Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mangrove Jadi Penyelamat Perubahan Iklim

M. Ilham Ramadhan Avisena
16/11/2022 12:16
Mangrove Jadi Penyelamat Perubahan Iklim
Presiden Joko Widodo bersama para pemimpin G20 menanam mangrove di Taman Hutan Raya, Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Selasa (16/11).(ANTARA/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay)

PRESIDEN Joko Widodo mengajak para kepala delegasi KTT G20 menanam mangrove (bakau) di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai.  Ajakan Presiden menanam bakau menebalkan komitmen Indonesia dan global dalam menangani perubahan iklim. 

“Kunjungan Presiden dan para pemimpin negara G20 ke Tahura menunjukkan bukti kuat kerja bersama dalam menangani perubahan iklim yang dampaknya dapat mengancam kemakmuran dan pembangunan global,” ujar Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di Media Centre G20, Nusa Dua Bali, Rabu (16/11).

Menurut Moeldoko, kegiatan Presiden  di Tahura pagi ini menegaskan keseriusan Indonesia merestorasi dan merehabilitasi hutan mangrove dan merestorasi lahan kritis Indonesia. 

Baca juga: Indonesia Banjir Pujian Dalam Penyelenggaraan KTT G20

“Penanaman Mangrove bersama para kepala negara menunjukkan solidaritas, kerjasama, dan kolaborasi global dalam mengatasi perubahan lingkungan,” ujar Moeldoko.

Mangrove menjadi pilihan Presiden Joko Widodo karena hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi diantara hutan mangrove yang lain.  Tercatat ada 92 spesies hutan mangrove alami yang dimiliki Indonesia. 

Selain itu daya serap hutan mangrove Indonesia mampui menyerap 3,1 miliar ton karbon. 

“Ini setara dengan emisi gas dari kendaraan sejumah 2,5 milliar kendaraan dalam setahun. Angka yang sangat besar dan berarti bagi perubahan iklim,” tambah Moeldoko.

Data Bank Dunia per Juli 2021 menunjukkan Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,5 juta hektare. Angka tersebut mewakili 23% luasan hutan bakau dunia. 

Meski memiliki luasan yang besar, Indonesia tetap membangun pusat persemaian rumpin untuk menghasilkan ratusan juta bibit siap tanam yang berkualitas. 

“Bibit tersebut akan ditanamkan di lahan kritis untuk mengembalikan fungsi lahannya,” ujar Moeldoko.

Dalam upaya memulihkan lahan kritis, Pemerintah sudah merehabilitasi tiga juta lahan kritis pada rentang waktu 2010-2019. Indonesia juga berupaya merehalitasi hutan mangrove seuas 600 ribu hekatre hingga 2024.

“Kita juga berhasil mengembangkan eksosistem mobil listrik dan membangun pembangkit tenaga surya terbesar di Indonesia,” ujar Moeldoko.

Sebagai salah satu dari agenda prioritas KTT G20, transisi energi juga menjadi bahasan utama dalam konferensi. Indonesia juga focus untuk memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis energi bersih. 

Pemerintah juga berkomitmen membangun industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara. Salah satu yang menjadi tema pembicaraan bilateral adalah pembangunan Pemangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Bulungan, Kalimantan Utara.  

“Penandatanganan MoU dengan Sumitomo untuk membangun PLTA Kayan  berkapasitas sembilan ribu  Mega Watt bukti komitmen kita dalam transisi energi,” pungkas Moeldoko. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya