Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Bantai Jurnalis di RS Nasser Gaza, Israel Berdalih Salah Sasaran

Ferdian Ananda Majni
28/8/2025 20:19
Bantai Jurnalis di RS Nasser Gaza, Israel Berdalih Salah Sasaran
Suasana RS Nasser di Gaza selatan pada pertengahan 2024.(AFP)

AREA balkon dan tangga di lantai empat Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan selama ini menjadi lokasi kerja para jurnalis, termasuk tim Reuters dan Associated Press.

 

Tempat itu sering dipakai untuk siaran langsung maupun mencari sinyal seluler agar bisa mengunggah laporan. Foto pada 12 Juni 2025 memperlihatkan sejumlah wartawan bekerja dari balkon, termasuk Mariam Abu Dagga dan Moath Abu Taha. Gambar lain sekitar sebulan sebelumnya juga menunjukkan juru kamera Reuters, Hussam Al-Masri, bekerja dari tangga yang sama.

 

Ketiga jurnalis itu tewas pada Senin (25/8) akibat serangan Israel ke tangga tersebut. Rekaman video memperlihatkan bahwa serangan jelas terjadi di spot tersebut, yang pada saat kejadian juga tengah dipenuhi wartawan, petugas medis, dan relawan. Totalnya 20 orang tewas di spot tersebut, termasuk lima jurnalis.

 

Analisis ahli peledak AS, Trevor Ball, menyebut proyektil yang menghantam tangga rumah sakit berasal dari arah timur laut dan sesuai dengan peluru tank, kemungkinan model M339. Citra satelit Planet Labs pada 22 Agustus memperlihatkan lebih dari selusin kendaraan tempur, termasuk tank, berada di pangkalan IDF sekitar satu setengah mil dari RS Nasser.

 

Serangan ke RS Nasser itu memicu kecaman luas. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Dokter Lintas Batas (MSF), Sekjen PBB Antonio Guterres, serta banyak negara seperti Kanada, Inggris, Jerman, Swiss, Qatar, Arab Saudi dan Kuwait, mengecam tindakan tersebut.

 

RS Nasser kini menjadi satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza selatan. Tekanan semakin berat karena rumah sakit lain terpaksa tutup akibat operasi militer.

 

Salah Mansour, supervisor bedah, mengatakan selama dua tahun terakhir, mereka semua telah menjadi korban pembunuhan, penghancuran dan kelaparan. "Staf medis dan rumah sakit seharusnya diberikan perlindungan tingkat tertinggi di bawah hukum internasional, namun di sinilah kami, memohon keselamatan kami sebagai tenaga kesehatan," katanya seperti dilansir CNN, Kamis (28/8).

 

Dalih Menyasar Kamera Hamas

Awalnya, militer Israel tidak mengakui adanya serangan langsung. Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemudian menyebut insiden itu sebagai kecelakaan tragis. "Israel menghargai kerja jurnalis, staf medis dan semua warga sipil," katanya.

 

IDF lalu merilis laporan terbaru yang menyatakan mereka menargetkan sebuah kamera yang diduga dipasang Hamas di area RS Nasser. Menurut IDF, kamera itu dipakai untuk memantau pasukan Israel. Namun pernyataan tersebut tidak menjelaskan bagaimana membedakan kamera Hamas dengan kamera pers.

 

Lebih jauh, IDF menyebut enam orang yang tewas dalam serangan itu adalah teroris, meski sumber keamanan Israel mengakui pasukan justru menembakkan dua peluru tank, bukan drone ke arah lokasi.

 

Pernyataan Israel dibantah pejabat kesehatan Gaza. Dr. Yousef Abu Al Rish mengatakan Israel keliru mencatat korban dan menuduh mereka merekayasa daftar kematian.

 

Ahli hukum internasional, Hurst Hannum, menilai serangan tersebut berlebihan. "Bagi saya, ini seperti penggunaan kekuatan yang ekstrem dengan hanya menembaki rumah sakit untuk mendapatkan kamera ini bukan hanya sekali, tetapi dua kali," tegasnya.

 

Reuters dan AP mendesak penjelasan resmi dari Israel. Dalam obituari, Reuters menggambarkan Al-Masri sebagai juru kamera berpengalaman sekaligus ayah empat anak yang setiap hari menayangkan gambar langsung dari RS Nasser.  (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya