Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
AMERIKA Serikat (AS) menjadi satu-satunya anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menolak mengakui bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina, merupakan krisis yang disebabkan ulah manusia.
Dalam deklarasi yang diteken hampir semua negara anggota DK PBB, Rabu (27/8), mereka mengecam keras pemanfaatan kelaparan sebagai senjata perang yang sudah jelas-jelas dilarang oleh hukum humaniter internasional.
DK PBB pun mendesak gencatan senjata segera, tak bersyarat, dan permanen, pembebasan semua sandera di Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong tersebut.
Hanya AS yang ogah meneken deklarasi tersebut yang mendesak Israel mengakhiri pembatasan pengiriman bantuan kemanusiaan segera dan tanpa syarat dan supaya mereka segera membatalkan keputusannya untuk meningkatkan operasi militer di Gaza dengan tujuan merebut Kota Gaza.
Dalam kesempatan yang sama, DK PBB membahas bencana kemanusiaan di Gaza bersama pejabat PBB dan organisasi kemanusiaan yang memperingatkan bahwa bencana kelaparan berpotensi merebak di seluruh wilayah Gaza.
"Kelaparan di Gaza sudah terjadi. Ini kelaparan yang direkayasa, yang telah diprediksi, kelaparan buatan manusia," ujar Inga Ashing, CEO Save the Children.
"Saat ini, anak-anak di Gaza secara sistematis dibuat kelaparan hingga meninggal. Ini kebijakan yang disengaja. Ini merupakan penggunaan kelaparan sebagai metode perang dalam bentuk yang paling nyata," tegasnya.
Inga Ashing menyebutkan klinik Save the Children di Gaza dipenuhi anak-anak miskin yang mengalami malanutrisi parah hingga tidak memiliki tenaga untuk berbicara atau bahkan menangis kesakitan. Mereka terbaring kurus kering, benar-benar sekarat.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Joyce Msuya, menyampaikan kepada anggota Dewan bahwa lebih dari setengah juta warga Palestina di Gaza menghadapi kelaparan, kemiskinan ekstrem, dan kematian, atau sekitar seperempat dari total populasi.
Jumlah itu diperkirakan bisa meningkat menjadi lebih dari 640.000 orang pada akhir September.
Msuya menegaskan bahwa bencana kelaparan terjadi di Kegubernuran Gaza, wilayah yang sebelumnya menjadi pusat kota Gaza, dan diperkirakan akan menyebar ke Deir al-Balah serta Khan Younis pada akhir bulan depan jika tidak ada perubahan besar di lapangan.
"Tidak ada satu orang pun di Gaza yang luput dari kelaparan," kata dia. "Bencana ini bukan sekedar akibat dari kelaparan atau suatu bentuk bencana alam. Ini bencana yang diciptakan, hasil dari konflik yang telah menyebabkan jumlah korban tewas rakyat sipil, korban cedera, kehancuran, dan pengungsi yang masif," tuturnya.
Otoritas kesehatan Gaza, Rabu, menyatakan kelaparan merenggut nyawa 10 orang lagi, termasuk 2 anak-anak. Dengan demikian, jumlah warga Gaza yang meninggal akibat kelaparan telah menyentuh 313 orang, termasuk 119 anak-anak.
Blokade total Zionis Israel sejak Maret telah menyebabkan bencana besar bagi 2,4 juta warga Gaza yang harus menghadapi ancaman kelaparan, penyakit menular, dan runtuhnya sistem layanan umum.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Zionis Israel Benjamin Netanyahu dan bekas kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait agresinya di wilayah tersebut. (Anadolu/Ant/I-2)
Status negara Palestina di PBB membutuhkan persetujuan Dewan Keamanan PBB.
EMPAT dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB mengecam rencana Israel untuk menduduki Gaza dalam pertemuan darurat pada Minggu (10/8).
Sejumlah negara di dunia mengecam keras rencana Israel mengambil alih Gaza City, menilai langkah itu akan memperburuk konflik dan memicu pertumpahan darah.
DEWAN Keamanan PBB akan bersidang mengenai keputusan Israel untuk menduduki Kota Gaza, Palestina, pada Minggu (10/8) dari yang sebelumnya dijadwalkan pada Sabtu (9/8).
JURU Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, mengatakan Bangkok siap berdialog dengan Kamboja perihal meningkatnya eskalasi di perbatasan.
Ketika Israel membunuh Anas Al-Sharif, bersama seluruh kru Al-Jazeera di Kota Gaza pada 10 Agustus, Reuters memilih untuk memublikasikan klaim Israel yang sepenuhnya tidak berdasar.
ISRAEL dengan sengaja menjadikan jurnalis sebagai target serangan mereka. RSF menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan pembantaian jurnalis.
LIMA jurnalis termasuk di antara setidaknya 20 orang yang tewas, kemarin, akibat serangan Israel menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Jalur Gaza, Palestina.
INVESTIGASI gabungan yang dilakukan media milik warga Israel-Palestina, +972 Magazine dan Local Call, mengungkapkan keberadaan unit khusus, Sel Legitimasi, di tubuh militer Israel yang secara sistematis berupaya mendiskreditkan jurnalis Palestina di Jalur Gaza.
KABINET Israel menyetujui rencana pendudukan Kota Gaza dalam pertemuan pada Kamis (21/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved