Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ukraina Bungkam Soal Serangan Udara di Rusia

Nur Aivanni
02/4/2022 08:23
Ukraina Bungkam Soal Serangan Udara di Rusia
Pasukan pemadam kebakaran memadamkan api di depot bahan bakar Rosneft di ota Belgorod, Rusia.(AFP/Handout / Russian Emergencies Ministry)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky, Jumat (1/4), menolak mengatakan apakah dia telah memerintahkan serangan udara di Rusia, ketika konvoi bus menavigasi evakuasi untuk membantu ribuan orang melarikan diri dari Kota Mariupol yang terkepung.

Pembicaraan damai antara pejabat Ukraina dan Rusia dilanjutkan melalui video, tetapi Kremlin memperingatkan serangan helikopter terhadap depot bahan bakar di Kota Belgorod akan menghambat negosiasi.

Kyiv tidak tertarik menjawab apakah mereka berada di balik serangan itu, dengan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kepada jaringan AS Fox News: "Maaf, saya tidak membahas perintah saya sebagai panglima tertinggi".

Baca juga: Kovalenko Lelang Jersey Spezia untuk Bantu Ukraina

Dengan prospek perang yang meluas melintasi perbatasan Ukraina, kemajuan tampaknya terhenti di salah satu bencana kemanusiaan paling mendesak di negara itu, di kota selatan Mariupol yang hancur.

Serangan udara di Rusia menghantam fasilitas penyimpanan bahan bakar raksasa energi Rosneft di kota barat Belgorod, sekitar 40 kilometer (25 mil) dari perbatasan dengan Ukraina.

Oleksiy Arestovych, seorang ajudan presiden Ukraina, mengatakan, dalam sebuah video Twitter, bahwa untuk apa yang terjadi di wilayah Rusia, tanggung jawab terletak pada Rusia dan terserah mereka untuk menanganinya.

Tetapi konsekuensi dari negosiasi damai dengan cepat dijelaskan oleh Moskow. 

"Ini bukan sesuatu yang bisa dianggap menciptakan kondisi yang nyaman untuk kelanjutan negosiasi," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Pada Jumat (1/4) malam, orang-orang yang berhasil melarikan diri dari Mariupol ke Berdiansk yang diduduki Rusia dari sana dibawa dengan puluhan bus ke Zaporizhzhia, sekitar 200 kilometer (120 mil) ke barat laut, menurut seorang reporter AFP di tempat kejadian.

"Saya hanya menangis. Saya baru saja melihat cucu perempuan saya," kata Olga, yang sedang menunggu kerabat di pusat pengungsi di Zaporizhzhia.

"Keluarga ibunya masih di Mariupol dan kami tidak tahu apakah mereka masih hidup," ucapnya.

Evakuasi 3.071 orang, menurut angka yang diumumkan Zelensky, yang lolos dari serangan Rusia yang ganas di Mariupol, adalah keberhasilan yang langka di kota yang telah menghadapi pengeboman selama berminggu-minggu.

Setidaknya 5.000 penduduk telah tewas, menurut pihak berwenang setempat, dan diperkirakan 160.000 yang masih menghadapi kekurangan makanan, air dan listrik.

Palang Merah Internasional mengatakan sebuah tim yang menuju ke kota untuk melakukan upaya evakuasi terpisah terpaksa kembali pada Jumat setelah pengaturan dan kondisi tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Palang Merah mengatakan timnya akan mencoba lagi pada Sabtu. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya