Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Houthi Yaman Belokkan Kapal Kargo Tujuan Israel 

Zubaedah Hanum
15/12/2023 01:14
Houthi Yaman Belokkan Kapal Kargo Tujuan Israel 
Kapal kargo Maersk yang menjadi sasaran rudal militer Houthi ketika melewati pantai Yaman, Kamis (14/12).(X)

ANGKATAN Bersenjata Houthi Yaman berhasil memaksa sebuah kapal kargo tujuan Israel untuk berbelok, pada Kamis (14/12). Saat ini, kapal itu sedang menuju pelabuhan Yaman untuk bersandar.

Ambrey dan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan sebuah kapal yang melakukan perjalanan ke utara melalui Selat Bab al-Mandab telah diperintahkan untuk mengubah arah dan berlayar ke Yaman, dan ditembaki ketika kapal tersebut tidak melakukan hal tersebut.

"Sekelompok orang yang menggambarkan dirinya sebagai Angkatan Laut Yaman memberi tahu kami bahwa mereka mengalihkan jalur kapal menuju pantai Yaman," sebut Otoritas Perdagangan Maritim Inggris seperti dikutip dari Al-Jazeera, Kamis (14/12) malam.

Baca juga : AS Minta Dibantu Lawan Houthi Yaman, Ini Jawaban Australia

Ambrey mengatakan kelompok yang mengajukan tuntutan tersebut telah mengidentifikasi dirinya sebagai angkatan laut Yaman dan kemungkinan besar adalah Houthi. UKMTO mengatakan ledakan rudal terjadi hanya 50 meter dari sisi kapal.

Kapal curah yang menurut Ambrey ditumpangi pada hari Kamis telah menambah dan mengurangi kecepatan dalam kemungkinan melakukan manuver mengelak sebelum tampak terapung. Ambrey mengatakan sebuah kapal penangkap ikan berbendera Iran di sekitar lokasi sebelumnya telah mematikan transpondernya.

Baca juga : Rudal Jelajah Houthi Hantam Kapal Tanker Norwegia

Belum ada pernyataan resmi dari Yaman soal peristiwa ini. Yang jelas, kejadian ini bukan yang pertama. 

Sebelumnya, pada Rabu (13/12), sebuah kapal tanker Norwegia di Laut Merah ditembaki oleh orang-orang bersenjata di sebuah speedboat dan menargetkannya dengan rudal. Sementara kapal komersial kedua juga didekati oleh sebuah speedboat tetapi tidak diserang.

Laman The Jerusalem Post mengabarkan bahwa ada sebuah kapal kargo Maersk yang menjadi sasaran rudal ketika melewati pantai Yaman pada hari Kamis (14/12), kata perusahaan Denmark.

The Jerusalem Post mengatakan, belum jelas apakah insiden Maersk sama dengan yang dilaporkan oleh badan keamanan maritim di wilayah yang sama, ketika sebuah kapal ditembaki setelah diperintahkan untuk mengubah haluan dan berlayar ke Yaman.

Secara terpisah, perusahaan keamanan maritim Ambrey mengatakan sebuah kapal curah milik Bulgaria berbendera Malta dilaporkan ditumpangi di Laut Arab dekat pulau Socotra di Yaman.

AS kelimpungan cari bantuan

Serangkaian serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal telah membuat Amerika Seikat dan sekutunya kelimpungan. AS kemudian membujuk sejumlah negara seperti Australia untuk bergabung dalam koalisi angkatan laut yang dipimpin AS di Laut Merah.

Houthi Yaman telah menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar pantai Laut Merah sejak 2014. Sejak serbuan Israel ke Gaza, Palestina, dua bulan lalu, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengumumkan akan menyerang kapal-kapal dan menembakkan drone serta rudal yang melewati Laut Merah.

Utusan Khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderking, mengatakan kepada Reuters bahwa Washington menginginkan koalisi maritim “luasnya” untuk melindungi kapal-kapal di Laut Merah dan memberi sinyal kepada Houthi bahwa serangan tidak akan ditoleransi.

Menteri Pertahanan Iran Mohammad Reza Ashtiani memperingatkan bahwa rencana koalisi kekuatan angkatan laut AS dan sekutunya akan memicu konflik yang lebih besar.

"Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil tindakan di wilayah di mana kita memiliki dominasi," kata Ashtiani.

Dalam pernyataannya, Maersk mengatakan kapalnya Maersk Gibraltar sedang melakukan perjalanan dari Salalah di Oman ke Jeddah di Arab Saudi ketika ditembaki di dekat Selat Bab al-Mandab, yang menghubungkan Teluk Aden dan Laut Merah.

Mereka menyerukan tindakan politik untuk memastikan kendali cepat atas serangan baru-baru ini di wilayah tersebut, katanya, sambil memperingatkan bahwa situasi saat ini membahayakan nyawa pelaut dan tidak berkelanjutan bagi perdagangan global. (Reuters/Z-4)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya