Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Israel kembali Serang Rumah Sakit Tewaskan 20 Orang Termasuk Lima Jurnalis

Khoerun Nadif Rahmat
26/8/2025 07:47
Israel kembali Serang Rumah Sakit Tewaskan 20 Orang Termasuk Lima Jurnalis
Warga Palestina mengevakuasi seorang tenaga medis yang terluka akibat serangan Israel di Rumah Sakit Nasser, Khan Yunis, Jalur Gaza bagian selatan, kemarin.(AFP)

LIMA jurnalis termasuk di antara setidaknya 20 orang yang tewas, kemarin, akibat serangan Israel menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Jalur Gaza, Palestina. Demikian disampaikan juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal.

Ketika ditanya AFP tentang serangan yang menargetkan satu gedung di kompleks medis tersebut, militer Israel mengatakan sedang memeriksa laporan tersebut. Sindikat Jurnalis Palestina mengatakan sekelompok reporter tewas saat menjalankan tugas jurnalistik, akibat pengeboman Israel yang menargetkan mereka di Rumah Sakit Nasser.

Para reporter yang tewas itu ialah jurnalis foto Hossam Al-Masri, Mohammad Salama, dan Mariam Dagga, serta jurnalis Moaz Abu Taha dan Ahmad Abu Aziz. Juru bicara jaringan televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar, kemarin, mengonfirmasi bahwa jurnalis foto dan juru kameranya, Mohammad Salama, tewas dalam serangan di kompleks medis tersebut.

Tiga jurnalis lain bekerja dengan beberapa media Palestina dan internasional. Associated Press mengatakan Mariam Dagga, 33, ialah pekerja lepas untuk kantor berita tersebut tetapi tidak sedang bertugas dengan media tersebut ketika ia terbunuh. Reuters mengatakan bahwa salah satu jurnalis yang tewas, Hossam Al-Masri, dan salah satu yang terluka, Hatem Khaled, ialah wartawan kontrak untuk kantor berita tersebut. 

Middle East Eye mengakui Salama dan Abu Aziz sebagai jurnalisnya. Sedangkan Abu Taha diketahui bekerja untuk NBC.

Pesawat tanpa awak

Basal mengatakan satu pesawat tanpa awak peledak Israel menargetkan bangunan di Rumah Sakit Nasser. Ini diikuti oleh serangan udara saat para korban luka sedang dievakuasi. 

Pembatasan media di Gaza dan kesulitan dalam mengakses banyak daerah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan detail yang diberikan badan pertahanan sipil atau militer Israel. Rekaman AFP sesaat setelah serangan menunjukkan asap memenuhi udara dan puing-puing ledakan di lantai luar rumah sakit.

Warga Palestina bergegas membantu para korban serta membawa jenazah berlumuran darah dan potongan tubuh ke kompleks medis. Satu jenazah terlihat berada di lantai atas gedung yang menjadi sasaran dan seorang pria berteriak minta pertolongan di bawahnya.

Seorang perempuan yang mengenakan pakaian medis dan jas putih termasuk di antara korban luka. Ia dibawa ke rumah sakit dengan tandu dengan kaki yang diperban tebal dan darah berceceran di seluruh pakaiannya.

Kejahatan perang

Sebelum pembunuhan terbaru itu, kelompok advokasi media Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Reporters Without Borders mengatakan sekitar 200 jurnalis telah tewas dalam perang Gaza. Awal bulan ini, empat staf Al Jazeera dan dua pekerja lepas tewas dalam serangan udara Israel di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza yang memicu kecaman luas. 

Militer Israel menuduh Anas al-Sharif--seorang koresponden terkemuka Al Jazeera yang tewas dalam serangan itu--memimpin kelompok Hamas dan bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga Israel. "Jurnalis ialah warga sipil. Mereka tidak boleh menjadi sasaran dalam perang. Dan melakukan hal itu merupakan kejahatan perang," ujar Jodie Ginsberg, kepala eksekutif CPJ, kepada AFP saat itu.

Perang genosida Israel menewaskan sedikitnya 62.686 warga Palestina, sebagian besar warga sipil. Demikian menurut angka dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Saat serangan brutal Israel terus berlangsung setiap hari, bencana kelaparan semakin mencekik warga Gaza sebagaimana dipastikan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) pada Jumat (22/8). Banyak pihak yang mendesak agar blokade Israel terhadap bantuan pangan ke Gaza segera dicabut. 

Sumud Nusantara

Upaya terbaru datang Konvoi Sumud Nusantara, gerakan solidaritas melibatkan sejumlah negara, termasuk anggota ASEAN. Armada bantuan Sumud Nusantara merupakan bagian dari koalisi Global Sumud Flotilla dan akan membawa bantuan penting ke Gaza, tempat lebih dari setengah juta orang terjebak dalam kelaparan.

Penyelenggara koalisi itu mengatakan mereka berharap dapat menembus barikade angkatan laut Israel dan menciptakan koridor kemanusiaan agar lebih banyak kapal yang membawa bantuan dapat melewatinya. Misi ini melibatkan tim dari delapan negara, antara lain Indonesia, Maladewa, Bangladesh, Pakistan, dan akan dipimpin Malaysia, meskipun jumlah pasti kapal yang berlayar belum diketahui.

Konvoi kapal bantuan akan berlayar ke Gaza dalam dua kelompok terpisah pada tanggal yang berbeda. Kelompok pertama diperkirakan berangkat pada 31 Agustus dan kelompok kedua pada 4 September.

Kapal-kapal dari negara-negara Asia Tenggara akan terlebih dahulu menuju Spanyol, persinggahan penting sebelum melanjutkan perjalanan mereka yang menantang menuju Gaza, membawa pasokan vital dan sangat dibutuhkan. Kelompok kedua akan terlebih dahulu menuju Tunisia sebelum bergabung dengan kapal-kapal dari Asia Tenggara untuk perjalanan terakhir ke Gaza.

Partisipasi Indonesia 

PM Malaysia Anwar Ibrahim melepas rombongan Sumud Nusantara yang mencapai hampir 100 peserta di Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur, Minggu (24/8). "Ini bukan suara partisan, bukan suara komunal, atau suara provinsi. Ini suara kolektif. Ini suara rakyat Malaysia," ujar Anwar dilansir Mayan Mail, kemarin.

Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menilai partisipasi Indonesia dalam aksi solidaritas Sumud Nusantara untuk Gaza sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat sipil lintas negara terhadap penderitaan rakyat Palestina. "Setiap upaya kemanusiaan yang bertujuan meringankan beban rakyat Gaza patut kita apresiasi,” ujar Amelia saat dihubungi, kemarin.

Meski demikian, ia menekankan pentingnya menjaga keselamatan para relawan serta memastikan langkah-langkah yang diambil tetap berada dalam koridor hukum internasional. Inisiatif seperti Sumud Nusantara sekaligus menjadi bukti nyata bahwa tiga jalur diplomasi dapat berjalan beriringan, yaitu melalui pemerintah dan parlemen, lembaga nonpemerintah dan akademisi, serta masyarakat sipil dan komunitas internasional.

"Ketiganya saling melengkapi dan menjadi kekuatan moral untuk mendorong dunia agar lebih serius menuntaskan krisis kemanusiaan di Gaza," tegas Amelia. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
  • Sel Legitimasi untuk Manipulasi Informasi

    23/8/2025 08:05

    INVESTIGASI gabungan yang dilakukan media milik warga Israel-Palestina, +972 Magazine dan Local Call, mengungkapkan keberadaan unit khusus, Sel Legitimasi, di tubuh militer Israel yang secara sistematis berupaya mendiskreditkan jurnalis Palestina di Jalur Gaza.

  • Badai Fitnah Terpa Jurnalis Palestina, Gaza dalam Bahaya

    22/8/2025 07:06

    MILITER Israel (IDF) telah membunuh hampir 270 jurnalis di Jalur Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023, menurut data dari Al Jazeera.