Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Pendudukan Penuh Israel di Gaza City, 900 Ribu Warga Palestina Terancam Pengusiran

Dhika Kusuma Winata
09/8/2025 13:23
Pendudukan Penuh Israel di Gaza City, 900 Ribu Warga Palestina Terancam Pengusiran
Benjamin Netanyahu.(Al Jazeera)

SEKITAR 900 ribu warga Palestina di Gaza City kini menghadapi ancaman pengusiran massal setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melakukan pendudukan militer di kota terbesar di Jalur Gaza tersebut.

Langkah Israel itu menjadi eskalasi besar dan diperkirakan memicu pemindahan paksa warga yang telah kelelahan dan terjebak dalam kondisi kelaparan akibat blokade bantuan kemanusiaan.

Gaza City saat ini menjadi tempat berlindung bagi hampir satu juta orang. Kekacauan melanda pada Jumat setelah kabinet Israel mengesahkan rencana baru pendudukan penuh tersebut.

Dilaporkan Al Jazeera, Israel belum memberikan waktu pasti untuk mengambil alih Gaza City. Namun, tanda-tanda operasi darat sudah terlihat, termasuk pergerakan pasukan di sepanjang perbatasan selatan Israel dengan Gaza.

Pemindahan paksa hingga 900 ribu warga diperkirakan memakan waktu beberapa minggu.

Adapun rencana jangka panjang Israel, yang mencakup penguasaan keamanan di wilayah itu dan pembentukan administrasi sipil alternatif selain Hamas maupun Otoritas Palestina, bisa berlangsung hingga bertahun-tahun.

Di tengah kabar eskalasi tersebut, serangan Israel terhadap penduduk Gaza terus berlanjut. Sedikitnya 36 orang tewas sejak Jumat pagi, termasuk 21 orang yang sedang berupaya mendapatkan bantuan.

Di antara serangan tersebut, sebuah drone Israel menyerang wilayah Bani Suheila di selatan Gaza, tepatnya timur Kota Khan Younis dan menewaskan dua warga Palestina.

Al Jazeera juga melaporkan seorang warga tewas ditembak pasukan Israel di Gaza utara saat mencari bantuan.

Selain itu, sedikitnya dua orang tewas di lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh GHF, lembaga bentukan Israel dan Amerika Serikat dan Israel.

Yayasan kontroversial yang selama ini mengoperasikan titik distribusi bantuan tersebut dilaporkan akan menambah 12 lokasi distribusi baru di Jalur Gaza. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya