Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UKRAINA menilai pasukan Rusia menghentikan sementara serangan di Bahkmut. Alasannya serdadu Kremlin tengah menyusun kembali kekuatan yang sempat terganggu oleh keluarnya pasukan bayaran, Grup Wagner.
"Rusia sementara menghentikan serangan di kota Bakhmut, Ukraina timur yang terkepung, untuk berkumpul kembali dan memperkuat kemampuan mereka," kata seorang pejabat senior Kyiv.
Secara terpisah, pejabat senior Ukraina mengindikasikan pasukan mereka siap melancarkan serangan balasan yang telah lama dijanjikan untuk merebut kembali wilayah yang direbut Rusia sejak awal perang. Grup Wagner menyerahkan penguasaan Bahkmut kepada militer Rusia.
Baca juga: Rusia Rencanakan Insiden Besar-besaran di Lokasi Nuklir Zaporizhzhia
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan pasukan Rusia masih menyerang dengan intensitas lebih lemah. “Kemarin dan hari ini (Sabtu 27/5), tidak ada pertempuran aktif, baik di kota maupun di sisi-sisi Bakhmut,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa pasukan Moskow malah menembaki pinggiran Bakhmut. “Penurunan aktivitas ofensif musuh disebabkan fakta bahwa pasukan sedang diganti dan disusun kembali. Musuh sedang mencoba untuk memperkuat kemampuan,” paparnya.
Baca juga: AS: Rusia Tidak Bisa Menang Perang di Ukraina
Kyiv diperkirakan akan segera melancarkan serangan balasan yang sangat dinantikan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan serangan balasan dapat dimulai pekan ini.
Pembantu presiden Mykhailo Podolyak, berbicara kepada surat kabar The Guardian, mengatakan operasi awal seperti menghancurkan jalur pasokan atau meledakkan depot telah dimulai. Jenderal top Ukraina Valeriy Zaluzhnyi memposting video yang menunjukkan pasukan Ukraina bersumpah dan bersiap untuk pertempuran.
"Waktunya telah tiba untuk mengembalikan apa yang menjadi milik kita,” ujarnya.
Sementara itu intelijen militer Ukraina mengklaim tanpa memberikan bukti bahwa Rusia sedang merencanakan provokasi yang mengganggu rencana serangan balik. Itu dengan mengancam akan menghancurkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, di tenggara negara itu.
Untuk mewujudkannya, Rusia mengganggu rotasi personel misi pemantauan permanen Badan Energi Atom Internasional PBB yang dijadwalkan pada Sabtu (27/5). Gedung Putih mengatakan sedang mengawasi situasi dengan cermat dan tidak melihat adanya indikasi bahwa bahan radioaktif telah bocor.
Klaim tersebut mencerminkan pernyataan serupa yang sering dibuat Moskow. Rusia menyebut Kyiv merencanakan provokasi yang melibatkan berbagai senjata atau zat berbahaya yang akan dituduhkan kepada Kremlin.
Pembangkit listrik Zaporizhzhia adalah salah satu dari 10 pembangkit nuklir terbesar di dunia. Itu terletak di wilayah Zaporizhzhia yang sebagian diduduki di tenggara Ukraina.
Keenam reaktor pabrik telah dimatikan selama berbulan-bulan, tetapi masih membutuhkan tenaga dan staf yang memenuhi syarat untuk mengoperasikan sistem pendingin penting dan fitur keselamatan lainnya. Pertempuran di dekatnya berulang kali mengganggu pasokan listrik dan memicu kekhawatiran akan potensi bencana seperti yang terjadi di Chernobyl, di Ukraina utara, di mana sebuah reaktor meledak pada 1986 dan memuntahkan radiasi mematikan, mencemari area yang luas dalam bencana nuklir terburuk di dunia. (Aljazeera/Z-3)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina. Akan tetapi bagi Rusia ini soal kepentingan nasional dan masa depan negara.
DINAS Keamanan Ukraina mengeklaim pihaknya berhasil melaksanakan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
UKRAINA dan Rusia telah mencapai kesepakatan besar di Istanbul, Senin (2/6), untuk melakukan pertukaran tahanan dan jenazah terbesar sejak perang dimulai pada Februari 2022.
RUSIA dan Ukraina berhasil menyelesaikan pertukaran sebanyak 1.000 tahanan pada Minggu (25/5) waktu setempat. Ini menjadi pertukaran tawanan terbesar sejak konflik antara keduanya.
SERANGAN drone Ukraina berskala besar kembali menembus ke wilayah Rusia. Ini memaksa otoritas Moskow untuk melumpuhkan aktivitas penerbangan dan internet seluler.
RUSIA mengambil langkah pertahanan dengan mematikan internet seluler di tengah gempuran serangan udara tanpa henti dari Ukraina.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
Wakil kepala angkatan laut Rusia Mayor Jenderal Mikhail Gudkov tewas dekat perbatasan Ukraina.
Donald Trump mengakui tak ada kemajuan dalam pembicaraan damai dengan Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved