Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RIBUAN salon kecantikan di Afghanistan ditutup setelah berakhirnya tenggat waktu satu bulan yang diberikan pemerintah Taliban. Maklumat ini memicu aksi protes yang jarang sekali terjadi di negara tersebut. Pengumuman mengenai tenggat bagi para pemilik salon di Afghanistan itu sempat memicu aksi protes publik. Puluhan ahli kecantikan dan penata rias berunjuk rasa di ibu kota Kabul.
Petugas keamanan Taliban kemudian mengerahkan pemadam kebakaran, taser, dan menembakkan pistol ke udara untuk membubarkan para demonstran.
Taliban mengatakan, keputusan menutup salon kecantikan disebabkan adanya sejumlah layanan yang bertentangan dengan ketentuannya. Selain itu juga menimbulkan kesulitan ekonomi di kalangan keluarga pengantin saat perayaan pernikahan.
Baca juga: Taliban Tutup Semua Salon Kecantikan di Afghanistan
Sejumlah layanan yang ditentang Taliban dan diklaim melanggar hukum Islam antara lain pembentukan alis, penggunaan rambut orang lain untuk menambah rambut alami wanita (extension), dan penggunaan riasan (make up) yang dianggap mengganggu praktik mengambil air.
Keputusan Taliban pada Selasa (25/7), menambah jumlah pengekangan atas hak dan kebebasan bagi perempuan dan anak di Afghanistan. Sebelumnya mereka tidak mengizinkan kaum hawa bersekolah, beraktivitas di ruang publik, dan bekerja.
Larangan tersebut memicu kecemasan dari kelompok internasional yang khawatir akan dampak pengusaha perempuan di Afghanistan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan otoritas Afghanistan larangan dicabut.
Baca juga: Indonesia Iran Sepakat Perjuangkan Hak Palestina dan Atasi Krisis Afghanistan
"Mendukung upaya misi bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) yang telah meminta secara de facto untuk menghentikan maklumat penutupan salon kecantikan," ungkap Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Senada dengan Guterres, wakil juru bicara PBB Farhan Haq berpendapat bahwa dekrit tersebut merugikan perempuan di Afghanistan. "UNAMA sudah mengatakan bahwa halangan hak perempuan ini akan berdampak negatif pada ekonomi serta bertentangan dengan dukungan kewirausahaan perempuan, dan kami akan mengusahakan pencabutan larangan tersebut," kata Farhan Haq. (The News Daily/Cah)
Multistep laser treatment menjadi solusi unggulan karena menggabungkan beberapa teknologi laser dalam satu rangkaian perawatan.
Di tengah perkembangan teknologi dan media digital, para perempuan muda tidak hanya menjadi konsumen aktif, tetapi juga memimpin sebagai inovator di balik lahirnya banyak brand lokal.
Patikan Kebo mengandung berbagai senyawa aktif seperti flavonoid, fenolik, tanin, terpenoid, saponin, steroid, dan antrakuinon.
TikTok Beauty Fest menghadirkan beragam aktivitas interaktif, mulai dari creative talk hingga workshop kecantikan yang mempertemukan kreator, brand, dan komunitas.
Tidak hanya menjadi ajang inspirasi, TikTok Beauty Fest juga menghadirkan lebih dari 30 booth brand kecantikan
Masker tepung beras dan yoghurt viral sejak tahun 2024 karena banyak konten kreator kecantikan yang mencoba tren yang populer di Korea Selatan (Korsel) itu.
Ribuan warga Afghanistan direlokasi ke Inggris usai kebocoran data 19.000 orang. Skema rahasia ini akhirnya terungkap setelah super-injunction dicabut.
RUSIA menjadi negara pertama yang secara resmi mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
DINAS pers tentara Pakistan, ISPR, melaporkan empat tentara Pakistan tewas dalam bentrokan dengan kelompok militan Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP).
PAKISTAN telah meminta dukungan dari PBB dalam melawan terorisme di dalam negeri dan dari Afghanistan.
PIHAK berwenang Jerman terus menyelidiki serangan mobil yang melukai 36 orang di Kota Muenchen, Jerman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved