Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Aset Disita AS, Rusia: Kita Lawan

Cahya Mulyana
07/4/2022 14:55
Aset Disita AS, Rusia: Kita Lawan
Presiden Rusia Vladimir Putin.(AFP)

Rusia menegaskan akan menempuh jalur hukum untuk merebut kembali aset yang disita di luar negeri. Itu dikatakan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Medvedev, yang memberi nasihat kepada Vladimir Putin tentang masalah keamanan nasional, mengatakan dalam sebuah posting di Telegram pada hari Rabu bahwa bisnis Rusia yang asetnya dikenai sanksi akan mengambil tindakan hukum di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan di tempat lain.

"Kita lawan, mereka harus memahami bahwa akan menghadapi banyak kasus di pengadilan. Baik di pengadilan nasional Amerika Serikat dan Eropa dan di pengadilan internasional,” tulis Medvedev.

Sejak Putin meluncurkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari, AS, UE, Inggris, dan sekutu lainnya telah menargetkan sanksi pada serangkaian pengusaha dan perusahaan terkaya Rusia, mulai dari bank yang dikendalikan negara hingga produsen senjata.

Medvedev menjabat sebagai presiden antara 2008 dan 2012, sebelum Putin kembali menjadi presiden. Medvedev adalah wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, yang dipimpin oleh Putin dan memberi nasihat kepada presiden tentang keamanan nasional.

Medvedev ditambahkan ke daftar sanksi AS pada hari Rabu, menambah UE, Inggris dan lain-lain. Banyak sanksi terhadap kepentingan Rusia termasuk pembekuan aset. Aset seperti saham miliarder Roman Abramovich di klub sepak bola Chelsea dan di perusahaan baja yang terdaftar di London, Evraz.

Ada juga daftar superyacht dan pesawat yang terus bertambah yang terkait dengan oligarki yang dicegah untuk pergi ke pelabuhan yang lebih ramah. Di Inggris, pembekuan aset mencegah pemilik aset seperti tanah, bangunan, saham perusahaan, atau karya seni untuk mendapatkan manfaat ekonomi apa pun darinya, termasuk melalui penjualannya.

Namun, aset tersebut tidak disita secara hukum. Pemerintah Rusia di masa lalu terbukti mahir menggunakan pengadilan negara lain. Dalam satu kasus penting, negara Rusia berhasil mengejar Sergei Pugachev, mantan pejabat senior Kremlin yang menjalankan kampanye pemilihan untuk Putin, di pengadilan London untuk mengklaim kepemilikan properti Inggris yang diklaim Rusia dibeli dengan dana curian. (The Guardian/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya