Headline

Istana minta Polri jaga situasi kondusif.

Utusan Rusia Sebut Misi Kemanusiaan Gaza-AS-Israel Sebagai Kedok Kekejian

Ferdian Ananda Majni
28/8/2025 21:07
Utusan Rusia Sebut Misi Kemanusiaan Gaza-AS-Israel Sebagai Kedok Kekejian
Ilustrasi.(AFP/OMAR AL-QATTAA)

YAYASAN Kemanusiaan Gaza atau yang dikenal sebagai Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang ditugaskan menyalurkan bantuan di Jalur Gaza bukanlah aktivitas operasi bantuan, melainkan tindakan brutal yang disamarkan sebagai niat baik.

Hal ini disampaikan Penjabat Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Gaza pada Rabu (27/8).

Polyansky menyatakan bahwa sejak misi tersebut dimulai pada Mei, lebih dari 1.800 warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan bantuan. Dari jumlah itu, lebih dari 1.000 korban meninggal di sekitar lokasi distribusi yang dikelola yayasan tersebut.

"Menembaki warga sipil tidak hanya dilakukan secara rutin, tetapi juga dengan sengaja. Orang-orang yang sangat membutuhkan makanan menghabiskan malam di dekat titik distribusi, dan sebagai balasannya, mereka mendapatkan peluru," katanya seperti dilansir dari Anadolu, Kamis (28/8).

Polyansky menegaskan bahwa operasi tersebut lebih menyerupai alat intimidasi daripada upaya kemanusiaan. 

"Ini bukan misi kemanusiaan. Kekejian ini dibalut dengan kegiatan kemanusiaan, bertujuan untuk menindas warga sipil yang tak berdaya. Metode-metode seperti itu tidak dapat diterima," katanya, sambil mendesak Sekretariat PBB agar tidak mengorbankan prinsip-prinsipnya.

Dia juga menghubungkan serangan militer Israel di Gaza dengan laporan bahwa Hamas telah menerima proposal mediasi mengenai pembebasan sandera dan gencatan senjata sementara.

Polyansky turut mengecam peran Amerika Serikat dalam misi tersebut.

"Kita telah mendengar tentang diplomasi agresif Amerika di lapangan selama berbulan-bulan, tetapi tidak membuahkan hasil yang menggembirakan. Kami mendesak rekan-rekan Amerika kami untuk tidak hanya memikirkan kepentingan Israel tetapi juga nasib warga sipil Palestina," tambahnya.

Moskow, lanjutnya, tetap konsisten mendukung jalur diplomasi dan menekankan bahwa hanya formula dua negara yang dapat menjamin keamanan Israel sekaligus memenuhi hak Palestina untuk bernegara. 

"Jika tidak, Yerusalem Barat akan semakin terisolasi dan kehilangan lebih banyak nyawa warga sipil di Gaza," ucapnya.

Hingga kini, serangan militer Israel di Gaza masih berlangsung di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera. 

Rusia berulang kali menegaskan bahwa kebijakan AS memperburuk situasi, sementara solusi dua negara dianggap sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian. (I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya