PARA pemimpin gereja Jerusalem pada Senin (10/10) menyatakan keprihatinan besar mereka tentang Inggris yang berpotensi memindahkan kedutaan mereka di Israel ke kota yang diperebutkan dan suci itu. Perdana Menteri Inggris Liz Truss bulan lalu mengatakan kepada mitranya dari Israel, Yair Lapid, tentang lokasi kedutaan Inggris saat ini di Israel.
Pengumuman itu meningkatkan prospek London mengikuti langkah Washington di bawah mantan presiden Donald Trump yang pada 2018 memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Langkah itu melanggar konsensus internasional selama beberapa dekade, karena banyak negara menolak mengakui Jerusalem sebagai ibu kota negara Israel atau Palestina sebelum kesepakatan damai yang langgeng tercapai.
Pada Senin, kepala gereja Jerusalem memperingatkan pemindahan kedutaan Inggris akan sangat merusak prinsip utama ini dan negosiasi politik yang ingin dicapai. Dewan Leluhur dan Kepala Gereja di Jerusalem mewakili semua denominasi di kota itu yang merupakan rumah bagi situs tersuci dalam agama Kristen.
Baca juga: TV Pemerintah Iran Diretas, Tayang Gambar Khamenei dalam Bidikan Senjata
Kota Tua, di Jerusalem timur yang dicaplok Israel, juga menjadi tuan rumah situs paling suci dalam Yudaisme dan situs tersuci ketiga dalam Islam. "Status quo religius di Jerusalem sangat penting untuk menjaga keharmonisan Kota Suci kami dan hubungan baik antara komunitas agama di seluruh dunia," kata para kepala gereja.
Tinjauan Inggris, tambah mereka, menyiratkan bahwa tidak perlu ada pembicaraan damai. Selain itu, "Pendudukan militer yang berkelanjutan atas wilayah-wilayah itu dan pencaplokan sepihak Jerusalem timur keduanya dapat diterima."
Israel telah menduduki Jerusalem timur dan Tepi Barat--tempat berbagai kisah alkitabiah termasuk kelahiran Yesus--sejak Perang Enam Hari 1967. Mengingat orang-orang Kristen telah tinggal di wilayah tersebut dalam banyak kerajaan dan pemerintahan yang berbeda selama sekitar 2.000 tahun, mereka mendesak pemerintah Inggris untuk menggandakan upaya diplomatik mereka menuju kesepakatan damai Israel-Palestina.
Baca juga: Razia Israel di Jenin Tewaskan Empat Warga Palestina
Intervensi mereka dari Jerusalem mengikuti pernyataan serupa oleh para pemimpin gereja di Inggris. Seorang juru bicara Uskup Agung Canterbury Justin Welby, uskup senior Gereja Anglikan, pekan lalu mengatakan kepada situs web Inggris Jewish News bahwa dia khawatir tentang dampak potensial dari pemindahan kedutaan Inggris ke Jerusalem.
Kardinal Vincent Nichols, pastor Katolik paling senior di negara itu, mengatakan pada Kamis bahwa memindahkan kedutaan akan sangat merusak kemungkinan perdamaian abadi di wilayah tersebut. (AFP/OL-14)