PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro pada Selasa (1/3) meyakinkan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang dukungannya melalui panggilan telepon, menurut pernyataan Kremlin.
Dalam percakapan yang diprakarsai oleh Caracas, pemimpin Venezuela itu juga mengutuk tindakan destabilisasi Amerika Serikat dan NATO dan berbicara menentang kampanye "kebohongan dan disinformasi" Barat.
Puluhan orang tewas dan hampir 680.000 orang telah meninggalkan Ukraina sejak Putin memerintahkan pasukannya masuk ke negara itu pekan lalu.
Dalam panggilan telepon dengan Maduro, Putin bersikeras bahwa tujuan dari serangan militer tersebut adalah untuk melindungi penduduk sipil di wilayah separatis Donbass dan membuat Kiev mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea, yang dicaploknya pada 2014.
Baca juga: Serangan Udara Rusia Hantam Perumahan dan Menara TV di Ukraina
Selain itu, kata pernyataan tersebut, itu dilakukan juga untuk memastikan posisi Ukraina yang netral dan non-nuklir terhadap Rusia.
Setelah panggilan itu, Maduro membuat pesan di Twitter dengan foto dirinya dan Putin, dan mengatakan dia juga menyampaikan kepada pemimpin Rusia, Venezuela mendukung pemahaman dan dialog sebagai cara untuk menjaga perdamaian.
Venezuela, bersama dengan Kuba dan Nikaragua - semua target sanksi Amerika Serikat - adalah sekutu Amerika Latin dari Moskow.
Amerika Serikat dan puluhan negara lain tidak mengakui pemilihan kembali Maduro pada 2018, yang menurut mereka curang. (AFP/Nur/OL-09)