Kamis 03 November 2022, 13:44 WIB

Korban Tewas Badai Filipina Capai 150 Orang, Hujan Intensitas Tinggi Mengancam

Ferdian Ananda Majni | Internasional
Korban Tewas Badai Filipina Capai 150 Orang, Hujan Intensitas Tinggi Mengancam

JAM STA ROSA / AFP
Ilustrasi

 

Korban tewas akibat badai dahsyat yang memicu banjir dan tanah longsor di seluruh Filipina telah mencapai 150 orang, seperti dilaporkan pejabat bencana Kamis, (3/11). Kini intesitas hujan tinggi diperkirakan di beberapa daerah yang paling parah dilanda bencana tersebut.

Lebih dari 355.400 orang meninggalkan rumah mereka saat Badai Tropis Nalgae yang parah menghantam sebagian besar negara kepulauan itu akhir pekan lalu dan selama akhir pekan.

Dari 150 kematian yang dicatat oleh badan bencana nasional, 63 berada di wilayah Bangsamoro di pulau selatan Mindanao, dimana banjir bandang dan tanah longsor menghancurkan desa-desa.

Setidaknya 128 orang terluka dan 36 masih hilang di seluruh negeri, kata badan tersebut. Pihak berwenang telah memperingatkan tidak ada harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat.

Dengan perkiraan hujan lebih banyak pada hari Kamis, badan-badan bencana di Bangsamoro sedang mempersiapkan kemungkinan kehancuran lebih lanjut di wilayah miskin dan pegunungan.

"Tanah masih basah di daerah-daerah di mana banjir bandang dan tanah longsor terjadi sehingga erosi lebih lanjut dapat segera dipicu," kata kepala pertahanan sipil regional, Naguib Sinarimbo.

“Saluran air dan sungai yang berada di jalur banjir bandang terhalang oleh puing-puing dan bongkahan batu sehingga mudah meluap,”

Presiden Ferdinand Marcos menyalahkan penggundulan hutan dan perubahan iklim atas tanah longsor yang menghancurkan di Bangsamoro.

Dia telah mendesak pemerintah setempat untuk menanam pohon di pegunungan gundul.

"Itu satu hal yang perlu kita lakukan," kata Marcos dalam briefing minggu ini.

"Kami sudah mendengar ini berulang kali, tapi kami masih terus menebang pohon. Itu yang terjadi, longsor seperti itu terjadi,"

Marcos telah mengumumkan keadaan bencana selama enam bulan di daerah yang paling parah terkena dampak, membebaskan dana untuk upaya bantuan.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai yang mematikan dan merusak menjadi lebih kuat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim. (AFP/OL-12)

Baca Juga

AFP

Tiongkok dan Jepang Kirim Bantuan untuk Pengungsi Perang Sudan

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:47 WIB
Berbagai negara telah memberikan sejumlah donasi dan bantuan kepada para pengungsi, termasuk negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di...
AFP

Pemerintah Uganda Tegas Menolak Homoseksual di Negaranya

👤Cahya Mulyana 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:15 WIB
Presiden Uganda Yoweri Museveni menetapkan negaranya hanya mengakui dua jenis kelamin sesuai yang diciptakan yakni laki-laki dan...
AFP

Ukraina Minta Bantuan Senjata ke Korsel

👤Ferdian Ananda Majni 🕔Selasa 30 Mei 2023, 19:57 WIB
Ukraina sangat berharap Korea Selatan (Korsel) akan menyediakan peralatan militer pertahanan seperti sistem anti-pesawat untuk menangkis...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya