Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia

Nur Aivanni
28/2/2022 09:20
Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen(AFP/Stephanie LECOCQ)

UNI Eropa, Minggu (27/2), mengumumkan penerapan sanksi baru terhadap Rusia terkait invasinya ke Ukraina, dengan menutup wilayah udara Uni Eropa untuk pesawat Rusia dan melarang penyiaran media pemerintah Rusia di blok tersebut.

Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen, yang mengumumkan tindakan tersebut, juga mengatakan Uni Eropa mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendanai senjata Ukraina dan memukul sekutu Rusia, Belarus, dengan sanksi karena telah memfasilitasi invasi tersebut.

Langkah-langkah itu muncul di atas sanksi yang diumumkan von der Leyen, sehari sebelumnya, yang akan segera diterapkan, yaitu memotong beberapa bank Rusia dari jaringan pesan antar bank SWIFT, melarang semua transaksi dengan bank sentral Rusia, dan menambahkan pembatasan pada oligarki Rusia.

Baca juga: Konvoi Pasukan dan Tank Rusia Bergerak ke Kiev

Uni Eropa juga telah memberikan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

"Saat perang di Ukraina berkecamuk dan warga Ukraina berjuang dengan berani untuk negara mereka, Uni Eropa sekali lagi meningkatkan dukungannya untuk Ukraina dan sanksi terhadap agresor – Rusia-nya Putin," kata von der Leyen dalam pidatonya.

Dikatakannya, larangan wilayah udara tersebut akan melarang penerbangan ke atau di atas UE oleh setiap pesawat Rusia dan itu termasuk jet pribadi oligarki.

Sementara itu, tindakan terhadap media pemerintah Rusia menargetkan outletnya yaout Russia Today, yang dikenal sebagai RT, dan Sputnik, serta anak perusahaan mereka.

Von der Leyen mengatakan mereka tidak akan bisa lagi menyebarkan kebohongan mereka untuk membenarkan perang yang dilakukan Putin dan menabur perpecahan di Uni Eropa.

Pada saat yang bersamaan, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan tindakan itu melibatkan pelarangan Russia Today dan Sputnik dari penyiaran di Uni Eropa.

Sputnik kemudian menanggapi dengan pernyataan sinis: "Kami menyarankan Komisi Eropa untuk tidak berhenti di tengah jalan dan melarang internet sama sekali".

Von der Leyen mengatakan sanksi terhadap Belarus ditujukan pada agresor lain dalam perang tersebut, yang menyebut rezim pemimpin Alexander Lukashenko.

"Kami akan memukul rezim Lukashenko dengan paket sanksi baru," katanya. "Kami akan memberlakukan tindakan pembatasan terhadap sektor terpenting mereka. Ini akan menghentikan ekspor produk mereka dari bahan bakar mineral hingga tembakau, kayu, semen, besi dan baja."

"Kami juga akan memperluas ke Belarus pembatasan ekspor yang kami perkenalkan pada barang-barang penggunaan ganda untuk Rusia," ucapnya.

Warga Belarus yang membantu operasi militer Rusia, sambungnya, juga akan dikenai sanksi.

Von der Leyen mengatakan keputusan untuk menyediakan dana untuk pembelian dan pengiriman senjata ke Ukraina adalah momen penting bagi mereka.

Borrell melanjutkan untuk memimpin pertemuan virtual para menteri luar negeri Uni Eropa yang memberikan persetujuan formal untuk larangan transaksi dengan Bank Sentral Rusia.

Langkah itu diharapkan akan diterbitkan dalam Jurnal Resmi Uni Eropa pada Minggu malam dan memberlakukannya.

Namun, para menteri luar negeri tidak menyelesaikan kesepakatan tentang larangan SWIFT. Pembicaraan sedang berlangsung mengenai bank mana yang akan dikeluarkan dari sistem.

Mengenai pendanaan senjata dan amunisi Uni Eropa yang akan dikirim ke Ukraina, Borrell mengatakan blok tersebut akan memberikan 450 juta euro kepada negara-negara anggota Uni Eropa untuk membeli senjata bagi negara yang terkepung itu. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya