Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PARA pemimpin dunia bertemu dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (18/9). Namun, pertemuan KTT iklim diwarnai dengan ketidakhadiran pembicara dari dua negara penghasil emisi terbesar di dunia yaitu Tiongkok dan AS.
Meskipun terjadi peningkatan peristiwa cuaca ekstrem, suhu global yang memecahkan rekor, hingga emisi gas rumah kaca terus meningkatkan perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil meraup untung besar.
Oleh karena itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut KTT ambisi Iklim sebagai forum yang tidak main-main, di mana para pemimpin atau menteri kabinet akan mengumumkan tindakan spesifik yang memenuhi komitmen mereka di bawah Perjanjian Paris.
Baca juga: Majelis Umum PBB Adopsi Resolusi Mengecam Penodaan Kitab Suci
Standar untuk naik ke podium sangat tinggi, kepala PBB menjelaskan bahwa hanya para pemimpin yang telah membuat rencana konkret untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) yang akan diizinkan untuk berbicara.
Setelah menerima lebih dari 100 aplikasi untuk ikut serta, PBB akhirnya merilis daftar 41 pembicara pada Selasa malam yang tidak termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, atau India.
Baca juga: Ukraina Minta Bantuan Dunia Pulangkan Anak-anak yang Diculik Rusia Selama Perang
"Besok, saya akan menyambut para penggerak dan pelaku pertama yang kredibel dalam KTT Ambisi Iklim kita," kata Guterres pada Selasa (19/9).
Beberapa pemimpin besar tidak repot-repot melakukan perjalanan ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB tahun ini, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Presiden AS Joe Biden, yang berpidato di hadapan Majelis Umum pada hari Selasa, mengirim utusan iklimnya, John Kerry, untuk menghadiri pertemuan tersebut.
"Tidak diragukan lagi bahwa ketidakhadiran begitu banyak pemimpin dari negara-negara dengan ekonomi dan penghasil emisi terbesar di dunia akan berdampak pada hasil pertemuan," ujar Alden Meyer dari lembaga pemikir iklim E3G.
Dia menyalahkan isu-isu yang saling bersaing, mulai dari konflik Ukraina hingga ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
"Namun saya rasa juga ada pertentangan di banyak negara ini dari industri bahan bakar fosil dan kepentingan-kepentingan kuat lainnya terhadap perubahan transformasional yang dibutuhkan," jelas Meyer.
Direktur eksekutif organisasi nirlaba Destination Zero, Catherine Abreu,
mengatakan mungkin merupakan berita baik bahwa Biden tidak diberi kesempatan berbicara di KTT tersebut. Padahal, ASt terus mengembangkan proyek-proyek bahan bakar fosil meskipun negara ini telah melakukan investasi besar-besaran di bidang energi terbarukan.
"Saya menganggap hal ini sebagai koreksi dari KTT sebelumnya, di mana para pemimpin telah diberi kesempatan untuk menerima pujian atas kepemimpinan iklim di panggung global, sementara mereka terus melanjutkan rencana untuk mengembangkan bahan bakar fosil, dan terus mendorong krisis iklim di negaranya sendiri,” pungkasnya.
Meskipun AS tidak akan naik ke mimbar, California akan diwakili oleh Gubernur Gavin Newsom. Dari Inggris, Walikota London Sadiq Khan juga akan hadir. (AFP/Fer/Z-7)
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
MotoGP mengonfirmasi nantinya akan menggunakan bahan bakar terbarukan setelah melakukan serangkaian tes uji coba bahan bakar C14.
Pendidikan kritis soal transisi energi bersih terbarukan pun semakin krusial. Sebab, krisis iklim menjadi tantangan yang akan semakin masif dihadapi generasi muda di masa mendatang.
PalmCo menegaskan komitmen dalam mendukung agenda dekarbonisasi nasional dan mempercepat langkah menuju target Net Zero Emisi melalui implementasi strategi keberlanjutan
Transisi ke kendaraan nol emisi dapat membantu Indonesia bebas impor bahan bakar fosil paling cepat tahun 2048.
Tahukah kamu bagaimana sejarah penemuan bahan bakar dan penggunaan energi di dunia? Menurut sejarah, penggunaan minyak bumi telah ada sejak 5.000 tahun sebelum masehi.
Dengan sebagian kecil dari hidrogen yang berlimpah itu saja, para peneliti mengatakan bisa memutus ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil selama 200 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved