Kamis 09 Februari 2023, 09:28 WIB

Gedung Putih Bantah AS Dalang Sabotase Pipa Gas Nord Stream

Cahya Mulyana | Internasional
Gedung Putih Bantah AS Dalang Sabotase Pipa Gas Nord Stream

AFP/Handout / DANISH DEFENCE
Foto udara dari Angkatan Bersenjata Denmark menunjukkan kebocoran di pipa gas Nord Stream yang menghubungkan Rusia dan Eropa.

 

GEDUNG  Putih membantah laporan jurnalis investigasi senior Seymour Hersh yang menyebut Amerika Serikat (AS) berada di balik sabotase pipa gas Rusia-Eropa, Nord Stream, tahun lalu. 

Hersh menulis penyelam Angkatan Laut AS, yang dibantu Norwegia telah menanam bahan peledak di pipa yang mengalir di bawah Laut Baltik antara Rusia dan Jerman Juni lalu dan meledakkannya tiga bulan kemudian.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson menggambarkan laporan Hersh, yang diterbitkan di laman web-nya Substack, sebagai karangan fiksi. Norwegia, melalui Kementerian Luar Negeri mereka, melontarkan pernyataan serupa AS.

Baca juga: Kebocoran Keempat di Pipa Nord Stream Ditemukan

Ledakan di jaringan pipa gas itu diklaim negara-negara Barat sebagai tindakan Rusia memutus kebutuhan energi secara sepihak. Tetapi, seiring berjalannya waktu, kebenaran perlahan terungkap, salah satunya diungkap Hersh.

Sejauh ini, penyelidikan oleh otoritas Swedia, Denmark, dan Jerman belum menyalahkan satu negara atau aktor mana pun. 

Hersh mengatakan keputusan untuk mengebom jaringan pipa, yang telah ditutup tetapi masih mengandung sisa gas, dibuat secara rahasia oleh Presiden AS Joe Biden.

Tujuannya untuk menghentikan kemampuan Moskow menghasilkan miliaran dolar dari penjualan gas alam ke Eropa. 

AS juga percaya pipa itu memberi Rusia pengaruh politik atas Jerman dan Eropa Barat yang dapat digunakan untuk melemahkan komitmen Washington terhadap Ukraina.

Dua minggu sebelum invasi 24 Februari, kata Hersh, Biden mengatakan secara terbuka bahwa AS tidak akan mengizinkan aliran gas di pipa Nord Stream 2 jika Rusia menyerang Ukraina.

Hersh mengutip satu sumber tanpa nama, bahwa gagasan itu muncul pertama kali pada Desember 2021 dalam diskusi di antara para Penasihat Keamanan Nasional Utama Biden tentang menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.

CIA mengembangkan rencana tersebut, dan di bawah kedok latihan NATO pada Juni 2022, penyelam Angkatan Laut AS, dengan bantuan dari Norwegia, menanam bahan peledak di saluran pipa yang dapat diledakkan dari jarak jauh, tulis Hersh.

Dalam spekulasi setelah pipa meletus pada 26 September, beberapa negara dikatakan memiliki motif untuk tindakan tersebut yakni Rusia, Jerman, Ukraina, Polandia, Inggris, dan AS. 

Barat terus menunjuk ke Rusia, tetapi Moskow menuduh AS dan Inggris melakukan sabotase. (AFP/OL-1)

Baca Juga

AFP/Aris Messinis

Korut Tuduh Ukraina Berambisi Miliki Senjata Nuklir

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 02 April 2023, 11:45 WIB
Petisi yang dibuat Kantor Kepresidenan Ukraina menyerukan agar negara itu menjadi negara yang memiliki senjata...
AFP/Filippo MONTEFORTE

Paus Fransiskus Tinggalkan Rumah Sakit dan Siap Pimpin Misa Minggu Palma

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 02 April 2023, 09:00 WIB
Paus, yang memperingati 10 tahun kepausannya, Maret, telah menderita sejumlah penyakit dalam beberapa tahun...
AFP/Hazem bader

Polisi Israel Tutupi Fakta Penembakan di Masjid Al-Aqsa, Sebut Tak Ada CCTV

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Minggu 02 April 2023, 00:20 WIB
PEMUDA yang tewas ditembak polisi Israel di pintu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem ialah seorang mahasiswa kedokteran bernama Mohammed al-Asibi,...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya