Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
GROUP tujuh negara maju atau G7 menuntut akses tanpa hambatan bagi staf pengawas atom PBB yang saat ini sedang bertolak menuju pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina. Fasilitas yang diduduki pasukan Rusia itu telah menjadi target serangan dalam beberapa pekan terakhir.
"Staf Badan Energi Atom Internasional (IAEA) harus dapat mengakses semua fasilitas nuklir di Ukraina secara tepat waktu dan aman serta tanpa hambatan," kata Grup Non-Proliferasi G7 dalam sebuah pernyataan.
"Personel dari IAEA juga harus diizinkan untuk terlibat secara langsung dan tanpa campur tangan dengan personel Ukraina yang bertanggung jawab mengoperasikan fasilitas ini," tambah keterangan itu.
Kontrol berkelanjutan militer Rusia atas PLTN Zaporizhzhia telah menimbulkan ancaman serius. Hal ini juga dapat berdampak pada keselamatan dan keamanan fasilitas.
"Tindakan (pendudukan pasukan Rusia) secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan atau insiden nuklir dan membahayakan penduduk Ukraina, negara-negara tetangga, dan komunitas internasional," sambung mereka.
Kelompok itu menambahkan, pabrik atom tidak boleh digunakan untuk kegiatan militer atau penyimpanan bahan militer.
Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia setelah Moskow memblokir adopsi deklarasi bersama tentang non-proliferasi nuklir di PBB. Padahal, negosiasi internasional terkait hal ini sangat panjang di PBB.
Baca juga: HUT Ukraina, Rusia Dituduh Serang PLTN Zaporizhia
Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang ditinjau oleh 191 penandatangan setiap lima tahun, bertujuan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir, mempromosikan perlucutan senjata lengkap dan mempromosikan kerja sama dalam penggunaan energi nuklir secara damai.
Rusia mencegah adopsi deklarasi tersebut pada Jumat lalu. Mereka mempermasalahkan aspek politis dari teks tersebut.
"Setelah berminggu-minggu negosiasi intensif tetapi produktif, Federasi Rusia sendiri memutuskan untuk memblokir konsensus pada dokumen akhir di akhir konferensi peninjauan NPT," kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel.
Zaporizhzhia, PLTN terbesar di benua Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada awal Maret, tak lama setelah Moskow melancarkan invasi mematikannya ke Ukraina pada 24 Februari. Fasilitas itu berada di dekat medan pertempuran di tenggara Ukraina.(AFP/OL-5)
Pemerintah harus mengirim tenaga ahli ke negara-negara maju yang telah mengoperasionalkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
Kehadiran lembaga ini ditujukan untuk mendukung percepatan transisi energi bersih dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air.
Turino mengingatkan perlunya BUMN PT. Industri Nuklir Indonesia diberikan tanggung jawab merealisasikan pembangunan nuklir tersebut.
Investasi nuklir dunia akan naik dari saat ini USD 65 miliar per tahun menjadi USD 70 miliar per tahun pada 2030.
TAHUKAH Anda? membangun pembangkit listrik tenaga nukir (PLTN) itu seperti menanam pohon durian? Butuh tanah yang stabil, benih unggul, dan perawatan penuh perhatian.
Bagi Putin, tidak ada alasan untuk mengalah.
Trump menilai akan lebih baik jika Putin dan Zelensky bertemu lebih dulu tanpa dirinya.
PRESIDEN AS Donald Trump menyinggung sejumlah isu penting terkait perundingan damai Ukraina-Rusia usai bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Presiden AS Donald Trump mengatakan keberhasilan mendamaikan Ukraina bisa meningkatkan peluangnya masuk surga.
Donald Trump menilai Ukraina tidak seharusnya memulai perang dengan Rusia karena ketimpangan kekuatan.
Rusia menyerahkan sekitar 1.000 jenazah ke Ukraina, sesuai kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved