Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Giliran Greta Thunberg Bersuara untuk Kebebasan Palestina

Zubaedah Hanum
20/10/2023 19:33
Giliran Greta Thunberg Bersuara untuk Kebebasan Palestina
Greta Thunberg (kanan depan).(Instagram)

AKTIVIS lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, 20, bersuara untuk kebebasan rakyat Palestina yang terus menerus menjadi sasaran agresi Israel. Hal itu dilakukannya pada minggu ke-270 aksi Mogok sekolah untuk Iklim (Fridays for Future), pada Jumat (20/10) hari ini.

"Minggu 270. Hari ini kita melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina dan Gaza. Dunia perlu bersuara dan menyerukan gencatan senjata segera, keadilan dan kebebasan bagi warga Palestina dan semua warga sipil yang terkena dampaknya," cuit Thunberg dikutip dari akun media sosialnya.

Dalam cuitan itu ia menyertakan foto dirinya yang memegang kertas dengan tulisan 'Stand With Gaza', didampingi tiga sahabatnya. Salah satu sahabat Thunberg yang diketahui merupakan seorang Yahudi, memegang tulisan 'This Jew Stands with Palestine'.

Baca juga : Hamas: Israel Ingin Perpanjang Agresi di Gaza, Meski Tentara Mereka Kalah

Agresi Israel di Palestina memang sudah terlalu. Di balik alasannya yang menargetkan kelompok militan Hamas, nyatanya Israel justru menghabisi ribuan nyawa warga sipil di Gaza dengan bom, rudal dan roket.

Rumah penduduk, kamp pengungsi, rumah sakit, ambulans, masjid, hingga gereja menjadi sasaran target Israel, yang mendapatkan pasokan senjata dari Amerika Serikat. Semua dilakukan dengan dalih membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Hingga hari ke-10 setelah serangan, tercatat lebih dari 3.000 orang meninggal dunia di Gaza. Sementara, bantuan kemanusiaan tidak kunjung datang karena tertahan di perbatasan Gaza-Mesir.

Baca juga : Netanyahu Tolak Gencatan Senjata 135 Hari di Gaza, Malah Perluas Agresi ke Rafah

Miris dengan jatuhnya ribuan korban tak berdosa di tengah blokade listrik, air dan internet di Gaza, Thunberg pun menuliskan sejumlah nama yang bisa menjadi rujukan akurat situasi terkini untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza.

"Berikut adalah beberapa akun tempat Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang situasi tersebut dan bagaimana Anda dapat membantu," tulis Thunberg yang memiliki 14,6 juta pengikut di Instagram itu.

Thunberg mencantumkan akun Instagram @medicalaidpal, @palestinianyouthmovement, @combatantsforpeace, @ifnotnoworg, @jewishvoiceforpeace, @activestills, @palestinianmedicalreliefsoc, @cjnvgram, @btselem, @standing.together.english, @adalahjusticeproject, @al_haq_organisation, @adalah.legal.center, dan @palestinespeaks.

Baca juga : Greta Thunberg Kenakan Keffiyeh, Dukung Kebebasan Palestina

Sebagai salah satu influencer di kalangan anak muda dunia, pengaruh Thunberg yang pernah menjadi cover majalah TIME itu memang tidak bisa dianggap sepele. Tidak heran jika dukungan Thunberg untuk Palestina dicibir oleh mereka yang mendukung aksi brutal dan keji Israel. 

Thunberg juga menjadi korban bullying. Seseorang menjawab seruan Thunberg dengan menyuruhnya pergi saja ke Gaza dan memberitahu Hamas mengenai pentingnya hak asasi manusia dan lingkungan hidup. 

Meski begitu, lebih banyak dukungan dan pujian diutarakan  karena keberanian Thunberg untuk menyuarakan kebenaran dan kemanusiaan.

Baca juga : 100 Hari Agresi Israel di Gaza Nodai Sejarah Peradaban Manusia

Fakta agresi Israel di Gaza

Salah satu jurnalis Palestina mengucapkan terima kasih atas dukungan dan suara Thunberg. "Terima kasih atas solidaritas Anda," kata Muna Hawwa. 

Ia turut membagikan beberapa fakta mengenai agresi Israel yang menargetkan Gaza.

"Dalam 10 hari, Israel menargetkan Gaza, setara dengan seperempat bom nuklir!" tulisnya, sebagai informasi pertama.

Baca juga : Serangan Udara Terus Berlanjut, Korban Palestina Bertambah

Fakta selanjutnya, kata Muna, Gaza telah dikepung selama 17 tahun. Sejak awal blokade Gaza, Israel telah membunuh 9.500 warga sipil, seperempat dari mereka adalah anak-anak. 

Israel mengontrol semua akses masuk dan keluar, air, listrik, bahan bakar, dan makanan di Gaza, mencekik 2 juta orang dan merampas kebutuhan hidup mereka. Hal ini telah terjadi jauh sebelum tanggal 7 Oktober.

"Yang terjadi di Gaza adalah pembersihan etnis, kejahatan perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Perlawanan apa pun terhadap penindasan brutal ini dijamin oleh hukum internasional," kata Muna.

Baca juga : Semua Faksi Militer di Gaza Bersatu Lawan Israel, bukan cuma Hamas

Thunberg dan iklim

Greta Thunberg yang berasal dari Swedia dikenal oleh publik sebagai aktivis muda terkait iklim sejak 2018. Ini bukanlah kali pertama sang aktivis lingkungan unjuk gigi. Ia kerap memimpin aksi protes terkait dengan kebijakan para pemimpin negara yang dianggap gagal dalam menangani permasalahan iklim di dunia.

Thunberg seorang diri dan tak mendapat sorotan saat memulai kampanye pemogokan sekolah untuk perubahan iklim di parlemen Swedia 2018 lalu, saat dirinya berusia 15 tahun. Namun, kini, gadis kelahiran Stockholm itu malah mengilhami jutaan orang dalam gerakan serupa di seluruh dunia yang membuatnya dinominasikan pula sebagai pemenang Nobel 2019. 

Pekan lalu, Greta Thunberg telah ditangkap di Inggris saat melakukan protes di luar konferensi industri gas dan minyak. Konferensi Energy Intelligence Forum 2023, yang sebelumnya dinamai 'Oil and Money Summit', digelar di hotel mewah di London, Inggris.

Kepolisian Metropolitan London mengatakan bahwa aktivis Swedia berusia 20 tahun, termasuk di antara puluhan pengunjuk rasa yang ditangkap dan dibawa ke kantor polisi setelah berusaha memblokir akses ke hotel dan meneriakkan 'Oil monet out'. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya