MILITER Tiongkok mengatakan bahwa mereka memperingatkan satu kapal perang Amerika Serikat (AS) untuk meninggalkan perairan di Laut Tiongkok Selatan yang disengketakan pada Kamis (23/3). Namun, klaim Tiongkok dengan cepat dibantah oleh pasukan Amerika.
Tiongkok mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan yakni jalur perairan strategis yang dilalui perdagangan bernilai triliunan dolar AS setiap tahun. Padahal pengadilan internasional telah memutuskan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.
Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih di laut tersebut. AS mengirimkan kapal-kapal angkatan lautnya melalui jalur itu untuk menegaskan kebebasan bernavigasi di perairan internasional.
Baca juga: Menlu AS, Blinken, Bantah Hubungan Xi Jinping-Putin Mesra
Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) mengatakan bahwa USS Milius, kapal perusak rudal berpeluru kendali, pada Kamis memasuki perairan di sekitar Kepulauan Paracel, yang juga diklaim oleh Vietnam. "PLA mengerahkan pasukan laut dan udara untuk melacak dan memantau (kapal) sesuai dengan hukum dan memperingatkan kapal tersebut untuk pergi," kata juru bicara Tian Junli. "Kapal itu melakukan serbuan ilegal ke perairan teritorial Tiongkok tanpa izin dari pemerintah Tiongkok, merusak perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut," sebutnya.
Militer AS dengan cepat membantah klaim tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa pernyataan RRC itu salah. "Kapal itu melakukan operasi rutin di Laut Tiongkok Selatan dan tidak diusir," kata juru bicara Komando Indo-Pasifik AS. "Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," lanjut juru bicara itu.
Baca juga: Filipina Lancarkan Protes Diplomatik kepada Tiongkok
Mereka menegaskan klaim mereka di Laut Tiongkok Selatan. Pihak berwenang Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah membangun pulau-pulau buatan, termasuk beberapa di antaranya dengan fasilitas militer dan landasan pacu. Negara-negara regional juga menuduh kapal-kapal Tiongkok mengganggu kapal-kapal nelayan mereka. (AFP/Z-2)