Selasa 20 Desember 2022, 13:37 WIB

PBB Peringatkan Kebangkitan Fasisme di Barat

Cahya Mulyana | Internasional
PBB Peringatkan Kebangkitan Fasisme di Barat

Ed JONES / AFP
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres

 

SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok sayap kanan ekstrim dan supremasi kulit putih di Barat. Landasannya kejadian di Jerman yang mengungkap kelompok itu berencana melancarkan upaya kudeta.

"Telah ditunjukkan bahwa ancaman terorisme terbesar saat ini di negara-negara Barat berasal dari ekstrem kanan, neo-Nazi, dan supremasi kulit putih,” kata Guterres.

Dia menyampah peringatan itu saat berbicara kepada wartawan selama konferensi pers akhir tahunanan PBB di New York pada Senin (19/12). Ia mengatakan kasus di Jerman hanyalah salah satu ancaman yang ditimbulkan oleh sayap kanan ekstrem terhadap masyarakat demokratis di seluruh dunia.

"Dan saya pikir kita harus sangat jelas dan tegas dalam mengutuk setiap bentuk neo-Nazisme, supremasi kulit putih, segala bentuk anti-Semitisme, kebencian anti-Muslim,” katanya.

Ia mengatakan serangan kelompok sayap kanan sangat jelas sebagai sebuah ancaman. "Kita harus melawan ancaman itu dengan tekad yang sangat besar,” tambahnya.

Baca juga: Perawat Inggris Mogok Kerja Sebagai Protes Tuntut Kenaikan Gaji  

Kantor Kejaksaan Federal Jerman menangkap 25 tersangka awal bulan ini setelah ribuan polisi melakukan penggerebekan di 130 lokasi di 11 negara bagian federal Jerman yang menargetkan penganut gerakan Reich Citizens (Reichsbuerger).

Warga Negara Reich tidak mengakui Republik Federal Jerman dan struktur demokrasinya. Kejaksaan Jerman mengatakan anggota gerakan itu diduga telah membuat persiapan konkret untuk memaksa masuk parlemen Jerman dengan kekerasan dengan kelompok kecil bersenjata.

Sebanyak 22 orang yang ditangkap adalah warga negara Jerman dan ditahan karena dicurigai sebagai anggota organisasi teroris. Sementara tiga orang lainnya diduga mendukung organisasi tersebut, termasuk seorang warga negara Rusia.

Menurut laporan, para konspirator berusaha membentuk perusahaan keamanan dalam negeri yang akan melakukan penangkapan dan eksekusi setelah penggulingan negara Jerman.

Selain itu, Guterres mengatakan bahwa perusahaan media sosial memiliki tanggung jawab khusus untuk menjaga kebebasan pers dan menghindari penyebaran kebencian di seluruh platform. Namun dia menolak untuk secara langsung menangani kesesuaian pemilik Twitter Elon Musk untuk menjalankan perusahaan media sosialnya.

"Rekomendasi saya kepada siapa pun yang memiliki platform apa pun adalah untuk memastikan bahwa kebebasan berekspresi, terutama jurnalis, dihormati dan pidato kebencian, neo-Nazisme, supremasi kulit putih, bentuk ekstremisme lainnya, tidak menemukan jalan mereka melalui media sosial tersebut. platform,” katanya.(Aljazeera/OL-4)

Baca Juga

Peter PARKS / AFP

Hong Kong makin Alergi Kritik

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 04 Juni 2023, 20:57 WIB
POLISI Hong Kong menahan delapan orang, termasuk aktivis dan seniman, pada malam peringatan 34 tahun penumpasan Lapangan Tiananmen...
DIBYANGSHU SARKAR / AFP

Indonesia Harus Ambil Pelajaran dari Kecelakaan Tiga Kereta di India

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 04 Juni 2023, 18:16 WIB
DUNIA transportasi dikejutkan dengan kecelakaan yang melibatkan tiga rangkaian kereta di distrik Balasore, Odisha, India, Jumat...
ANTARA/ Wahyu Putro A

Soroti Konflik Myanmar, Prabowo: TNI Setia Bersama Rakyat

👤Yakub Pryatama Wijayaatmaja 🕔Minggu 04 Juni 2023, 12:36 WIB
"Untuk Myanmar, sangat jelas ASEAN tidak menerima tindakan otoriter dan kegiatan serta tindakan mematikan rezim militer Myanmar...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya