Headline

Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan

Fokus

Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.

UE: Invasi Rusia di Ukraina Berisiko Menggusur Lebih dari 7 Juta Orang

Nur Aivanni
28/2/2022 08:19
UE: Invasi Rusia di Ukraina Berisiko Menggusur Lebih dari 7 Juta Orang
Pengungsi asal Ukraina tiba di Polandia setelah melarikan diri dari negara mereka akibat invasi Rusia.(AFP/Wojtek RADWANSKI)

INVASI Rusia di Ukraina berisiko menggusur lebih dari 7 juta orang. Hal itu disampaikan Komisaris Uni Eropa untuk manajemen krisis Janez Lenarcic, Minggu (27/2).

"Kami menyaksikan apa yang bisa menjadi krisis kemanusiaan terbesar di benua Eropa kami selama bertahun-tahun," kata Lenarcic dalam konferensi pers setelah pertemuan para menteri dalam negeri Uni Eropa yang berfokus pada arus pengungsi dari Ukraina.

"Saat ini, perkiraan jumlah pengungsi Ukraina lebih dari 7 juta orang," katanya sembari memperingatkan dia hanya memberikan perkiraan kasar dari PBB karena pertempuran mencegah penghitungan yang akurat.

Baca juga: Eropa Mulai Tutup Wilayah Udara Bagi Pesawat Rusia

Seorang pejabat Komisi Eropa kemudian mengklarifikasi bahwa Lenarcic memberikan perkiraan jika agresi berlanjut, berdasarkan informasi PBB.

Lenarcic mengatakan, menurut PBB, jika perang berlanjut, akan ada sekitar 18 juta orang Ukraina yang akan terkena dampak kemanusiaan, baik itu di Ukraina atau di negara-negara tetangga.

Lenarcic mengatakan angkanya besar. 

"Kita harus bersiap untuk keadaan darurat semacam ini, yang merupakan bagian historis," katanya.

Menurut laporan situasi terbaru dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), yang dikeluarkan Sabtu (26/2) malam, ada lebih dari 160.000 orang yang dilaporkan telah mengungsi.

"Lebih dari 116.000 orang terpaksa melarikan diri melintasi perbatasan internasional ke negara-negara tetangga Eropa berdasarkan perkiraan UNHCR," tambah OCHA.

Dokumen itu mengatakan pemerintah Ukraina memperkirakan mungkin ada sebanyak 5 juta pengungsi dalam skenario terburuk. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya