Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
ISRAEL terus melakukan serangan besar-besaran terhadap kota Khan Yunis, Gaza, yang terkepung, setelah 24 tentaranya tewas usai disergap pasukan Hamas Palestina di Kamp Al-Maghazi.
Badan kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan bahwa pasukan Israel pada Selasa (23/1), telah mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk bagian Khan Yunis yang menampung sekitar setengah juta penduduk dan pengungsi.
Perintah tersebut dikeluarkan ketika Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa warga Gaza sedang menghadapi bencana kerawanan pangan.
Baca juga : Hamas Rilis Kronologi Tewasnya Puluhan Tentara Israel di Maghazi
"Sebanyak 24 tentara Israel tewas pada Senin (22/1), 21 di antaranya adalah tentara cadangan yang dibunuh dengan tembakan granat berpeluncur roket," kata Juru Bicara Militer Daniel Hagari.
Menurut dia harga dari perang ini berat dan menyakitkan. Para pelayat menghadiri pemakaman para prajurit cadangan termasuk beberapa yang tidak ada hubungannya dengan almarhum.
Baca juga : Serang Rumah Sakit di Gaza selatan, Israel Bunuh 65 Orang
Israela Oron, dari Universitas Ben-Gurion di Negev, mengatakan meningkatnya kematian tentara yang sekarang berjumlah 221 akan mendorong masyarakat untuk menuntut jawaban yang jelas tentang maksud dan tujuan operasi di Gaza ini.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan penyelidikan telah diluncurkan atas bencana tersebut. Pertempuran berkobar di Khan Yunis, kota utama di selatan Gaza, yang menurut tentara Israel telah dikepung.
OCHA mengatakan dalam sebuah buletin bahwa pasukan Israel pada hari Selasa telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk wilayah Khan Yunis seluas empat kilometer persegi yang saat ini menampung sekitar 513.000 orang serta rumah sakit besar Nasser dan Al-Amal.
Kantor Presiden Palestina Mahmud Abbas mengecam tuntutan berbahaya bagi warga untuk pergi ke selatan. Israel bermaksud untuk mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka, sehingga menimbulkan konsekuensi yang tidak terduga.
Perang di Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 25.490 orang di Gaza, sekitar 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. (AFP/Z-4)
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
PM Otoritas Palestina Mohammad Mustafa tegaskan Hamas serahkan kendali Jalur Gaza dan senjata kepada Otoritas Palestina.
Pemerintahan AS boikot konferensi PBB untuk mendukung solusi dua negara, menyebutnya sebagai aksi publisits tidak tepat waktu.
Pejabat militer Israel mengungkap belum pernah ada bukti soal tudingan terhadap Hamas yang dituduh secara sistematis mencuri bantuan kemanusiaan di Gaza.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
PM Israel Benjamin Netanyahu dituding sengaja memperpanjang perang di Gaza demi kepentingan politik, khususnya menjelang pemilu nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved