Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERLAWANAN rakyat Myanmar terhadap junta militer semakin meluas. Banyak warga sipil yang bergabung dengan kelompok bersenjata etnis untuk melawan tirani junta.
Perang saudara pun tidak terelakkan bagi Myanmar yang pada 2022, lebih dari 20 ribu orang tewas dari dua kubu.
“Beberapa rekan kami telah tewas dalam pertempuran tetapi menyerah sekarang bukanlah suatu pilihan,” kata Albert, seorang komandan batalion untuk Pasukan Pertahanan Kebangsaan Karenni (KNDF) anti-kudeta di Negara Bagian Kayah dan Negara Bagian Shan selatan.
Dia optimistis jika pasukan dapat memperluas kekuasaan dengan mengusir junta militer dapat menjadi batu loncatan luar biasa di 2023. Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar Tom Andrews menemukan telah terjadi sekitar 10 ribu serangan dan bentrokan bersenjata antara militer dan lawan sejak kudeta.
Menurut dia, insiden kekerasan terjadi di 78% antara Juli dan Desember 2022. Direktur eksekutif Institut Perdamaian dan Keamanan Myanmar Min Zaw Oo menambahkan sebuah keseimbangan baru telah muncul di Myanmar lewat sejumlah pemberontakan.
"Harus ada perkembangan signifikan di kedua sisi untuk mengubah kebuntuan saat ini. Namun lanskapnya tetap sama di tahun 2022 secara keseluruhan,” ucapnya.
Baca juga: Junta Myanmar Hentikan Izin Pergi ke Luar Negeri untuk Rakyatnya
Dia menambahkan militer telah gagal mengembalikan sebagian besar wilayah ke status quo pra-kudeta. Tetapi rakyat Myanmar belum mampu menguasai wilayah strategis.
Pasukan anti-kudeta berusaha menguasai beberapa pusat kota utama seperti kota Moebye di selatan Negara Bagian Shan, dan Kawkareik dan Kyondoe di Negara Bagian Kayin. Tetapi mereka belum berhasil menguasainya karena diserang artileri jarak jauh dan kekuatan udara.
“Serangan udara berdampak besar dalam hal ini. Kami ingin menguasai kota dan daerah perkotaan tetapi tanpa pertahanan udara, itu cukup sulit. Bahkan jika kita dapat merebut suatu wilayah, sulit untuk mengontrolnya tanpa pertahanan udara,” kata Taw Nee, juru bicara Karen National Union (KNU), salah satu kelompok etnis bersenjata tertua dan paling kuat di Myanmar, yang bersekutu dengan pro- perlawanan demokrasi secara luas dikenal sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).(Aljazeera/OL-5)
Melalui foundation ini, Daw Aung San Suu Kyi ingin melanjutkan warisan ibunya dalam memajukan kesejahteraan rakyat Myanmar
Sedikitnya, ada 8 WNI dari berbagai daerah yang saat ini dipekerjakan di wilayah konflik Myanmar.
Tersimpan dalam getah pohon, sperma hewan ostracod dari keluarga udang itu ditemukan di sebuah tambang di utara Myanmar.
Ada lima pemain yang tidak diikutkan dalam laga uji coba melawan Myanmar pada pekan depan.
Awal bulan ini, ASEAN dan FIFA menandatangani nota kesepakatan untuk meningkatkan peran sepak bola dalam perkembangan sosial di ASEAN.
Pernyataan resmi dari Federasi Sepak Bola Myanmar menyebut separuh anggota skuat timnas Myanmar akan absen dalam laga kualifikasi yang akan dimulai pada 28 Mei melawan Jepang.
Menjelang laga kualifikasi Piala Dunia antara Guinea dan Maroko, terjadi kudeta yang menggulingkan Presiden Guinea Alpha Conde.
Kepala Dewan Militer Sudan yang berkuasa, Jenderal Awad Ibn Ouf, mengumumkan pengunduran dirinya setelah dilantik pada Kamis malam menyusul penggulingan presiden sebelumnya, Omar al-Bashir.
ECOWAS mengatakan negara anggota mereka akan menutup perbatasan darat dan udara dengan Mali serta akan menjatuhkan sanksi bagi para pelaku kudeta di negara itu.
Goita telah beberapa kali terlihat bersama sejumlah pemimpin militer Mali di televisi pada Selasa (18/8) dan Rabu (19/8). Namun, kala itu, dia tidak mengeluarkan pernyataan apa pun.
Dewan Perdamaian dan Keamanan Pan-Afrika, Rabu (19/8), mengatakan penangguhan akan tetap berlaku sampai pemulihan tatanan konstitusional di negara Afrika Barat itu selesai.
Koalisi oposisi Mali, M5-RFP, mengatakan mereka akan bekerja sama dengan junta militer untuk membentuk sebuah peta jalan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved