Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PERSERIKATAN Bangsa-bangsa (PBB) menilai tidak terdapat tanda-tanda kesepakatan gencatan senjata dari pihak-pihak yang bertikai di Sudan. Padahal kedua pihak yang berperang, militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sebelumnya menyepakati gencatan senjata 72 jam sejak Selasa (25/4).
Namun, bentrokan, ledakan, dan pengeboman terus terjadi di sejumlah kota termasuk ibu kota Sudan, Khartoum. Utusan PBB untuk Sudan Volker Perthes mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York City pada Selasa (25/4) bahwa kedua belah pihak terobsesi mendapatkan kemenangan.
“Belum ada tanda tegas bahwa keduanya siap untuk bernegosiasi secara serius, yang menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas yang lain adalah mungkin,” kata Perthes.
Gencatan senjata mulai berlaku pada Selasa dan Perthes mengatakan bahwa kesepakatan itu hanya bertahan di beberapa tempat. Tetapi secara umum pertempuran terus berlanjut di wilayah strategis.
Baca juga:
> WHO: Konflik di Sudan Renggut 459 Nyawa
> Umat Muslim di Sudan Lebaran di Tengah Perang
“Kami juga mendengar laporan lanjutan tentang pertempuran dan pergerakan pasukan,” katanya.
Perthes juga mengecam pengabaian terhadap hukum dan norma perang di antara para pihak yang telah mengubah Khartoum menjadi zona perang sejak pertempuran pecah pada Sabtu (15/4). “Kedua pihak yang bertikai telah bertempur dengan mengabaikan hukum dan norma perang, menyerang daerah padat penduduk, dengan sedikit perhatian terhadap warga sipil, rumah sakit, atau bahkan kendaraan untuk memindahkan yang terluka dan sakit,” katanya.
Pertempuran itu, kata Perthes, telah menciptakan bencana kemanusiaan dengan warga sipil yang menanggung bebannya. Daerah pemukiman di Khartoum telah berubah menjadi medan perang di mana tembakan senjata dan tank, serangan udara dan tembakan artileri telah menewaskan sedikitnya 459 orang, melukai lebih dari 4.000 orang, memutus aliran listrik dan air serta membatasi distribusi makanan di negara yang sepertiga dari 46 juta penduduknya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan kekerasan dan kekacauan di Sudan sebagai bencana yang memilukan. “Sudan berbatasan dengan tujuh negara, yang semuanya terlibat dalam konflik atau mengalami kerusuhan sipil yang serius selama dekade terakhir,” katanya.
Perebutan kekuasaan di Sudan tidak hanya membahayakan masa depan negara itu. Perang di Sudan bisa melintasi perbatasan, menyebabkan penderitaan luar biasa selama bertahun-tahun, dan membuat pembangunan mundur beberapa dekade.
Baca juga:
> 30 Warga Spanyol Dievakuasi dari Sudan
> WNI di Sudan Diminta Siaga Dievakuasi
Terlepas dari gencatan senjata, pertempuran terdengar pada Selasa malam dengan tembakan dan ledakan dilaporkan setelah malam tiba di Omdurman, kota saudara Khartoum di seberang Sungai Nil, tempat tentara menggunakan drone untuk menargetkan posisi RSF.
Tentara juga menggunakan pesawat tak berawak untuk mencoba mengusir RSF dari kilang bahan bakar di Bahri, kota ketiga di pertemuan Sungai Nil Biru dan Sungai Nil.
“Sekretaris Jenderal PBB sekali lagi memperingatkan bahwa ini dapat menyebar ke luar perbatasan Sudan, memperjelas bahwa ada tujuh negara yang berbatasan dengan Sudan, semuanya dalam beberapa tahun terakhir mengalami kerusuhan atau konflik,” kata Bays.
Pihaknya juga mendengar bahwa di Darfur ada suku dan kelompok bersenjata yang mengangkat senjata dan kekhawatiran nyata yang dapat menyedot beberapa negara dari seluruh kawasan. Sudah ada krisis kemanusiaan di negara itu sebelum pertempuran saat ini.
"Situasinya jauh lebih buruk sekarang di tengah gencatan senjata yang rapuh. Kata di lapangan tentang gencatan senjata saat ini adalah sangat, sangat tidak merata, sporadis, dan hanya bertahan sebagian,” tambahnya. (Aljazeera/Z-6)
KONDISI geopolitik global, khususnya perang Iran-Israel, bisa berdampak negatif pada persepsi keamanan kawasan Asia, termasuk Indonesia. Hal itu disorot dala Rakernas ASITA 2025
Seluruh negara di dunia diminta untuk mengambil langkah nyata guna menekan Israel.
PRESIDEN ASPEK Indonesia, Muhammad Rusdi, menyatakan gerakan dan perjuangan buruh Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari gerakan, dan perjuangan buruh dan rakyat dunia.
Eropa sedang bergegas mempersiapkan warganya untuk menghadapi ancaman konflik yang semakin meningkat dan berada di ambang pintu.
PEMERINTAH Tiongkok mengimbau warganya menghindari zona konflik dan tidak terlibat dalam perang di Ukraina dalam bentuk apa pun.
Hampir semua 2,4 juta anak yang tinggal di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza terkena imbas perang.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
Antonio Guterres pada (28/6) waktu setempat menyambut baik penandatanganan kesepakatan damai yang digelar sehari sebelumnya antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda.
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved