Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEKRETARIS Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengimbau negara-negara untuk mencegah penyebaran terorisme. Pencegahan itu dengan menangani "kondisi mendasar yang dapat menjadi pemicu terorisme," seperti kemiskinan.
"Meskipun kita telah mencapai kemajuan signifikan selama beberapa tahun terakhir, terorisme dan ekstremisme kekerasan terus berkembang dan berakar," ujar Guterres dalam konferensi di New York, Amerika Serikat.
Guterres mendesak negara-negara untuk "bersatu melawan ancaman global ini."
Baca juga: 19 Juni Peringatan Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik
Ia juga menyoroti kelompok terafiliasi Al-Qaeda dan Da'esh di Afrika semakin kuat di wilayah, seperti Sahel dan mengancam wilayah sekitar Teluk Guinea. Guterres juga menyinggung "warisan kekejaman" kelompok yang disebut Negara Islam (IS) di Suriah dan Irak.
Guterres menekankan gerakan neo-Nazi dan supremasi kulit putih menjadi ancaman keamanan dalam negeri utama di beberapa negara.
Baca juga: Indonesia Minta Dukungan Denmark untuk Jadi DK PBB
Dalam menggarisbawahi bahwa ekstremisme "memanfaatkan" berbagai krisis yang mempengaruhi dunia, mulai dari krisis pangan, energi, hingga perubahan iklim dan penyebaran kebencian secara daring, Guterres mengatakan, "Kita harus fokus pada pendekatan paling efektif untuk mengakhiri ancaman ini: pencegahan."
"Pencegahan tidak hanya berarti menggagalkan serangan dan menggagalkan rencana. Tetapi juga mengatasi kondisi mendasar yang dapat menjadi pemicu terorisme, seperti kemiskinan, diskriminasi, ketidakpuasan, infrastruktur dan institusi yang lemah, serta pelanggaran hak asasi manusia yang parah," ungkap Guterres.
Guterres juga menekankan bahwa perjuangan melawan terorisme harus menghormati hak asasi manusia, termasuk dalam hal repatriasi jihadis asing dan keluarga mereka yang masih ditahan dalam kamp-kamp setelah kekalahan IS.
"Saya mengulangi panggilan kepada seluruh negara anggota untuk membantu mempercepat repatriasi sebagai prioritas mendesak. Ini adalah masalah kepatutan dan belas kasihan, serta masalah keamanan," tambahnya. (Z-3)
ANGKATAN bersenjata Israel kemungkinan akan masuk dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendatang terkait kekerasan seksual.
Dalam surat DPR dengan perihal Seruan Mendesak untuk Tindakan Segera Guna Mengakhiri Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza mencakup enam poin desakan ke PBB.
SEKRETARIS Jenderal PBB disebut sangat khawatir dengan keputusan Israel untuk menguasai Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen atas insiden penembakan warga Palestina saat antre bantuan di Gaza. Israel membantah terlibat.
Narasi tandingan tentang nasionalisme dan kebhinekaan masih disajikan secara monoton. “Anak-anak tidak bisa menerima narasi kebangsaan yang membosankan
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Eddy Hartono mengunjungi dan berdialog dengan masyarakat di 4 titik Desa Siap Siaga Kecamatan Jamblang.
SEORANG Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, MZ alias KS, 40, ditangkap oleh Densus 88 Antiteror karena diduga terlibat dalam kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
BNPT bersama FKPT Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Gelar Budaya bertajuk Suara Damai Nusantara (SUDARA) guna memperkuat ketahanan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA/sederajat
INDONESIA mencatatkan nihil kasus serangan terorisme sejak tahun 2023 hingga saat ini, pertengahan tahun 2025. Hal itu disebut berkat peran dari berbagai pihak.
PAKAR terorisme Solahudin menyebut Indonesia saat ini berada di era terbaik dalam penanganan terorisme berkat strategi kolaboratif antara soft approach dan hard approach.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved