Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
NEGOSIASI selama tiga hari untuk menghadirkan gencatan senjata antara Hamas dan Israel kemungkinan besar kandas. Pasalnya Israel enggan memenuhi permintaan Hamas yang meminta tentara negara Zionis itu angkat kaki dari jalur Gaza.
Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir telah menghabiskan waktu berminggu-minggu menjadi perantara kesepakatan Hamas akan Israel. Perundingan terakhir di Kairo, Mesir, berakhir dengan kebuntuan.
Padahal ketiga negosiator mengharapkan gencatan senjata dapat dilakukan sebelum Ramadhan. Hamas menolak untuk melepaskan sekitar 100 sandera.
Baca juga : Hamas: Jalan masih Panjang Capai Kesepakatan Gencatan Senjata
Hamas menetapkan syarat pembebasan semua sandera dilakukan jika Israel mengakhiri serangan, menarik pasukan dari Gaza dan melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk para pejuang yang menjalani hukuman seumur hidup.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan pada hari Selasa bahwa kelompoknya menginginkan gencatan senjata permanen, bukan jeda enam minggu, dan penarikan total pasukan Israel.
“Keamanan dan keselamatan rakyat kami hanya bisa dicapai dengan gencatan senjata permanen, diakhirinya agresi dan penarikan diri dari setiap inci Jalur Gaza,” kata Hamdan, Rabu, (6/3).
Baca juga : Presiden AS Joe Biden Berharap Gencatan Senjata di Gaza Pekan Depan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menolak tuntutan tersebut dan berulang kali berjanji untuk melanjutkan perang sampai Hamas dibubarkan dan semua tawanan dikembalikan. Israel tidak mengirimkan delegasi ke putaran perundingan terakhir tersebut.
Sementara itu, Israel ingin Hamas menyerahkan daftar tawanan yang masih hidup, serta rasio tawanan per tahanan yang diupayakan dalam setiap kesepakatan pembebasan.
Pemimpin senior Hamas Bassem Naim mengatakan kelompok tersebut tidak mengetahui siapa di antara para tawanan yang hidup atau mati, terbunuh karena serangan atau kelaparan dan bahwa para tawanan tersebut ditahan oleh banyak kelompok.
Baca juga : Koalisi Negara Arab Desak DK PBB Ambil Tindakan untuk Selamatkan Gaza
“Jadi ada dua perspektif yang sangat berbeda dan dua poin penting yang berbeda di sini mengenai apa yang pihak lain tidak mau kompromi,” kata Salhut.
Pada pembicaraan Dialog Strategis AS-Qatar pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk menerima rencana gencatan senjata.
“Hamaslah yang harus mengambil keputusan mengenai apakah mereka siap untuk terlibat dalam gencatan senjata itu,” kata Diplomat Terkemuka AS itu saat bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Washington.
Baca juga : AS Ingin Gencatan Senjata Sementara di Gaza, Hamas Ogah
Qatar, Amerika Serikat, dan mitra AS akan selalu gigih untuk memastikan kesepakatan ini terwujud, kata Al Thani sambil berdiri di samping Blinken. Dengan berakhirnya putaran terakhir negosiasi gencatan senjata, Hamas telah mengajukan proposal yang akan didiskusikan oleh para mediator dengan Israel dalam beberapa hari mendatang, kata dua pejabat Mesir.
Setidaknya 1.139 orang tewas dan sekitar 250 tawanan dalam serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Lebih dari 100 tawanan dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 30 ribu orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Pertempuran yang berlangsung selama hampir lima bulan telah menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza hancur dan menciptakan bencana kemanusiaan yang semakin buruk.
(Al Jazeera/Z-9)
SEKRETARIS Jenderal PBB disebut sangat khawatir dengan keputusan Israel untuk menguasai Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina.
AUSTRALIA, Jerman, Italia, Selandia Baru, dan Inggris menolak dengan tegas rencana Israel untuk menduduki Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina.
DEWAN Keamanan PBB akan bersidang mengenai keputusan Israel untuk menduduki Kota Gaza, Palestina, pada Minggu (10/8) dari yang sebelumnya dijadwalkan pada Sabtu (9/8).
PRANCIS, Jumat (8/8), mengutuk rencana Israel untuk menduduki Jalur Gaza, Palestina, dan menegaskan kembali penentangan tegasnya terhadap rencana tersebut.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI mengutuk keputusan sepihak Israel untuk mengambil alih Jalur Gaza, Palestina. Ini alasan lengkapnya.
SEKITAR 900 ribu warga Palestina di Gaza City kini menghadapi ancaman pengusiran massal setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
PM Israel Benjamin Netanyahu umumkan lima prinsip utama untuk mengakhiri perang di Gaza.
Militer, Keluarga Sandera, dan komunitas internasional menolak rencana Benjamin Netanyahu kuasai seluruh Gaza.
PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel berniat mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza.
Solusi dua negara dianggap tetap menjadi cara terbaik untuk mewujudkan kenegaraan Palestina.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah mempersiapkan peluncuran rencana perang terbaru di Gaza yang diklaim bertujuan menghancurkan Hamas dan membebaskan puluhan sandera.
Netanyahu juga dikabarkan menggunakan istilah pendudukan Jalur Gaza sebagai bagian dari tujuan utama untuk menumpas Hamas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved