KOMPLEKS masjid Al-Aqsa di Jerusalem timur yang dicaplok Israel menjadi tempat bentrokan pada Jumat (15/4) antara demonstran Palestina dan polisi Israel yang menyebabkan lebih dari 150 orang terluka. Kompleks di Kota Tua yang bertembok itu merupakan situs suci yang sangat sensitif, baik dalam Islam maupun Yudaisme.
Kerusuhan terjadi setelah tiga minggu kekerasan mematikan yang menegangkan di Israel dan Tepi Barat yang dijajah. Ditambah lagi, peringatan Paskah Yahudi dan Paskah Kristen tumpang tindih dengan bulan suci Ramadan.
Kuil dan perjalanan
Lapangan persegi empat seluas 14 hektare itu berada di sudut tenggara Kota Tua yang direbut oleh Israel selama Perang Enam Hari pada 1967. Langkah ini termasuk sisa Jerusalem timur yang kemudian dianeksasi dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui secara internasional.
Israel menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi. Namun Palestina menginginkan sektor timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Dikenal oleh umat Islam sebagai Al-Haram al-Sharif (Tempat Suci), kompleks ini menampung Kuil Emas Kubah Batu yang terkenal dan masjid Al-Aqsa. Ini diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad melakukan perjalanan malamnya ke surga dan tergolong situs tersuci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah yang berada di Arab Saudi.
Kompleks dalam bentuknya yang sekarang dibangun pada abad ketujuh oleh khalifah kedua Islam, Umar bin Khattab. Tempat itu juga diyakini sebagai situs Kuil Yahudi Kedua yang dihancurkan oleh Romawi sekitar tahun 70 Masehi.
Lapangan terbuka juga dihormati sebagai situs tersuci dalam Yudaisme karena menampung Kuil Pertama dan Kedua. Dalam bahasa Ibrani, itu disebut sebagai Har HaBayit atau Bukit Bait Suci.
Sejarah bentrokan
Orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi kompleks itu, tetapi dilarang berdoa di sana karena takut memicu ketegangan dengan jamaah Muslim. Namun, sebagian besar tidak memasuki daerah itu karena kepala rabi Israel mengatakan bahwa mengunjunginya dilarang menurut hukum Yahudi karena masalah ketidakmurnian ritual.
Saat ini, situs tersuci tempat orang Yahudi dapat berdoa yaitu Tembok Barat. Ini tempat di antara sisa-sisa terakhir Kuil Kedua.
Namun orang-orang Yahudi ultranasionalis, beberapa di antaranya ingin mulai membangun Kuil Ketiga. Mereka secara teratur mengunjungi lapangan terbuka sebagai tempat mereka kadang-kadang terlihat berdoa secara diam-diam.
Hal itu sering menimbulkan ketegangan dengan jemaah Muslim yang khawatir Israel akan berusaha mengubah aturan yang mengatur kompleks tersebut. Kompleks ini sekarang dikelola oleh Yordania berkoordinasi dengan Palestina.
Polisi Israel memantau pengunjung yang masuk melalui Gerbang Mughrabi, satu-satunya pintu masuk bagi non-Muslim. Sayangnya, beberapa kali pengunjung tersebut menginjakkan kaki di dalam masjid sehingga memicu ketegangan yang semakin mengganggu umat Islam.
Ketegangan sering terjadi di lokasi tersebut. Pada 1929, kerusuhan mematikan pecah selama mandat Inggris karena umat Islam berkumpul untuk mempertahankan situs tersebut.
Pada 1996, keputusan Israel untuk membuka pintu masuk baru di sebelah barat alun-alun memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 80 orang dalam tiga hari. Kunjungan kontroversial ke alun-alun pada September 2000 oleh pemimpin oposisi sayap kanan Ariel Sharon menjadi salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua yang berlangsung hingga 2005.
Pada Juli 2017, kompleks itu ditutup sementara setelah tiga orang Arab Israel melepaskan tembakan ke polisi Israel di dekat lokasi, menewaskan dua dari mereka, sebelum melarikan diri ke kompleks suci. Kemudian mereka ditembak mati oleh pasukan keamanan di tempat tersebut.
Baca juga: Rentetan Serangan Israel-Palestina dalam Tiga Minggu Terakhir
Pada Agustus 2019, bentrokan antara polisi Israel dan jemaah di kompleks itu menyebabkan puluhan warga Palestina terluka selama peringatan penting Yahudi dan Muslim. Pada 2020, akses ke kompleks ditutup untuk umum selama Ramadan karena pandemi covid-19 dan pembukaan kembali dengan protokol kesehatan yang ketat dan batasan jumlah jemaah. Pada 2021, selama Ramadan kompleks itu menjadi tempat bentrokan antara polisi Israel dan jemaah Muslim yang berkembang menjadi perang 11 hari antara kelompok Islam Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan Israel. (AFP/OL-14)