Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Presiden AS Ke-39, Jimmy Carter Tutup Usia di 100 Tahun

Thalatie K Yani
30/12/2024 04:56
Presiden AS Ke-39, Jimmy Carter Tutup Usia di 100 Tahun
Jimmy Carter, presiden ke-39 Amerika Serikat dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian, meninggal dunia pada 29 Desember 2024 di usia 100 tahun. (White House)

JIMMY Carter, presiden Amerika Serikat ke-39 meninggal dunia pada Minggu, 29 Desember, di usia 100 tahun yang memecahkan rekor.  Carter memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian dan mengubah warisannya dari pemimpin satu periode menjadi seorang humanis yang dicintai.

Putranya, James E. Carter III, mengonfirmasi Carter meninggal di rumahnya di Plains, Georgia, sebagaimana dilaporkan oleh The Washington Post. Carter Center juga mengumumkan kabar duka ini melalui sebuah unggahan di X (sebelumnya Twitter).  

Istrinya selama hampir delapan dekade, Rosalynn Carter, meninggal 13 bulan sebelumnya pada usia 96 tahun. Carter terakhir kali tampil di depan publik pada November 2023 untuk menghadiri upacara penghormatan atas kepergian istrinya.  

Carter meninggalkan empat anaknya bersama Rosalynn: Jack, Chip, Jeff, dan Amy. Pada Maret 2019, ia menjadi presiden Amerika tertua yang masih hidup, sekaligus menjalani masa pensiun terpanjang setelah meninggalkan Gedung Putih. Pernikahan Carter dan Rosalynn yang berlangsung selama 77 tahun juga menjadi yang terpanjang dalam sejarah pasangan presiden AS.  

Pada Februari 2023, Carter Center mengumumkan mantan presiden tersebut dipindahkan ke perawatan paliatif, setelah menjalani serangkaian rawat inap singkat. Ia memutuskan menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarga.  

Keberlanjutan hidup Carter di bawah perawatan paliatif mengejutkan keluarganya. Jason Carter, cucunya, mengatakan pada September 2023 bahwa kondisi ini menjadi “berkat yang nyata.”  

“Ini adalah bagian penting dari perjalanan spiritualnya,” kata Jason. “Momen ini sangat bermakna dan reflektif baginya.”  

Meski menghadapi berbagai tantangan kesehatan dalam satu dekade terakhir, termasuk kanker pada 2015, Carter tetap aktif secara fisik hingga usia 90-an, membantu membangun rumah untuk Habitat for Humanity, menghadiri kebaktian gereja, dan mengajar kelas sekolah Minggu.  

Pada Agustus 2015, Carter mengumumkan dokter telah mengangkat tumor kecil dari livernya dan menemukan kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain.  

Ia menghadapi diagnosis tersebut dengan humor dan keteguhan hati, menurut Gerald Rafshoon, teman sekaligus mantan direktur komunikasi Gedung Putih.  

Pada Juli 2017, Carter kembali menjadi berita utama setelah pingsan akibat dehidrasi di lokasi kerja Habitat for Humanity di Kanada. Namun, keesokan harinya ia kembali bekerja setelah dinyatakan sehat oleh rumah sakit.  

Pada Oktober 2019, ia dirawat di rumah sakit setelah jatuh dan mengalami patah panggul di rumahnya di Plains, Georgia. Insiden ini merupakan kali ketiga Carter terjatuh pada tahun tersebut.  

Beberapa jam setelah insiden tersebut, ia kembali ke Nashville bersama Rosalynn untuk memimpin pembangunan rumah tahunan melalui Habitat.  

“Salah satu ajaran Yesus adalah: jika memiliki talenta, gunakanlah untuk kebaikan orang lain,” kata Carter saat diwawancarai di lokasi proyek. “Itulah yang selalu saya dan Rosalynn coba lakukan.”  

Pada 2019, Carter mengatakan kepada PEOPLE bahwa rahasia hidup panjangnya adalah menikahi pasangan terbaik yang selalu mendukung dan menantang dirinya untuk terus aktif dan bersemangat menjalani hidup.  

“Saya rasa pikiran saya dan Rosalynn masih hampir setajam dulu, hanya saja stamina dan kekuatan kami yang terbatas,” tambahnya.  

Carter, yang menjabat sebagai presiden setelah skandal Watergate, menorehkan sejarah sebagai pemimpin dari Selatan pertama sejak Perang Saudara yang berhasil mencapai Gedung Putih.  

Masa kepemimpinannya ditandai ketidakpastian ekonomi, kenaikan harga bahan bakar, dan ketegangan politik serta rasial, ditambah bukti semakin menurunnya kekuatan Amerika di panggung internasional.  

Meskipun berhasil merundingkan perjanjian damai antara Mesir dan Israel serta memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Tiongkok, popularitasnya merosot akibat serangkaian kesalahan komunikasi, kegagalan misi penyelamatan sandera di Iran, dan boikot Olimpiade Moskow 1980.  

Ia kalah telak dari Ronald Reagan dalam pemilihan presiden 1980.  

Namun, setelah meninggalkan Gedung Putih, Carter dan Rosalynn mendirikan Carter Center untuk mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Mereka juga merundingkan kesepakatan nuklir dengan Korea Utara dan membangun rumah untuk keluarga berpenghasilan rendah di AS dan luar negeri.  

Pada 2002, Carter menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas upayanya mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia.  

Bagi mereka yang mengenalnya sejak awal, Carter tetaplah seorang petani kacang yang sederhana dari kota kecil di Georgia.  

Wayne Harpster, seorang peternak susu dari Pennsylvania dan teman memancing Carter sejak 1979, mengenang bahwa persahabatan mereka tetap kuat selama bertahun-tahun. Bahkan, Carter pernah membantu Harpster membangun jembatan tertutup di peternakannya pada 1989.  

Carter juga jarang terlihat tanpa Rosalynn, yang menjadi pasangan hidup, teman memancing, dan mitra dalam berbagai proyek kemanusiaan di seluruh dunia.  

Harpster turut hadir saat pasangan tersebut merayakan ulang tahun pernikahan ke-67 mereka di Rusia pada 2013.  

“Kebersamaan mereka sangat harmonis,” kata Harpster. “Saya belum pernah melihat dua orang yang begitu dekat satu sama lain.”  

Meski masih merasakan pahitnya kekalahan dalam pemilihan ulang, Carter dan Rosalynn cepat beradaptasi dengan berbagai proyek di Carter Center dan fokus pada misi kemanusiaan di seluruh dunia.  

“Ia menjalani kehidupan yang sangat penuh dan produktif,” kata sepupunya, Betty Pope. “Setiap hari dalam hidupnya, ia ingin melakukan sesuatu yang membawa perdamaian dan memperbaiki dunia.” (People/Z-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya