Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
BADAN Intelijen Militer Prancis telah menyimpulkan bahwa roket Palestina yang gagal ditembakkan menjadi penyebab ledakan di Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza. Sementara para pejabat Israel dan Palestina saling melempar tanggung jawab atas ledakan tersebut.
Direktorat Intelijen Militer (DRM) mengatakan pada Jumat (21/10) bahwa sebuah roket Palestina yang salah tembak dengan muatan bahan peledak sekitar 5 kg adalah penyebab ledakan dan tidak ada informasi intelijen yang mengarah pada serangan rudal Israel.
Dalam sebuah pengarahan kepada beberapa kantor berita, seorang pejabat senior militer Prancis mengatakan ukuran ledakan konsisten dengan roket yang digunakan oleh Palestina.
Baca juga: Korban Tewas di Gaza Tembus Angka 4.137 Orang
“Kawah yang terkena dampak terlalu kecil untuk disebabkan oleh rudal Israel,” sebutnya.
DRM tidak memberikan perkiraan jumlah korban tewas, namun mengatakan bahwa jumlah tersebut kemungkinan lebih rendah dari 471 korban tewas yang dilaporkan oleh para pejabat Palestina, demikian dilaporkan oleh kantor-kantor berita.
Baca juga: Blinken Minta Hamas Bebaskan Lebih Banyak Sandera AS
Penilaian tersebut didasarkan pada informasi rahasia, citra satelit, intelijen yang dibagikan oleh negara-negara lain dan informasi sumber terbuka, termasuk gambar yang menunjukkan kerusakan struktural ringan di rumah sakit dan relatif sedikit barang milik warga sipil di lokasi ledakan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memerintahkan DRM, yang biasanya tidak mempublikasikan hasil kerjanya, untuk membagikan temuannya di tengah-tengah laporan yang saling bertentangan mengenai siapa yang melakukan serangan tersebut.
Penilaian intelijen Prancis ini menambah kesibukan klaim dan klaim tandingan tentang ledakan rumah sakit tersebut, yang telah memicu protes di seluruh Timur Tengah.
Para pejabat Palestina menyalahkan ledakan tersebut atas serangan udara Israel, sementara Israel mengatakan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh sebuah roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina, yang membantah bertanggung jawab.
Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Al Jazeera, berdasarkan rekaman video, telah meragukan pernyataan Israel bahwa kilatan cahaya yang ditangkap dalam siaran berita langsung disebabkan oleh roket yang salah tembak dan menghantam rumah sakit.
Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat mengatakan pada awal pekan ini bahwa penilaian saat ini adalah bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 471 orang tewas dalam ledakan tersebut, jumlah korban yang menurut Israel sengaja dibesar-besarkan.
Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) memperkirakan jumlah korban antara 100 hingga 300 orang.
Pada Jumat (20/10), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan independen atas ledakan tersebut.
"Ada kebutuhan yang jelas untuk sebuah investigasi, sebuah investigasi independen atas apa yang terjadi," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, dalam sebuah konferensi pers di Jenewa.
"Harus ada pertanggungjawaban,” pungkasnya (aljazeera/fer/Z-7)
Rencana Israel akan memisahkan Tepi Barat utara dan tengah dari selatan sehingga membatasi pergerakan serta akses warga Palestina.
MLS berupaya membatasi apa yang dianggap sebagai penampilan bersifat politik di pertandingan.
PEMERINTAH Israel menegaskan kembali bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, harus mencakup pembebasan seluruh sandera.
Shaalan menjadi sasaran ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan demi memberi makan anak-anaknya.
HUBUNGAN Australia dan Israel kian meruncing setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melontarkan serangan verbal terhadap Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
PROPOSAL gencatan senjata Jalur Gaza, Palestina, disetujui Hamas. Para mediator menunggu tanggapan Israel atas rencana gencatan senjata tersebut.
Ketegangan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Barat semakin memanas menjelang rencana pengakuan negara Palestina bulan depan.
Pada Selasa (19/8), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mendorong antisemitisme.
Kejaksaan Prancis menyelidiki kematian pria 46 tahun yang meninggal saat siaran langsung.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menegaskan keraguannya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengakhiri perang di Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron serukan peningkatan sanksi, jika Putin tidak serius soal perdamaian Ukraina.
Prancis menegaskan dukungannya terhadap pembentukan misi stabilisasi internasional sementara yang bertujuan memastikan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved