Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INVASI militer Israel di Gaza, Palestina, kini termasuk yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah. Hanya dalam waktu dua bulan, serangan tersebut telah menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada penghancuran Aleppo di Suriah antara 2012 dan 2016, Mariupol di Ukraina, atau, secara proporsional, pemboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II.
Serangan ini telah membunuh lebih banyak warga sipil daripada yang dilakukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dalam kampanye tiga tahunnya melawan kelompok ISIS.
Militer Israel tidak banyak bicara mengenai jenis bom dan artileri yang digunakan di Gaza. Namun dari pecahan ledakan yang ditemukan di lokasi dan analisis rekaman serangan, para ahli yakin bahwa sebagian besar bom yang dijatuhkan di wilayah kantong yang terkepung tersebut adalah buatan AS.
Baca juga : Iran Berkabung atas 84 Orang Tewas dalam Dua Ledakan
Mereka mengatakan senjata-senjata tersebut termasuk penghancur bunker seberat 2.000 pon (900 kilogram) yang telah menewaskan ratusan orang di daerah padat penduduk. Dengan jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza mendekati 20.000 orang, komunitas internasional menyerukan gencatan senjata.
Israel berjanji untuk terus maju, dengan mengatakan pihaknya ingin menghancurkan kemampuan militer Hamas menyusul serangan lintas batas kelompok militan tersebut pada 7 Oktober yang memicu perang, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya.
Invasi tentara Zionis ini juga menjadi paling berbahaya bagi jurnalis. Selama 10 minggu pertama Israel telah membunuh 68 jurnalis, seperti diungkapkan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di AS pada Kamis (21/12).
Sebagian besar jurnalis dan pekerja media yang tewas dalam perang 61 dari 68 adalah warga Palestina. Laporan tersebut mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan pola penargetan jurnalis dan keluarga mereka yang dilakukan oleh militer Israel.
Empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon, termasuk jurnalis visual Reuters Issam Abdallah, juga terbunuh antara 7 Oktober dan 20 Desember, menurut data CPJ. (AFP/Z-4)
Aksi ini merupakan bagian dari program Global March yang didukung oleh negara-negara Maghrib seperti Tunisia, Algeria, Libya, dan Maroko.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
Mantan kontraktor keamanan GHF mengaku kepada BBC, ia menyaksikan rekan-rekannya menembaki warga Palestina.
Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai salah satu bentuk genosida paling brutal dalam sejarah modern
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved