Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PRESIDEN Iran Ebrahim Raisi diperkirakan akan menghadiri konferensi Tingkat Tinggi (KTT) puncak di ibu kota Arab Saudi, Jeddah, pada Minggu (13/11). KTT ini membahas perang Israel-Hamas.
Kunjungannya akan menjadi kunjungan pertama Raisi ke kerajaan Teluk tersebut sejak kedua negara sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun terputus. Normalisasi keduanya ditengahi Tiongkok dan diumumkan pada Maret.
KTT ini diselenggarakan Organisasi Kerja sama Islam (OKI), sebuah blok beranggotakan 57 negara mayoritas Muslim yang berbasis di Jeddah. Rencananya akan berlangsung satu hari setelah pertemuan darurat para pemimpin Liga Arab mengenai perang, juga di ibu kota Saudi, Riyadh.
Baca juga: Duduki Patung Liberty, Warga Yahudi New York Tuntut Gencatan Senjata di Gaza
“Presiden Raisi akan menghadiri pertemuan puncak OKI di Riyadh,” kata sumber yang mengetahui rencana pertemuan tersebut kepada AFP tanpa mau disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk membahas rencana tersebut dengan media.
OKI telah berulang kali menentang serangan terhadap warga sipil di Gaza, di mana Israel berusaha melenyapkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober, yang menurut para pejabat Israel menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas, sebagian besar warga sipil, dan 240 orang disandera.
Baca juga: Hamas Sebut Korban Jiwa Serangan Israel di Jalur Gaza Tembus 10 Ribu
Jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 10.000 orang, termasuk lebih dari 4.000 anak-anak, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas pada hari Senin setelah hampir satu bulan pemboman Israel tanpa henti.
Raisi dan penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengadakan panggilan telepon pertama mereka pada 12 Oktober di mana keduanya menyuarakan dukungan untuk perjuangan Palestina dan, menurut kantor berita Iran, IRNA, membahas perlunya mengakhiri kejahatan perang melawan Palestina.
Tidak ada negara yang mengakui Israel, meskipun sebelum perang pecah, Arab Saudi terlibat dalam diskusi yang ditengahi oleh Amerika Serikat mengenai kemungkinan normalisasi.
Iran telah lama memberikan dukungan finansial dan militer untuk Hamas. Para pejabat Saudi sangat khawatir tentang kemungkinan meluasnya perang yang dapat menggagalkan agenda reformasi Visi 2030 yang diusung Pangeran Mohammed bin Salman yang bertujuan untuk mengalihkan eksportir minyak mentah terbesar di dunia itu dari bahan bakar fosil. (AFP/Z-3)
Tantangan yang dihadapi kedua negara, Indonesia dan Iran, ialah tidak saling mengenal atau kurangnya pengenalan antarkedua negara.
MASOUD Pezeshkian, mantan dokter bedah jantung berdarah Azerbaijan, terpilih menjadi presiden Iran menggantikan Ebrahim Raisi yang tewas karena kecelakaan helikopter.
MASOUD Pezeshkian seorang politisi dan ahli bedah, baru saja terpilih sebagai Presiden Iran. Dikenal luas di Iran, Pezeshkian membawa pengalaman luas dalam bidang medis dan politik
Pezeshkian, kandidat presiden Iran dari kubu reformis, memenangi putaran kedua pemilu presiden Iran mengalahkan pesaingnya dari kubu garis keras konservatif Saeed Jalili.
Pemerintah Iran telah menyetujui enam kandidat, termasuk Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, bertarung dalam pemilihan presiden pascakematian Presiden Ebrahim Raisi.
Belum ada tanda-tanda perang Hamas-Israel yang telah mencapai bulan kedelapan di mana Iran memainkan peran besar akan segera berakhir.
Video tawanan Israel yang kurus dan lemah di Gaza memicu kecaman global. Negara Barat menuntut pembebasan segera.
Witkoff menyatakan bahwa sebagian besar warga Israel ingin para sandera pulang dan sebagian besar warga Gaza juga ingin para sandera pulang.
Israel menganggap perlucutan senjata Hamas sebagai salah satu dari beberapa syarat utama bagi kesepakatan apa pun untuk mengakhiri konflik.
Satu staf Palang Merah Palestina dilaporkan tewas, tiga lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menghantam markas PRCS.
Hamas menegaskan tidak akan menyerahkan senjata, kecuali terbentuk negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
PEMERINTAH Gaza menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan untuk menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved