Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Bantah Tolak Bahan Bakar, Hamas: Serangkaian Kebohongan Israel

Wisnu Arto Subari
13/11/2023 16:10
Bantah Tolak Bahan Bakar, Hamas: Serangkaian Kebohongan Israel
Pasien dan pengungsi di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023 saat pertempuran sedang berlangsung.(AFP/Khader Al Zanoun.)

HAMAS membantah bahwa pihaknya telah menolak pasokan bahan bakar yang diduga ditawarkan oleh Israel untuk digunakan di rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, Palestina. Rumah sakit mengalami kekurangan bahan bakar akibat perang rezim yang sedang berlangsung melawan wilayah yang terkepung.

Gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza membuat pernyataan tersebut pada Minggu (13/11) malam mengenai pasokan 300 liter bahan bakar yang diduga ditawarkan oleh rezim pendudukan untuk Rumah Sakit al-Shifa di Gaza.

"Sebagai bagian dari serangkaian kebohongan yang disebarkan oleh pendudukan (setiap hari), juru bicara tentara Nazi mengatakan mereka telah menawarkan kepada administrasi Rumah Sakit al-Shifa untuk memasok rumah sakit tersebut dengan sejumlah bahan bakar, tetapi Gerakan Hamas menolaknya," kata pernyataan itu sebagaimana dilansir abna24.

Baca juga: Israel Tuduh Hamas Bangun Kompleks di Bawah Rumah Sakit

Hamas menekankan bahwa kebutuhan bahan bakar rumah sakit jauh melebihi pasokan yang terbatas. "Tawaran tersebut meremehkan rasa sakit dan penderitaan para pasien yang terjebak di dalam tanpa air, makanan, atau listrik. Jumlah ini tidak cukup untuk mengoperasikan generator rumah sakit selama lebih dari tiga puluh menit."

Gerakan ini mencatat bahwa rezim pendudukan Israel, "Mencari tawaran ini untuk meluncurkan kampanye propaganda murahan untuk mempercantik wajah buruknya dan menyembunyikan kejahatannya terhadap kemanusiaan, pengeboman rumah sakit, pembunuhan staf medis, dan membahayakan nyawa pasien dengan memotong pasokan bahan bakar, air, dan obat-obatan," ke Gaza.

Baca juga: Tentara Israel Siap Evakuasi Bayi, ini Respons Pejabat Palestina

Hamas juga memperbarui seruannya kepada PBB dan komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi guna menyalurkan bahan bakar ke Jalur Gaza dalam membantu operasional rumah sakit, "Serta menghentikan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional yang dilakukan oleh entitas pendudukan fasis."

Gerakan ini menekankan bahwa mereka tidak berperan dalam keputusan yang dibuat oleh manajemen rumah sakit dan bukan bagian dari struktur pengambilan keputusan. "Rumah sakit sepenuhnya tunduk pada otoritas Kementerian Kesehatan Palestina."

Baca juga: Turki Bantah Tuduhan Video Hamas Serang RS dan Curi Obat

Israel memulai perangnya di Gaza pada 7 Oktober menyusul operasi kelompok perlawanan di wilayah tersebut. Lebih dari 11.000 warga Palestina, termasuk 4.506 anak-anak, telah tewas, dan 27.490 lain menderita luka-luka sejauh ini. Rezim juga telah memutus aliran pasokan dasar seperti air, listrik, obat-obatan, dan bahan bakar ke wilayah padat penduduk yang menampung lebih dari dua juta warga Palestina.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 21 dari 35 rumah sakit dengan fasilitas rawat inap telah berhenti berfungsi karena kerusakan akibat penembakan dan serangan udara Israel atau kekurangan bahan bakar.

Baca juga: Gedung Putih Batalkan Klaim Biden Lihat Foto Anak Dipenggal Hamas

Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Youssef Abu Rish, mengatakan pada Minggu bahwa kekurangan bahan bakar di Rumah Sakit Al-Shifa telah merenggut nyawa lima bayi prematur dan tujuh pasien yang sakit kritis, dan menambahkan, "Kami khawatir jumlah korban akan bertambah pada pagi hari."

Sepanjang perang, rezim pendudukan telah melakukan sejumlah serangan terhadap sistem layanan kesehatan di Gaza, termasuk rumah sakit dan ambulans, dengan tuduhan bahwa sistem tersebut digunakan untuk menampung atau mengangkut pejuang Palestina. Organisasi Kesehatan Dunia mencatat setidaknya 137 serangan Israel terhadap staf layanan kesehatan di Gaza, menewaskan 521 orang, dan melukai 686 lain. ​(Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya