Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AKTIVIS lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, 20, bersuara untuk kebebasan rakyat Palestina yang terus menerus menjadi sasaran agresi Israel. Hal itu dilakukannya pada minggu ke-270 aksi Mogok sekolah untuk Iklim (Fridays for Future), pada Jumat (20/10) hari ini.
"Minggu 270. Hari ini kita melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina dan Gaza. Dunia perlu bersuara dan menyerukan gencatan senjata segera, keadilan dan kebebasan bagi warga Palestina dan semua warga sipil yang terkena dampaknya," cuit Thunberg dikutip dari akun media sosialnya.
Dalam cuitan itu ia menyertakan foto dirinya yang memegang kertas dengan tulisan 'Stand With Gaza', didampingi tiga sahabatnya. Salah satu sahabat Thunberg yang diketahui merupakan seorang Yahudi, memegang tulisan 'This Jew Stands with Palestine'.
Baca juga : Hamas: Israel Ingin Perpanjang Agresi di Gaza, Meski Tentara Mereka Kalah
Agresi Israel di Palestina memang sudah terlalu. Di balik alasannya yang menargetkan kelompok militan Hamas, nyatanya Israel justru menghabisi ribuan nyawa warga sipil di Gaza dengan bom, rudal dan roket.
Rumah penduduk, kamp pengungsi, rumah sakit, ambulans, masjid, hingga gereja menjadi sasaran target Israel, yang mendapatkan pasokan senjata dari Amerika Serikat. Semua dilakukan dengan dalih membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Hingga hari ke-10 setelah serangan, tercatat lebih dari 3.000 orang meninggal dunia di Gaza. Sementara, bantuan kemanusiaan tidak kunjung datang karena tertahan di perbatasan Gaza-Mesir.
Baca juga : Netanyahu Tolak Gencatan Senjata 135 Hari di Gaza, Malah Perluas Agresi ke Rafah
Miris dengan jatuhnya ribuan korban tak berdosa di tengah blokade listrik, air dan internet di Gaza, Thunberg pun menuliskan sejumlah nama yang bisa menjadi rujukan akurat situasi terkini untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza.
"Berikut adalah beberapa akun tempat Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang situasi tersebut dan bagaimana Anda dapat membantu," tulis Thunberg yang memiliki 14,6 juta pengikut di Instagram itu.
Thunberg mencantumkan akun Instagram @medicalaidpal, @palestinianyouthmovement, @combatantsforpeace, @ifnotnoworg, @jewishvoiceforpeace, @activestills, @palestinianmedicalreliefsoc, @cjnvgram, @btselem, @standing.together.english, @adalahjusticeproject, @al_haq_organisation, @adalah.legal.center, dan @palestinespeaks.
Baca juga : Greta Thunberg Kenakan Keffiyeh, Dukung Kebebasan Palestina
Sebagai salah satu influencer di kalangan anak muda dunia, pengaruh Thunberg yang pernah menjadi cover majalah TIME itu memang tidak bisa dianggap sepele. Tidak heran jika dukungan Thunberg untuk Palestina dicibir oleh mereka yang mendukung aksi brutal dan keji Israel.
Thunberg juga menjadi korban bullying. Seseorang menjawab seruan Thunberg dengan menyuruhnya pergi saja ke Gaza dan memberitahu Hamas mengenai pentingnya hak asasi manusia dan lingkungan hidup.
Meski begitu, lebih banyak dukungan dan pujian diutarakan karena keberanian Thunberg untuk menyuarakan kebenaran dan kemanusiaan.
Baca juga : 100 Hari Agresi Israel di Gaza Nodai Sejarah Peradaban Manusia
Salah satu jurnalis Palestina mengucapkan terima kasih atas dukungan dan suara Thunberg. "Terima kasih atas solidaritas Anda," kata Muna Hawwa.
Ia turut membagikan beberapa fakta mengenai agresi Israel yang menargetkan Gaza.
"Dalam 10 hari, Israel menargetkan Gaza, setara dengan seperempat bom nuklir!" tulisnya, sebagai informasi pertama.
Baca juga : Serangan Udara Terus Berlanjut, Korban Palestina Bertambah
Fakta selanjutnya, kata Muna, Gaza telah dikepung selama 17 tahun. Sejak awal blokade Gaza, Israel telah membunuh 9.500 warga sipil, seperempat dari mereka adalah anak-anak.
Israel mengontrol semua akses masuk dan keluar, air, listrik, bahan bakar, dan makanan di Gaza, mencekik 2 juta orang dan merampas kebutuhan hidup mereka. Hal ini telah terjadi jauh sebelum tanggal 7 Oktober.
"Yang terjadi di Gaza adalah pembersihan etnis, kejahatan perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Perlawanan apa pun terhadap penindasan brutal ini dijamin oleh hukum internasional," kata Muna.
Baca juga : Semua Faksi Militer di Gaza Bersatu Lawan Israel, bukan cuma Hamas
Greta Thunberg yang berasal dari Swedia dikenal oleh publik sebagai aktivis muda terkait iklim sejak 2018. Ini bukanlah kali pertama sang aktivis lingkungan unjuk gigi. Ia kerap memimpin aksi protes terkait dengan kebijakan para pemimpin negara yang dianggap gagal dalam menangani permasalahan iklim di dunia.
Thunberg seorang diri dan tak mendapat sorotan saat memulai kampanye pemogokan sekolah untuk perubahan iklim di parlemen Swedia 2018 lalu, saat dirinya berusia 15 tahun. Namun, kini, gadis kelahiran Stockholm itu malah mengilhami jutaan orang dalam gerakan serupa di seluruh dunia yang membuatnya dinominasikan pula sebagai pemenang Nobel 2019.
Pekan lalu, Greta Thunberg telah ditangkap di Inggris saat melakukan protes di luar konferensi industri gas dan minyak. Konferensi Energy Intelligence Forum 2023, yang sebelumnya dinamai 'Oil and Money Summit', digelar di hotel mewah di London, Inggris.
Kepolisian Metropolitan London mengatakan bahwa aktivis Swedia berusia 20 tahun, termasuk di antara puluhan pengunjuk rasa yang ditangkap dan dibawa ke kantor polisi setelah berusaha memblokir akses ke hotel dan meneriakkan 'Oil monet out'. (Z-4)
Greta Thunberg kembali ke Swedia setelah dideportasi dari Israel karena ikut misi kemanusiaan ke Gaza. Ia mengecam Israel atas dugaan kejahatan perang dan genosida.
ISRAEL memerintahkan militer untuk memblokade kapal bantuan yang menuju Gaza dengan 12 aktivis di dalamnya, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg.
Tiga orang tewas dalam insiden penembakan yang mengguncang kota Uppsala, Swedia, hanya sehari sebelum perayaan Walpurgis yang biasanya dipadati pengunjung.
Peneliti di Universitas Lund, Swedia, berhasil menganalisis jaringan lunak dari fosil plesiosaurus berusia 183 juta tahun yang ditemukan di Jerman.
Polisi Swedia masih menyelidiki motif penembakan massal yang terjadi di Orebro, yang menyebabkan 11 korban tewas, termasuk pelaku yang diduga bunuh diri.
Penembakan massal terjadi di Kampus Risbergska, Örebro, Swedia, menjadi yang terburuk di negara itu. Berikut sejumlah fakta tentang peristiwa ini.
SEBANYAK 400 aktivis dari berbagai negara hadir dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Koalisi Perempuan Asia Pasifik untuk Al Quds dan Palestina (APWCQP).
Aktivis 1998 dari berbagai kelompok dan daerah akan menggelar Sarasehan Aktivis Lintas Generasi, pada Rabu 21 Mei 2025.
Menurut Ya'qud, hukuman seumur hidup tidaklah berlebihan, mengingat imbas dampak sosial yang ada di masyarakat.
Acara yang berlangsung di Dalem Ning Hj Nur Cholisoh ini dihadiri lebih dari 100 tamu undangan, termasuk anak-anak dan para ibu, dalam suasana yang penuh kehangatan.
BELUM reda soal pengiriman paket isi kepala babi dengan kuping terpotong, media Tempo kembali mendapatkan teror dengan kiriman kotak berisi bangkai tikus yang kepalanya dipenggal.
AMNETSY International Indonesia menyoroti aksi teror, kekerasan, dan intimidasi yang dialamatkan kepada aktivis, mahasiswa, maupun jurnalis saat unjuk rasa penolakan RUU TNI
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved