Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel berniat mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza. Sebuah langkah kontroversial yang menuai kecaman internasional dan memicu perbedaan pendapat di dalam pemerintahan dan militer Israel sendiri.
Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu dalam wawancara eksklusif dengan Fox News, menjelang pertemuan penting kabinet keamanan yang membahas rencana pengambilalihan total wilayah Gaza. Ia menyebut langkah ini penting demi "menjamin keamanan Israel, menyingkirkan Hamas, serta menyerahkan Gaza kepada pemerintahan sipil yang bukan bagian dari Hamas atau pihak yang mengancam eksistensi Israel."
Namun, kelompok Hamas memperingatkan rencana tersebut menandakan Netanyahu siap mengorbankan para sandera Israel demi ambisi pribadinya. Hamas juga menuduh Netanyahu terus menjalankan “genosida dan pemindahan paksa” terhadap rakyat Palestina, serta menyabotase proses negosiasi gencatan senjata.
PBB dan berbagai negara menyuarakan kekhawatiran mendalam atas rencana tersebut. Duta Besar Inggris untuk Israel menyebutnya sebagai "kesalahan besar", sementara pejabat tinggi PBB memperingatkan bahwa operasi militer penuh di Gaza berpotensi membawa “konsekuensi bencana” bagi warga sipil Palestina dan para sandera.
Meski demikian, Duta Besar AS Mike Huckabee menyatakan keputusan sepenuhnya ada di tangan Israel. Dalam wawancara dengan CBS, ia menegaskan warga Palestina “tidak boleh dipaksa keluar” dari wilayah mereka.
Media Israel melaporkan pengambilalihan Gaza akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari penguasaan penuh atas Kota Gaza dan relokasi sekitar satu juta penduduknya ke wilayah selatan. Pasukan juga akan menyasar kamp-kamp pengungsi dan area yang diduga menjadi lokasi para sandera.
Operasi lanjutan direncanakan berlangsung beberapa pekan kemudian, bersamaan dengan peningkatan distribusi bantuan kemanusiaan melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga bantuan yang didukung Israel dan AS.
Namun, GHF mendapat kritik tajam dari PBB dan lembaga kemanusiaan, termasuk Médecins Sans Frontières (MSF), yang menilai operasinya kacau dan membahayakan nyawa warga. Sejak beroperasi pada Mei, ratusan warga dilaporkan tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan. Meski Hamas menuduh tentara Israel sebagai pelaku, militer Israel membantah menargetkan warga sipil dan menyebut hanya melepaskan tembakan peringatan saat terjadi kericuhan.
Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, dilaporkan menentang rencana Netanyahu. Dalam pertemuan dengan perdana menteri, ia memperingatkan pendudukan penuh bisa membuat pasukan Israel terjebak dan membahayakan para sandera. Zamir mengusulkan strategi alternatif berupa pengepungan wilayah sisa yang dikuasai Hamas.
Meski ada penolakan dari sejumlah pejabat militer dan menteri, media lokal memperkirakan kabinet keamanan akan tetap menyetujui rencana Netanyahu.
Sementara itu, keluarga para sandera menyatakan kekhawatiran besar bahwa operasi ini bisa memicu eksekusi para tawanan oleh Hamas.
Kondisi di Gaza terus memburuk. Menurut WHO, Juli 2025 merupakan bulan terburuk dalam hal kasus malnutrisi akut anak-anak, dengan hampir 12.000 balita terdampak. PBB memperingatkan bahwa sebagian besar wilayah Gaza kini berada di ambang kelaparan, diperparah oleh pembatasan masuknya barang dan bantuan Israel. (BBC/Z-2)
Israel menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di lingkungan Al Zeitoun, Kota Gaza, Palestina, sejak melancarkan operasi darat awal bulan ini.
AS menjadi satu-satunya anggota Dewan Keamanan PBB yang menolak mengakui bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina, merupakan krisis yang disebabkan ulah manusia.
Ketika Israel membunuh Anas Al-Sharif, bersama seluruh kru Al-Jazeera di Kota Gaza pada 10 Agustus, Reuters memilih untuk memublikasikan klaim Israel yang sepenuhnya tidak berdasar.
ISRAEL dengan sengaja menjadikan jurnalis sebagai target serangan mereka. RSF menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian jurnalis.
LIMA jurnalis termasuk di antara setidaknya 20 orang yang tewas, kemarin, akibat serangan Israel menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Jalur Gaza, Palestina.
INVESTIGASI gabungan yang dilakukan media milik warga Israel-Palestina, +972 Magazine dan Local Call, mengungkapkan keberadaan unit khusus, Sel Legitimasi, di tubuh militer Israel yang secara sistematis berupaya mendiskreditkan jurnalis Palestina di Jalur Gaza.
Anak-anak Palestina di Jalur Gaza akan kehilangan akses pendidikannya selama tiga tahun beruntun akibat blokade dan agresi Zionis Israel yang hingga kini masih terjadi.
Israel menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di lingkungan Al Zeitoun, Kota Gaza, Palestina, sejak melancarkan operasi darat awal bulan ini.
Tidak ada lagi bangunan yang tersisa di bagian selatan wilayah tersebut setelah Israel menyetujui rencana pendudukan Gaza pada awal bulan ini.
ISRAEL menghadapi gelombang kecaman internasional setelah serangkaian serangan di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza selatan, pada Senin (25/8).
Hingga kini, serangan militer Israel di Gaza masih berlangsung di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Serangan Israel ke spot tangga di RS Nasser, Gaza, Senin (25/8/2025) totalnya menewaskan 20 orang, termasuk 5 jurnalis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved