Krisis Makin Parah, Warga Gaza Kelaparan dan Kehausan di Tengah Gempuran Rudal Israel

Ferdian Ananda Majni
16/10/2023 14:35
Krisis Makin Parah, Warga Gaza Kelaparan dan Kehausan di Tengah Gempuran Rudal Israel
Seorang warga Palestina di Gaza menangis di tengah reruntuhan rumah yang hancur terkena rudal Israel.(AFP)

KOMISARIS Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini mengatakan kondisi krisis di Jalur Gaza, Palestina dari hari ke hari semakin parah.

"Krisis di Gaza sangat parah sehingga staf (saya) di sana tidak lagi mampu memberikan bantuan kemanusiaan,” kata Philippe dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (15/10).

"Gaza kehabisan air, dan Gaza kehabisan nyawa,” ujar Lazzarini sambil memperingatkan bahwa mereka akan segera kehabisan makanan dan obat-obatan.

"Tidak ada setetes air, sebutir gandum, atau satu liter bahan bakar pun yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza selama delapan hari terakhir,” ujarnya.

Baca juga: Tempat Penampungan Korban Gaza Kehabisan Stok Air

"Bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sedang berlangsung di depan mata kita,” tambahnya.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan penyeberangan perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir akan dibuka kembali. Namun waktunya masih belum jelas karena PBB memperingatkan kondisi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza

Sedangkan Israel memperingatkan kepada warga Palestina yang tinggal di bagian utara untuk pergi sebelum operasi militer darat dilancarkan.

Baca juga: Dirjen WHO Desak Hamas Bebaskan Sandera

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang kembali ke Israel pada hari Senin (16/10) setelah kunjungan ke beberapa negara lain di wilayah tersebut, mengatakan AS bekerja sama dengan Mesir, Israel, dan PBB untuk memastikan bantuan dapat masuk ke Gaza dan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Pembebasan Sandera

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Hamas yang menyerang Israel dan menyandera lebih dari 150 orang untuk segera membebaskan para sandera tanpa syarat. Ia juga mendesak Israel untuk mengizinkan akses tanpa hambatan bagi suplai kemanusiaan dan pekerja ke Gaza.

"Masing-masing dari kedua tujuan ini valid dalam dirinya sendiri. Mereka tidak boleh menjadi alat tawar-menawar," kata Guterres dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu bersumpah untuk "menghancurkan Hamas" ketika 300.000 tentara Israel berkumpul di perbatasan Jalur Gaza menjelang invasi darat yang diperkirakan akan dilakukan untuk menemukan dan menyerang Hamas.

Serangan Hamas telah menewaskan 1.300 warga Israel dan warga negara asing. Sebaliknya, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara dan rudal ke Gaza dan menewaskan 2.670 warga Palestina.

(Aljazeera/VOA/Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya