Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

373 Warga Palestina Dibunuh Israel, 48 Jam Setelah Putusan ICJ

Zubaedah Hanum
29/1/2024 00:04
373 Warga Palestina Dibunuh Israel, 48 Jam Setelah Putusan ICJ
Ilustrasi(AFP/Koen Van Weel)

LEBIH dari 373 warga Palestina dibunuh Israel dalam waktu 48 jam setelah keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, yang meminta Israel menghentikan upaya genosida di Gaza. 

Demikian pernyataan lembaga pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania dalam pernyataannya Minggu (28/1) dikutip dari Telegram.

"Kami mendokumentasikan kematian lebih dari 373 warga Palestina dan melukai lebih dari 643 orang setelah keputusan Mahkamah Internasional," kata lembaga tersebut.

Baca juga : Israel Tidak Gubris Putusan Mahkamah Internasional soal Genosida di Gaza

Berikut hasil temuan lembaga lembaga pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania :

1. Pasukan Israel melanjutkan agresi mereka terhadap Jalur Gaza pada tingkat yang sama, termasuk membunuh warga sipil, memaksa mereka mengungsi, mencegah mereka kembali ke rumah mereka, dan membatasi bantuan dalam kerangka kejahatan genosida. 

2. Pasukan penjajah terus menargetkan rumah sakit yang masih beroperasi sebagian di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, dan hampir berhenti total akibat pengepungan dan penargetan.

Baca juga : Bela Israel di ICJ, Hakim Julia Sebutinde Tidak Diakui Negaranya Sendiri

3. Warga terpaksa menguburkan puluhan syuhada di halaman Rumah Sakit Nasser, dan membuat 4 kuburan massal di area Khan Yunis untuk menguburkan jenazah sehubungan dengan pengepungan dan penargetan Israel.

4. Hanya 87 truk bantuan yang memasuki Jalur Gaza pada hari Jumat (26/1) dan Sabtu (27/1), kurang dari separuh jumlah truk bantuan yang masuk sebelum keputusan pengadilan pada periode yang sama.

5. Tentara penjajah terus membunuh warga Palestina saat mereka berkumpul di Jalan Shalahuddin tenggara Kota Gaza, saat mereka menunggu truk bantuan.

6. Kami memantau tentara penjajah yang mendirikan pos pemeriksaan keamanan dan menganiaya warga di Jalan Al-Rashid (Al-Bahr), sebelah barat kamp Khan Yunis, setelah menutup semua jalan kecil yang digunakan warga untuk mengungsi.

7. Pasukan penjajah terus menghancurkan seluruh kawasan pemukiman, selain menghancurkan semua bangunan di kedalaman berkisar antara 1.000-1.500 meter dari pagar perbatasan di Jalur Gaza timur, dengan tujuan untuk membangun zona penyangga yang akan memotong lebih dari 15% dari luas Jalur Gaza.

"Kami memantau kelanjutan pernyataan Israel yang mencerminkan niat untuk terus melakukan kejahatan genosida, terutama yang dilakukan oleh kepala pemerintahan pendudukan, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Keuangannya, Bezalel Smotrich," tegas Euro-Mediterania.

Profil Lembaga Pemantau HAM Euro-Mediterania

Lembaga pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) Euro-Mediterania atau Euro-Mediterania Human Rights Monitor adalah organisasi nirlaba independen yang dipimpin oleh kaum muda yang mengadvokasi HAM semua orang di seluruh Eropa dan kawasan MENA, khususnya mereka yang hidup di bawah pendudukan, di tengah pergolakan perang atau kerusuhan politik dan/atau telah mengungsi karena penganiayaan atau konflik bersenjata.

Euro-Med Monitor didirikan pada November 2011 dan terdaftar di Swiss yang menjadi kantor pusat resminya. 

Ide Euro-Med Monitor terinspirasi dari keinginan masyarakat untuk memberontak melawan tirani dan penindasan yang melanda kawasan Arab pada tahun 2011 dan terus merembes ke mana-mana. 

Euro-Med Monitor berupaya mendukung gerakan-gerakan ini dengan menanamkan benih bagi mobilitas internasional dan menstimulasi organisasi hak asasi manusia dan pengambil keputusan untuk fokus pada pelanggaran hak masyarakat untuk berekspresi dan kebebasan.

Saat ini, selain kantor administratif/kebijakan kami di Jenewa (rumah bagi banyak badan PBB yang terkait dengan hak asasi manusia), Euro-Med Monitor memiliki kantor regional di Wilayah Pendudukan Palestina, selain perwakilan dan kolaborasi dengan organisasi yang melayani wilayah MENA yang tersisa. negara dan Eropa. 

Euro-Med dikelola oleh staf senior yang tersebar di negara-negara tersebut dan dipandu oleh Dewan Pengawas. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya