Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEKRETARIS Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan ledakan mematikan di Polandia mungkin merupakan hasil dari rudal antipesawat Ukraina. Tetapi Rusia harus memikul tanggung jawab kejadian itu karena Moskow berada di belakang perang.
Dua orang tewas dalam ledakan, Selasa (15/11), di timur Polandia, dekat perbatasan dengan Ukraina.
"Penyelidikan atas insiden ini sedang berlangsung, dan kami perlu menunggu hasilnya. Tapi kami tidak memiliki indikasi bahwa ini adalah hasil dari serangan yang disengaja," kata Stoltenberg setelah memimpin pertemuan para duta besar NATO.
Baca juga: Polandia Sebut Rudal yang Mendarat di Negaranya Milik Ukraina
Dia mengatakan analisa awal NATO menunjukkan insiden itu disebabkan rudal pertahanan udara Ukraina untuk mempertahankan wilayah dari serangan rudal jelajah Rusia.
"Tapi izinkan saya menjelaskan, ini bukan kesalahan Ukraina. Rusia memikul tanggung jawab utama karena melanjutkan perang ilegal melawan Ukraina,” ungkapnya.
Stoltenberg mengadakan pertemuan utusan aliansi NATO di Brussel, Belgia. Dewan Keamanan PBB juga berencana bertemu pada Rabu (16/11) untuk pengarahan yang dijadwalkan sebelumnya tentang situasi di Ukraina.
Polandia dan NATO menggunakan bahasa yang menunjukkan bahwa tidak menganggap ledakan rudal itu sebagai serangan Rusia yang disengaja.
Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky awalnya mengecam ledakan itu sebagai eskalasi yang sangat signifikan dan mendorong Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengadakan pertemuan darurat para pemimpin G7 dan NATO.
Serangan yang disengaja dan bermusuhan terhadap anggota NATO, Polandia, dapat memicu respons militer kolektif oleh aliansi tersebut. Tetapi pertanyaan seputar roket itu tetap ada, terutama karena insiden itu terjadi selama serangkaian serangan rudal Rusia melintasi perbatasan terdekat di Ukraina.
Rusia membantah terlibat dalam ledakan Polandia dan memanggil duta besar Polandia untuk meminta konfirmasi. Penilaian awal menunjukkan rudal itu diluncurkan oleh pasukan Kyiv ke arah Rusia yang masuk dalam salvo penghancuran terhadap infrastruktur listrik Ukraina.
Segera setelah ledakan itu, sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Polandia mengidentifikasi senjata itu dibuat di Rusia. Presiden Polandia Andrzej Duda lebih berhati-hati dengan mengatakan bahwa itu kemungkinan besar buatan Rusia, tetapi asal-usulnya masih diverifikasi.
Beberapa waktu kemudian, dia mengubah pernyataannya dengan mengatakan roket itu merupakan bagian dari mekanisme pertahanan Ukraina. Kremlin menuduh beberapa negara Barat, terutama Polandia, bereaksi histeris, tetapi memuji Biden karena menahan diri.
"Kami telah menyaksikan reaksi Russophobia histeris dan hiruk pikuk lainnya, yang tidak didasarkan pada data nyata apa pun," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
"Saya ingin mengundang Anda untuk memperhatikan reaksi Amerika yang agak terkendali, yang kontras dengan reaksi yang benar-benar histeris dari pihak Polandia dan sejumlah negara lain," katanya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim foto-foto reruntuhan telah diidentifikasi oleh spesialis industri pertahanan Rusia sebagai elemen peluru kendali antipesawat dari sistem pertahanan udara S-300 angkatan udara Ukraina.
Namun, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Rusia memikul tanggung jawab utama atas insiden tersebut. Dia menambahkan pemerintahan Biden memiliki kepercayaan penuh dalam penyelidikan Polandia.
Sementara itu, Zelensky mengatakan tetap mempercayai ledakan itu disebabkan oleh rudal Rusia.
“Saya yakin itu bukan rudal kami,” tegasnya.
Dia berpendapat Ukraina seharusnya sudah diberi akses ke lokasi ledakan.
“Apakah kami memiliki hak untuk berada di tim investigasi? Tentu saja,” katanya.
"Ukraina meminta akses segera ke lokasi ledakan," kata sekretaris Dewan Keamanan Dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov.
Dia menambahkan Ukraina memiliki bukti jejak Rusia dalam ledakan tersebut, namun tanpa memberikan bukti.
Danilov mengatakan Ukraina menginginkan studi bersama tentang insiden itu untuk melihat informasi yang menjadi dasar kesimpulan sekutunya itu.
"Kyiv sepenuhnya terbuka untuk studi komprehensif tentang situasi ini,” tulisnya di halaman Facebook.
Danilov mendukung Zelensky dalam menyalahkan teror rudal oleh Rusia. Dia tidak memberikan perincian tentang bukti apa yang dia kutip ketika merujuk pada perbuatan Rusia di balik insiden itu. (Aljazeera/OL-1)
RATUSAN pesawat nirawak dan rudal yang diluncurkan dari berbagai arah menghantam Ibu Kota Ukraina, Kyiv, pada Rabu (9/7) malam hingga kemarin.
Setelah Rusia gempur Ukraina, Uni Eropa meluncurkan strategi penyimpanan darurat guna memastikan ketersediaan barang-barang penting seperti makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
RUSIA melancarkan serangan udara paling intens sejak awal invasi ke Ukraina pada Selasa (8/7) malam, yang turut memicu reaksi cepat dari NATO.
SITUASI di Eropa Timur memanas setelah Rusia meluncurkan serangan udara terbesar sejak invasinya ke Ukraina dimulai lebih dari tiga tahun lalu.
Ukraina mengalami serangan udara terbesar sejak invasi 2022 dengan ratusan drone dan rudal diluncurkan Rusia.
Donald Trump mengatakan AS akan mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina.
Ia juga menyampaikan rasa prihatin atas kemudahan negara-negara maju mengalokasikan anggaran besar untuk militer.
MENTERI Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa upaya Uni Eropa dan NATO membuat kekalahan strategis terhadap Moskow tidak akan berhasil. Empat alasan barat tak mampu taklukan Rusia
RENCANA Estonia untuk kembali menjadi tuan rumah jet tempur F-35A yang dapat membawa senjata nuklir menuai reaksi tajam dari Moskow.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved