Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Jumat (2/2) bahwa pihaknya memperkirakan setidaknya 17.000 anak di Jalur Gaza dibiarkan tanpa pendamping atau dipisahkan hampir empat bulan setelah perang.
"Masing-masing memiliki kisah kehilangan dan kesedihan yang memilukan," kata Jonathan Crickx, juru bicara badan anak-anak PBB UNICEF di wilayah Palestina. "Angka ini setara dengan satu persen dari keseluruhan populasi pengungsi sekitar 1,7 juta orang," katanya pada konferensi pers di Jenewa melalui tautan video dari Jerusalem.
Masing-masing, "Ialah seorang anak yang mulai menerima kenyataan baru yang mengerikan." Crickx mengatakan bahwa menelusuri identitas anak-anak tersebut terbukti sangat sulit, karena kadang-kadang mereka dibawa ke rumah sakit ketika mereka mungkin terluka atau syok, dan, "Mereka bahkan tidak bisa menyebutkan nama mereka."
Baca juga : Apa itu Keputusan Sela Sidang Dugaan Genosida Gaza oleh Israel?
Ia mengatakan, pada saat konflik, merupakan hal yang lumrah bagi keluarga besar untuk mengasuh anak-anak yang kehilangan orangtua. Namun, di Gaza, "Karena kurangnya makanan, air, atau tempat tinggal, keluarga besar mereka sendiri tertekan dan menghadapi tantangan untuk segera merawat anak lain karena mereka sendiri berjuang memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga mereka sendiri," kata Crickx.
Secara garis besar, UNICEF mengartikan anak yang dipisahkan ialah mereka yang tidak punya orangtua. Sedangkan anak tanpa pendamping ialah mereka yang terpisah dan tidak punya sanak saudara lain.
Dia mengatakan kesehatan mental anak-anak di Gaza sangat terpengaruh oleh perang. "Mereka menunjukkan gejala-gejala seperti tingkat kecemasan yang sangat tinggi, kehilangan nafsu makan, tidak bisa tidur, emosi mereka meledak-ledak atau panik setiap kali mendengar ledakan," jelasnya.
Baca juga : Dua Ibu di Jalur Gaza Dibunuh Israel setiap Satu Jam
Sebelum konflik meletus, UNICEF memperkirakan lebih dari 500.000 anak di Jalur Gaza membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial. Kini mereka yakin bahwa, "Hampir semua anak membutuhkan," bantuan tersebut sekitar lebih dari satu juta anak, kata Crickx.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel melancarkan serangan militer tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 27.131 orang di Gaza. Sebagian besar korban tewas ialah perempuan dan anak-anak. Ini menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
"Anak-anak tidak ada hubungannya dengan konflik ini. Namun mereka menderita seperti anak-anak lain yang tidak boleh menderita," kata Crickx.
Baca juga : PBB sangat Terusik Israel Ingin Usir Warga Gaza
"Tidak boleh ada anak yang mengalami tingkat kekerasan seperti yang terjadi pada 7 Oktober atau tingkat kekerasan yang kita saksikan sejak saat itu." Dia menyerukan gencatan senjata sehingga UNICEF dapat melakukan penghitungan yang tepat terhadap anak-anak yang tidak didampingi atau dipisahkan, melacak kerabatnya, dan memberikan dukungan kesehatan mental. (AFP/Z-2)
Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina dan yang pertama di antara negara-negara demokrasi kaya G7 yang melakukannya.
PEMERINTAH Indonesia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan niat untuk mengakui Negara Palestina.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved