Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Jumat (2/2) bahwa pihaknya memperkirakan setidaknya 17.000 anak di Jalur Gaza dibiarkan tanpa pendamping atau dipisahkan hampir empat bulan setelah perang.
"Masing-masing memiliki kisah kehilangan dan kesedihan yang memilukan," kata Jonathan Crickx, juru bicara badan anak-anak PBB UNICEF di wilayah Palestina. "Angka ini setara dengan satu persen dari keseluruhan populasi pengungsi sekitar 1,7 juta orang," katanya pada konferensi pers di Jenewa melalui tautan video dari Jerusalem.
Masing-masing, "Ialah seorang anak yang mulai menerima kenyataan baru yang mengerikan." Crickx mengatakan bahwa menelusuri identitas anak-anak tersebut terbukti sangat sulit, karena kadang-kadang mereka dibawa ke rumah sakit ketika mereka mungkin terluka atau syok, dan, "Mereka bahkan tidak bisa menyebutkan nama mereka."
Baca juga : Apa itu Keputusan Sela Sidang Dugaan Genosida Gaza oleh Israel?
Ia mengatakan, pada saat konflik, merupakan hal yang lumrah bagi keluarga besar untuk mengasuh anak-anak yang kehilangan orangtua. Namun, di Gaza, "Karena kurangnya makanan, air, atau tempat tinggal, keluarga besar mereka sendiri tertekan dan menghadapi tantangan untuk segera merawat anak lain karena mereka sendiri berjuang memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga mereka sendiri," kata Crickx.
Secara garis besar, UNICEF mengartikan anak yang dipisahkan ialah mereka yang tidak punya orangtua. Sedangkan anak tanpa pendamping ialah mereka yang terpisah dan tidak punya sanak saudara lain.
Dia mengatakan kesehatan mental anak-anak di Gaza sangat terpengaruh oleh perang. "Mereka menunjukkan gejala-gejala seperti tingkat kecemasan yang sangat tinggi, kehilangan nafsu makan, tidak bisa tidur, emosi mereka meledak-ledak atau panik setiap kali mendengar ledakan," jelasnya.
Baca juga : Dua Ibu di Jalur Gaza Dibunuh Israel setiap Satu Jam
Sebelum konflik meletus, UNICEF memperkirakan lebih dari 500.000 anak di Jalur Gaza membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial. Kini mereka yakin bahwa, "Hampir semua anak membutuhkan," bantuan tersebut sekitar lebih dari satu juta anak, kata Crickx.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel melancarkan serangan militer tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 27.131 orang di Gaza. Sebagian besar korban tewas ialah perempuan dan anak-anak. Ini menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
"Anak-anak tidak ada hubungannya dengan konflik ini. Namun mereka menderita seperti anak-anak lain yang tidak boleh menderita," kata Crickx.
Baca juga : PBB sangat Terusik Israel Ingin Usir Warga Gaza
"Tidak boleh ada anak yang mengalami tingkat kekerasan seperti yang terjadi pada 7 Oktober atau tingkat kekerasan yang kita saksikan sejak saat itu." Dia menyerukan gencatan senjata sehingga UNICEF dapat melakukan penghitungan yang tepat terhadap anak-anak yang tidak didampingi atau dipisahkan, melacak kerabatnya, dan memberikan dukungan kesehatan mental. (AFP/Z-2)
Spekulasi soal posisi RI dalam isu Gaza menguat setelah Presiden Prabowo Subianto dianggap terlalu dominan dalam mengendalikan arah diplomasi.
Baznas salurkan bantuan kepada keluarga pengungsi Palestina di Mesir.
Indonesia didorong untuk melakukan tindakan yang tegas dalam mendukung Palestina tidak hanya sekedar pernyataaan-pernyataan dukungan.
Sektor pertahanan memperkuat peran aktif Indonesia di forum internasional untuk mendorong penyelesaian konflik global, termasuk di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina.
Israel berencana menyetujui proyek permukiman E1 di Tepi Barat yang tertunda. Namun proyek ini menuai kecaman internasional.
Pemerintah banyak melakukan sejumlah terobosan untuk membela Palestina yang termasuk pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.
Keputusan Indonesia meningkatkan langkah bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza didasari dengan semakin mendesaknya tuntutan aksi konkret akibat kekejaman Zionis Israel.
MENTERI Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan pihaknya telah menyiapkan daftar personel polisi Palestina yang akan menjalani pelatihan di Mesir dan Yordania.
JUMLAH kematian akibat malanutrisi di tengah pengepungan dan krisis pasokan makanan di Jalur Gaza bertambah menjadi 235 orang, termasuk 106 anak.
MILITER Israel menghancurkan lebih dari 300 rumah selama tiga hari terakhir di lingkungan Zeitoun, Jalur Gaza tengah. Ini merupakan rencana pendudukan yang sedang berlangsung.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI menyatakan bahwa Indonesia tidak pernah mengadakan pembicaraan dengan Israel dalam bentuk apa pun.
ANGKATAN bersenjata Israel kemungkinan akan masuk dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendatang terkait kekerasan seksual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved