Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jika Serang Taiwan, Xi Dinilai Berbuat Dosa pada Rakyat Tiongkok

Ferdian Ananda Majni
20/10/2022 13:27
Jika Serang Taiwan, Xi Dinilai Berbuat Dosa pada Rakyat Tiongkok
Pasukan militer Tiongkok saat melakukan parade di pusat latihan militer Zhurihe, wilayah utara Tiongkok.(STR/AFP/Getty Images)

PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping dinilai akan berbuat dosa terhadap semua orang Tiongkok jika dia menyerang Taiwan.

Bahkan dia dianggap tidak akan memenangi perang karena dia akan menghadapi sanksi internasional dan isolasi diplomatik.

Penyataan itu disampaikan pejabat tinggi keamanan Taiwan, Kamis (20/10).

Tiongkok telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Taiwan yang diperintah secara demokratis selama dua tahun terakhir karena berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatannya. Namun ditolak keras oleh pemerintah di Taipei.

Membuka kongres dua kali satu dekade Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa pada hari Minggu (16/10), Xi mengatakan terserah kepada rakyat Tiongkok untuk menyelesaikan masalah Taiwan.

Ia menegaskan bahwa Tiongkok tidak akan pernah melepaskan hak untuk menggunakan kekuatan tetapi masih berusaha untuk resolusi damai.

Baca juga: AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan

Berbicara kepada wartawan di sela-sela parlemen, Chen Ming-tong, kepala Biro Keamanan Nasional Taiwan mengatakan Xi akan menghadapi bencana jika dia menindaklanjuti ancamannya untuk menyerang Taiwan.

"Tidak ada kemungkinan menang dalam menggunakan kekuatan untuk menyerang Taiwan," kata Chen.

Tiongkok akan menghadapi sanksi internasional dan isolasi diplomatik karena melakukannya, tambahnya.

"Xi akan kehilangan apa yang disebut peremajaan besar orang-orang Tiongkok, dan menjadi orang berdosa bagi orang-orang Tiongkok," kata Chen, menggunakan istilah yang merujuk pada mereka yang beretnis Tionghoa daripada berkebangsaan Tiongkok.

Pemerintah Taiwan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka, dan karena Taiwan tidak pernah diperintah oleh Republik Rakyat Tiongkok, klaim kedaulatannya tidak berlaku.

"Sangat jelas bahwa kedua belah pihak harus saling menghormati dan berkembang secara terpisah, yang merupakan cara yang akan membawa kebahagiaan bagi rakyat," ucap Chen.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah berulang kali menawarkan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Tiongkok berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan dan saling menghormati.

Namun pihak Beijing telah menolak kemajuan tersebut dengan bersikeras bahwa dia harus terlebih dahulu mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok.

Tsai mengawasi program modernisasi militer untuk menanggapi ancaman Tiongkok yang semakin meningkat, yang pada bulan Agustus termasuk latihan perang yang dilakukan di dekat pulau itu ketika Beijing dengan marah menanggapi kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei. (CNA/Fer/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya