Macron Buka Kemungkinan Pengiriman Pasukan Darat Barat untuk Ukraina
"Kemungkinan pada suatu saat - saya tidak menginginkannya, saya tidak akan mengambil inisiatif - kita harus melakukan operasi di darat, apa pun itu, untuk melawan pasukan Rusia," ujar Macron kepada surat kabar Le Parisien dalam wawancara yang dilakukan pada Jumat.
"Kekuatan Prancis adalah bahwa kita dapat melakukannya".
Perselisihan mengenai kemungkinan operasi darat dan pengiriman rudal jarak jauh ke Kyiv telah mengancam kerjasama antara sekutu.
Baca juga : Zelensky Akan Menandatangani Pakta Keamanan dengan Jerman dan Prancis
Kanselir Jerman Olaf Scholz bereaksi dengan marah terhadap penolakan Macron sebelumnya untuk menyingkirkan kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina dan komentar tegasnya yang mengingatkan sekutu agar tidak menjadi "pengecut".
Macron bertemu dengan rekan-rekan Jerman dan Polandianya di Berlin pada Jumat, sebagai tanda solidaritas di belakang Kyiv.
Setelah pertemuan tersebut, Macron menyatakan bahwa ketiga negara dari apa yang disebut Segitiga Weimar "bersatu" dalam tujuan mereka untuk "tidak pernah membiarkan Rusia menang dan untuk mendukung rakyat Ukraina sampai akhir". (AFP/Z-3)
"'Saya tidak ingin kamu pergi. Kamu penting sekali bagi negara kita.' Tentu saja manakala presiden berkata seperti itu kepada Anda, maka itu penting."
Menurut Le Graet, para pemain Prancis tadinya ingin langsung pulang ke rumah masing-masing setelah kalah adu penalti melawan Argentina pada malam sebelumnya.
Pengetatan dilakukan juga karena Presiden Prancis Emmanuel Macron juga dijadwalkan menghadiri pertandingan Les Bleus tersebut.
Kemacetan parah yang terjadi di sejumlah ruas jalan di Jakarta pada Rabu (28/5) sore bukan disebabkan oleh kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis terbang ke Beirut, Libanon, pada Kamis waktu setempat. Dia dijadwalkan langsung mengunjungi lokasi ledakan, setelah disambut Presiden Libanon Michel Aoun.
Petisi itu berisikan keinginan untuk menempatkan Libanon di bawah mandat Prancis selama 10 tahun ke depan.
Bagi Tolstoy perang bukan perkara sopan santun, tapi hal yang paling menjijikkan dalam hidup.
Bukan tanpa alasan kami menjaga persahabatan antara Rusia-Ukraina.
Apabila seseorang mati untuk negaranya, maka itu adalah sesuatu hal yang manis dan indah.
Ukraina merupakan tim dengan penampilan impresif dengan tidak pernah menderita kekalahan sepanjang babak kualifikasi.
Sejak 30 Mei, Ukraina telah menjalankan kembali kompetisi sepak bola mereka, tetapi tidak dihadiri penonton, laiknya di liga-liga top Eropa.
Para pendukung Dynamo Kiev menolak Lucescu karena pelatih Rumania itu sebelumnya, selama 12 tahun, menukangi klub rival Shakhtar Donetsk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved