Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMENANG Hadiah Nobel Perdamaian asal Iran Narges Mohammadi mulai menggelar aksi mogok makan di penjara, Senin (6/11). Tujuannya memprotes kegagalan penjara dalam memberikan akses terhadap perawatan medis.
Advokat hak-hak perempuan itu memenangkan Nobel Perdamaian tersebut pada 6 Oktober sebagai teguran kepada para pemimpin teokratis Teheran, yang menuduh komite Nobel ikut campur dan mempolitisasi isu hak asasi manusia.
Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA) melaporkan pihak berwenang tidak mengizinkan perempuan berusia 51 tahun itu pergi ke rumah sakit untuk perawatan jantung dan paru-paru minggu lalu. Alasannya dia menolak mengenakan jilbab.
Baca juga: Raisi akan menghadiri KTT Gaza di Arab Saudi
Komite Nobel Norwegia, Senin (6/11), mendesak pemerintah Iran untuk memberikan bantuan medis yang dibutuhkan Mohammadi.
“Persyaratan bahwa narapidana perempuan harus mengenakan jilbab agar bisa dirawat di rumah sakit, tidak manusiawi, dan tidak dapat diterima secara moral,” kata komite tersebut.
HRANA menyatakan Mohammadi melakukan mogok makan untuk memprotes kegagalan pihak berwenang memenuhi tuntutannya, termasuk penolakan mereka untuk memindahkannya ke rumah sakit spesialis.
Baca juga: Iran Ajak Negara Muslim Boikot Produk Israel dan Setop Ekspor Minyak
“Perampasan ini berlanjut atas perintah otoritas penjara,” tambah HRANA.
Pada 29 dan 30 Oktober, Mohammadi dan sekelompok perempuan yang ditahan di penjara Evin Iran memprotes penolakan otoritas penjara untuk mengirim Mohammadi ke rumah sakit untuk perawatan, menurut pernyataan keluarga Mohammadi.
"Dia bersedia mempertaruhkan nyawanya dengan tidak mengenakan jilbab yang dipaksakan bahkan untuk perawatan medis," kata pernyataan 1 November, yang ditulis sebelum pengumuman Senin (6/11), mengenai mogok makan yang dilakukan peraih Nobel tersebut.
Mohammadi telah ditangkap lebih dari belasan kali dalam hidupnya dan ini adalah ketiga kalinya dia dipenjara di penjara Evin sejak 2012. Dia menjalani beberapa hukuman sekitar 12 tahun penjara atas tuduhan termasuk menyebarkan propaganda melawan Republik Islam.
“Kami prihatin dengan kondisi fisik dan kesehatan Narges Mohammadi,” tulis kampanye Free Narges Mohammadi di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. (France24/Z-1)
Upacara penyerahan Nobel Perdamaian itu, sesuai trandisi, akan digelar di Oslo pada 10 Desember, perayaan kematian pencipta hadiah Nobel Alfred Nobel pada 1896.
Ketika berusia 15 tahun, Yousafzai ditembak di bagian kepala oleh militer Tehreek-e-Taliban Pakistan karena berjuang untuk kesetaraan pendidikan bagi anak perempuan.
Ressa, salah satu pendiri laman daring berita Rappler, bersama wartawan Rusia Dmitry Muratov diganjar Nobel Perdamaian, Oktober lalu, atas kerja mereka menjaga kebebasan berekspresi.
Pengadilan Banding Filipina memutuskan Ressa, pendiri laman daring berita Rappler, bisa melakukan perjalanan ke Norwegia antara 8 dan 13 Desember. (
Pemasukan dari penjualan medali itu seluruhnya akan disumbangkan kepada Aksi Kemanusiaan untuk Anak Ukraina yang Menjadi Korban Perang yang digelar UNICEF.
Trimble, arsitek kunci perdamaian damai 1998 di provinsi Britania Raya itu, memenangkan Nobel Perdamaian bersama pemimpin kelompok pro-Irlandia John Hume.
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved