Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Mantan Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) William Barr mengatakan Donald Trump akan menerima sanksi yang sangat berat jika betul-betul terbukti melakukan penguasaan dokumen rahasia. Jika 37 dakwaan dari kasus itu bisa dibuktikan, karir Trump di kancah politik akan habis.
"Sanksi pidana yang menuduh Trump secara ilegal menyimpan dokumen keamanan nasional yang sangat rahasia ketika ia meninggalkan jabatannya pada tahun 2021 adalah sangat, sangat memberatkan," ujar Barr.
"Seandainya setengah saja dari tuduhan itu benar, habislah Trump. Maksud saya, dakwaan ini sangat rinci."
Baca juga: Kuasa Hukum Sebut Trump Simpan Dokumen Rahasia Sebagai Kenang-Kenangan
Menurut Barr, kasus itu terjadi karena perilaku sembrono Trump yang membawa lebih dari 300 dokumen rahasia ke rumahnya di Mar-a-Lago, Florida. Padahal saat itu, ia sudah tidak memiliki hak kepemilikan dokumen karena masa jabatannya sebagai presiden telah berakhir.
“Ia benar-benar salah kalau merasa berhak memiliki dokumen-dokumen itu. Dokumen-dokumen itu adalah salah satu rahasia paling sensitif yang dimiliki negara ini," jelasnya.
Baca juga: Donald Trump Didakwa Mencuri Dokumen Rahasia dan Mengancam Keamanan Nasional
Trump, yang menyatakan dirinya tidak bersalah, beberapa kali menyimpan beberapa dokumen rahasia di kamar mandi, kamar tidur, dan ballroom. Dewan juri federal di Miami pekan lalu mengajukan 37 dakwaan terhadap Trump, menuduhnya dengan sengaja menyimpan 31 dokumen pertahanan nasional, bersama enam dakwaan lainnya, termasuk menghalangi keadilan, menyembunyikan dokumen dan membuat pernyataan palsu kepada para penyelidik pemerintah.
Sejumlah UU terkait masalah itu mengenakan ancaman penjara hingga 20 tahun. Bahkan, ada sanksi larangan menjadi pejabat publik bagi orang yang terbukti melanggar aturan-aturan itu.
Di sisi lain, Partai Republik membela Trump dan menyebut dakwaan itu adalah serangan politik. Kasus itu dibuat hanya untuk mencegahnya kembali memenangi pemilihan presiden 2024. (VoA/Z-11)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
EKS Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terbang tetap membantah bersalah dalam kasus yang jika terbukti dapat membuatnya dipenjara puluhan tahun.
SPANYOL telah mengusir dua staf di kedutaan Amerika Serikat (AS). Aksi itu menyusul tuduhan bahwa keduanya berusaha menyuap intelijen Spanyol untuk memperoleh informasi rahasia.
Pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada mantan Perdana Menteri Imran Khan dan diplomat utamanya Shah Mahmood Qureshi.
Denny Indrayana mengatakan tidak ada pembocoran rahasia negara dalam cuitannya tentang Mahkamah Konstitusi (MK).
Semua partai politik, bahkan KPU sudah menyiapkan administrasinya dalam konteks sistem proporsional terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved