Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TUDUHAN pencurian dokumen rahasia negara terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump adalah langkah politik terhadap aksi mantan presiden itu untuk menyimpan kenang-kenangan dari masa jabatannya. Hal itu diungkapkan salah satu kuasa hukum Trump, Minggu (11/6), beberapa hari sebelum sidang di Pengadilan Florida.
Trump diganjar dengan 37 dakwaan, termasuk melanggar Undang-Undang Spionase, membuat pernyataan palsu, dan berkonspirasi menyembunyikan dokumen rahasia. Dakwaan kali ini merupakan yang paling berat yang pernah dihadapi mantan presiden AS itu.
Sidang Trump dijadwalkan akan digelar pada Selasa (13/6) di pengadilan Miami.
Baca juga: Donald Trump Didakwa Mencuri Dokumen Rahasia dan Mengancam Keamanan Nasional
Kuasa hukum Trump, Alina Habba, bersikeras kliennya tidak melakukan kesalahan dan tidak akan mengaku bersalah untuk meminimalkan hukuman yang berpeluang diterimanya.
"Dia tidak akan pernah mengaku bersalah karena dia tidak bersalah menjadikan dokumen rahasia itu menjadi tidak rahasia," klaim Habba.
"Dakwaan ini bermotif politik, upaya interfensi pemilu," lanjutnya.
Baca juga: Donald Trump Kecam Rezim Biden
Habba juga menyebut penolakan Trump untuk mengizinkan penegak hukum menggeledah kediamannya di Mar-a-Lago yang berujung pada penemuan sejumlah dokumen rahasia itu karena tidak suka barang-barang pribadinya dibongkar.
"Dia memiliki hak untuk menyimpan dokumen rahasia yang telah dia nyatakan tidak rahasia. Hal itu adalah kenang-kenangan dan dia berhak untuk menyimpannya," kata Habba.
Namun, Jaksa Agung yang bertugas di era Trump, Bill Barr, mengatakan matan bosnya itu terancam hukuman berat.
Barr juga menegaskan Trump bukanlah korban konspirasi politik, hal yang kerap disebut-sebut oleh mantan presiden itu.
"Pikirannya bahwa presiden memiliki hak dan otoritas untuk menyatakan sebuah dokumen adalah miliknya adalah hal yang tidak masuk akal," ungkap Barr.
Dia menambahkan, bahkan jika hanya sebagian dari dakwaan itu terbukti, Trump dipastikan tamat. "Dakwaan itu amat sangat buruk baginya." (AFP/Z-1)
Wacana soal pemotongan bantuan militer dapat melemahkan semangat warga Ukraina yang tengah berjuang di garis depan.
Kedua kepala negara juga sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama. Selain itu, mereka menyempatkan untuk saling bertukar kabar.
Duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan serangan ke Iran sebagai langkah bela diri.
Operasi penangkapan massal yang dilakukan pemerintahan Trump juga telah menciptakan rasa takut di tengah komunitas imigran.
Pemerintah Indonesia terus melakukan pendampingan melalui perwakilan RI di Amerika Serikat dengan bantuan konsuler.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved