Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEBUAH rudal jelajah tak berawak berbasis darat yang diluncurkan dari Yaman yang dikuasai Houthi menghantam sebuah kapal tanker komersial, di Selat Bab al-Mandab, Senin (11/12). Rudal ini pun menyebabkan kebakaran dan kerusakan tetapi tidak ada korban jiwa.
Insiden ini diungkapkan dua pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS). Kapal perusak Angkatan Laut AS USS Mason pada saat kejadian memberikan bantuan terhadap kapal tanker yang disasar rudal tersebut, STINDA, sekitar 60 mil laut utara Selat Bab al-Mandab.
Pejabat kedua mengatakan STINDA mampu kembali melanjutkan perjalanan di setelah serangan itu. Kapal tanker pengangkut bahan kimia tersebut berbendera Norwegia, dan pemiliknya yang berasal dari Norwegia, Mowinckel Chemical Tankers, serta manajer Hansa Tankers.
Baca juga : Rudal Huthi yang Meluncur ke Israel Dicegat di Laut Merah
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah terlibat dalam konflik tersebut yang telah menyebar ke seluruh Timur Tengah sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober. Mereka menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran penting dan menembakkan drone serta rudal ke arah Israel sendiri.
Pada Sabtu (9/12), kelompok Houthi menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel terlepas dari kewarganegaraan mereka. Mereka juga memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
Baca juga : PBB Hentikan Pengiriman Bantuan Makanan di Yaman Utara
STINDA telah memuat minyak nabati dan biofuel di Malaysia dan menuju Venesia, Italia, menurut data dari perusahaan pelacakan kapal Kpler. Belum jelas apakah STINDA mempunyai hubungan dengan Israel.
Kelompok tersebut, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengatakan bahwa serangan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina. Houthi berjanji akan terus melakukan serangan tersebut sampai Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza lebih dari 1.000 mil dari pusat kekuasaan Houthi di Sanaa.
Kelompok Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam Poros Perlawanan yang bersekutu dengan Iran dan telah membidik sasaran-sasaran Israel dan AS sejak sekutu Palestina mereka, Hamas, menyerang Israel.
Selama minggu pertama Desember, tiga kapal komersial diserang di perairan internasional. Kapal perusak Angkatan Laut AS melakukan intervensi.
Bulan lalu Houthi juga menyita sebuah kapal kargo milik Inggris yang memiliki hubungan dengan perusahaan Israel. AS dan Inggris mengutuk serangan terhadap kapal tersebut, dan menyalahkan Iran atas perannya dalam mendukung Houthi.
Teheran mengatakan sekutunya itu mengambil keputusan secara mandiri. Arab Saudi telah meminta AS untuk menahan diri dalam menanggapi serangan tersebut. (CNA/Z-4)
Houthi belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu yang membuat Eternity kehilangan tenaga mesin di lepas pantai kota Hodeida yang dikuasainya.
Serangan kelompok Houthi Yaman menyebabkan kerusakan struktural yang parah, memaksa awak kapal meninggalkan kapal di perairan yang ganas di lepas pantai Yaman.
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman kembali melancarkan aksi mereka, mengakhiri masa tenang selama beberapa bulan terakhir.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
PARA pemimpin Iran menyadari bahwa mereka sendiri yang harus melawan AS dan Israel. Republik Islam itu tidak punya jaringan proksi dan sekutu di Timur Tengah dan sekitarnya.
Pejabat senior Houthi yang didukung Iran menyatakan akan meminta pertanggungjawaban Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas serangan udara terhadap fasilitas nuklir.
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved