Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sebelum Bertolak ke Ukraina, Jokowi Lalui Agenda Penting di Elmau

Cahya Mulyana
28/6/2022 12:00

PRESIDEN Jokowi telah menyelesaikan serangkaian tugas penting selama memenuhi undangan di KTT G7, di Elmau, Jerman.

Jokowi menegaskan kepada tujuh negara kaya bahwa Indonesia dapat berkontribusi besar terhadap pengembangan energi hijau dan meminta bersama-sama mengantisipasi krisis pangan.

"Baru saja Bapak Presiden selesai melakukan rangkaian pertemuan dalam rangka KTT G7 and Partner Countries yang diselenggarakan di Elmau, sekitar 113 km dari Munchen. Sebagaimana pernah saya sampaikan, dalam KTT kali ini, G7 mengundang Indonesia, India, Senegal, Afrika Selatan dan Argentina sebagai partner countries," papar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya, Selasa (28/6).

Menurut Retno, Presiden Jokowi menghadiri dua sesi pertemuan. Sesi pertama, dilakukan dalam bentuk working lunch yang memberikan kesempatan baginya memaparkan pengembangan energi hijau.

Baca juga: Presiden Jokowi Memulai Lawatan ke Ukraina

"Statement Bapak Presiden difokuskan pada isu energi, dan sesi kedua, working session, di mana Bapak Presiden Jokowi memfokuskan statement pada isu pangan. Beberapa hal yang disampaikan Presiden Jokowi dalam sesi pertama, yaitu mengenai masalah energi dan perubahan iklim," tambahnya.

Retno mengatakan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya risiko perubahan iklim sangatlah nyata. Komitmen dan upaya Indonesia untuk perubahan iklim dan transisi energi sangat jelas.

"Indonesia memiliki potensi sebagai kontributor energi bersih juga sangat besar, baik di dalam perut bumi, di darat maupun di laut. Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia memerlukan investasi besar dan teknologi rendah karbon guna mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif," paparnya.

Dalam kaitan inilah, kata Retno, investasi yang diperlukan oleh Indonesia adalah antara USD25-30 miliar untuk transisi energi delapan tahun ke depan. Transisi energi juga dapat dioptimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis dan lapangan kerja baru.

Presiden Jokowi, kata Retno mengajak negara G7 untuk berkontribusi dalam memanfaatkan peluang ini. Itu terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia.

"Termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium," kata Retno.

Di akhir pernyataannya, lanjut Retno, Presiden Jokowi meminta dukungan dan kehadiran semua negara G7 di KTT G20. Kemudian di sesi kedua Presiden Jokowi memfokuskan pemaparannya pada isu pangan.

"Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi antara lain menyampaikan bahwa rakyat di negara berkembang yang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrim," jelasnya.

Mengacu pada data World Food Programme, 323 juta orang di tahun 2022 ini menghadapi kerawanan pangan akut. Pangan adalah permasalahan HAM yang paling mendasar, di mana perempuan dan keluarga miskin menjadi yang paling terdampak menghadapi kekurangan pangan.

"Bapak Presiden juga menekankan bahwa perlu tindakan yang cepat untuk mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global harus kembali normal," terangnya.

Selain itu, menurut Retno Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya dukungan negara-negara G7 untuk mereintegrasi ekspor gandum dari Ukraina serta ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia ke dalam rantai pasok global.

"Pertama, tentunya dukungan yang diperlukan dari G7 adalah memfasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan. Kedua, pentingnya mengkomunikasikan kepada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi," ujarnya.

Retno menjelaskan Presiden Jokowi menyatakan bahwa komunikasi yang intensif diperlukan agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan dari publik internasional. Komunikasi yang intensif juga perlu dilakukan kepada pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lainnya.

"Bapak Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk sangatlah nyata. Khusus untuk pupuk, jika gagal menanganinya, maka krisis beras yang dapat menyangkut dua miliar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi," tuturnya.

Di akhir sambutannya di sesi kedua, kata Retno, Presiden Jokowi menegaskan bahwa G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan.

Selain menghadiri dua sesi dalam KTT G7 and partner countries tersebut, Presiden Jokowi juga melakukan sekitar sembilan pertemuan bilateral, yaitu dengan PM India, Presiden Perancis, PM Kanada, Kanselir Jerman, PM Inggris, PM Jepang, Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, dan Managing Director IMF.

"Selain membahas isu penguatan kerja sama bilateral, isu terkait perang di Ukraina dan dampaknya terhadap rantai pasok pangan dunia turut dibahas hampir di semua pertemuan bilateral tersebut," katanya.

Di dalam pertemuan-pertemuan bilateral tersebut Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa waktu kita tidak panjang untuk menyelesaikan gangguan rantai pasok pangan yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan dan pupuk.

"Dan jika dunia tidak bersatu untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka yang paling merasakan dampaknya adalah ratusan juta atau bahkan milyaran penduduk negara berkembang. Di sini sangat jelas Presiden membawa suara negara berkembangyang sangat memang sangat terdampak dari terjadinya perang di Ukraina," terangnya.

Kekhawatiran terhadap rantai pasok pangan, kata Retno, memang sangat mengemuka di dalam diskusi-diskusi bilateral.

Selain hal tersebut, di dalam pertemuan-pertemuan bilateral, Presiden Jokowi juga menyampaikan mengenai persiapan KTT G20.

"Dan di dalam pertemuan-pertemuan tersebut kita lihat dengan jelas dukungan terhadap Presidensi Indonesia masih sangat kuat. Selanjutnya Presiden akan meneruskan perjalanan ke Ukraina melalui Polandia," jelasnya.

Sebagai informasi, masih kata Retno, dalam beberapa hari ini saya melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak dalam rangka kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan ke Rusia. Tentunya, komunikasi juga terus kita lakukan dengan Ukraina dan Rusia sendiri.

"Dan selain itu, komunikasi-komunikasi lain yang saya lakukan antara lain dengan Presiden Palang Merah Internasional UNOCHA Martin Griffiths, Sekjen UNCTAD Rebeca Grynspan, Menlu Turki, dan Sekjen PBB," pungkasnya. (Cah/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya