Aksi Wartawan Israel Menyelinap ke Mekah Tuai Kecaman

Meilani Teniwut
21/7/2022 13:00
Aksi Wartawan Israel Menyelinap ke Mekah Tuai Kecaman
Jemaah haji berada di puncak Gunung Arafat atau Jabal al-Rahma saat puncak ibadah haji.(AFP/Delil SOULEIMAN)

SEORANG wartawan Israel memicu kontroversi setelah menerbitkan video dirinya menyelinap ke Kota Mekah, Arab Saudi, kota paling suci di dunia Islam, melanggar larangan masuk bagi warga non-Muslim.

Video buatan Gil Tamary, yang bekerja untuk Channel 13 Israel, terus menarik reaksi permusuhan di media sosial Arab Saudi Rabu (20/7), dua hari setelah dia mengunggahnya di Twitter.

Kecaman juga terus datang sehari setelah dia menindaklanjuti video itu dengan permintaan maaf atas pelanggaran yang mungkin dia lakukan.

Baca juga: Jet Israel kembali Serang Pos Hamas di Gaza

Arab Saudi tidak mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Kesepakatan Abraham 2020 yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS), yang mengantarkan negara Yahudi itu menjalin hubungan dengan dua negara tetangga Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Beberapa jurnalis Israel yang memegang paspor asing tetap dapat mengunjungi Arab Saudi baik sebelum dan selama tur Presiden AS Joe Biden di Timur Tengah pekan lalu.

Dalam videonya yang berdurasi sekitar 10 menit, Tamary mengunjungi Gunung Arafat, tempat para penziarah Muslim berkumpul untuk berdoa di puncak ibadah haji setiap tahun. 

Dia menjelaskan dia tahu apa yang dia lakukan dilarang, menyebut situs itu sebagai "tempat yang dilarang bagi non-Muslim" dan menyatakan, "Saya adalah jurnalis Israel pertama yang menyiarkan gambar-gambar ini dan dalam bahasa Ibrani."

Menanggapi protes terhadap aksinya, Selasa (18/7), Tamary berkilah dia hanya ingin "menunjukkan pentingnya Mekah" dan keindahan Islam, sambil mengklaim video itu "memungkinkan banyak orang melihat, untuk pertama kalinya, tempat yang sangat penting bagi saudara-saudari Muslim kita".

Namun, sejumlah media internasional dan Arab Saudi menerbitkan liputan luas dari Mekah selama haji, kurang dari dua minggu lalu.

Pembenaran Tamary atas video itu tidak banyak membantu meredam tanggapan amarah di media sosial.

Sebuah tagar yang diterjemahkan sebagai "Seorang Yahudi di masjid suci" telah menjadi tren di Twitter, dengan seorang pengguna pada Rabu (20/7) mendesak pihak berwenang Arab Saudi untuk tidak "melukai bangsa Islam  dengan mengizinkan orang-orang Yahudi untuk menodai kota Rasulullah". 

Pihak yang berwenang Arab Saudi belum menanggapi permintaan AFP untuk berkomentar tentang insiden tersebut.

Memalukan bagi jurnalisme

Bahkan akun Twitter yang telah mempromosikan normalisasi diplomatik antara Israel dan Arab Saudi mengecam laporan Tamary sebagai "memalukan", seperti yang dilakukan beberapa rekan jurnalis Israel.

"Ada hal-hal yang harus dikatakan: apa yang dilakukan Gil Tamary memalukan bagi jurnalisme," kata Yoav Limor, jurnalis Israel lainnya yang baru-baru ini mengunjungi kerajaan itu, di Twitter.

Perdebatan itu terjadi di tengah spekulasi tentang hubungan bilateral di masa depan, yang dipicu oleh para pejabat AS menjelang kunjungan Biden.

Otoritas penerbangan sipil Arab Saudi, Jumat (15/7) mengumumkan mereka mencabut pembatasan penerbangan berlebihan pada "semua maskapai", membuka jalan bagi pesawat Israel untuk menggunakan wilayah udara Saudi.

Tetapi menteri luar negeri Arab Saudi itu kemudian mengatakan langkah itu "tidak ada hubungannya" dengan Israel dan "sama sekali bukan pendahulu untuk langkah lebih lanjut" menuju normalisasi.

Riyadh telah berulang kali mengatakan akan tetap berpegang pada posisi Liga Arab yang berusia puluhan tahun karena tidak menjalin hubungan resmi dengan Israel sampai konflik dengan Palestina diselesaikan. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya