Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perwakilan Myanmar Tidak akan Hadiri Pertemuan ASEAN Pekan ini

Atikah Ishmah Winahyu
16/2/2022 09:00
Perwakilan Myanmar Tidak akan Hadiri Pertemuan ASEAN Pekan ini
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri untuk ketua ASEAN Kamboja, Chum Sounry.(FOTO/yashnews)

KAMBOJA mengumumkan bahwa Myanmar telah mengonfirmasi ketidakhadiran wakilnya pada pertemuan Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) pekan ini, sehari setelah militer yang berkuasa mengkritik para negara tetangganya karena bersikeras tidak mengundang para jenderalnya.

"Tidak ada perwakilan dari Myanmar, sudah dikonfirmasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri untuk ketua ASEAN Kamboja, Chum Sounry dalam pesan teks pada Selasa (15/2), ketika ditanya tentang pertemuan para Menteri Luar Negeri hari Kamis.

Militer yang merebut kekuasaan di Myanmar setahun lalu, mengatakan pada Senin (14/2) malam bahwa tindakan lanjutan dari beberapa anggota ASEAN dalam mengesampingkan kepemimpinan tentara dan hanya mengundang perwakilan junior bertentangan dengan prinsip-prinsip blok itu.

Baca juga: Pemimpin Sipil Myanmar Aung San Suu Kyi Hadapi Dakwaan Baru

Penolakan Myanmar untuk bergabung merupakan kemunduran bagi upaya diplomatik ASEAN yang didukung secara internasional untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan ratusan warga sipil, membuat lebih dari 300.000 orang mengungsi, dan memicu eksodus perusahaan asing.

Singapura, Filipina, Indonesia, dan Malaysia telah mendesak Kamboja untuk mengecualikan para jenderal Myanmar sampai mereka memenuhi komitmen yang dibuat tahun lalu untuk mengakhiri permusuhan dan mengizinkan blok regional beranggotakan 10 negara itu untuk memfasilitasi proses perdamaian.

Sejak Oktober 2021 lalu, ASEAN mengundang perwakilan non-politik Myanmar ke pertemuan tersebut, tetapi dewan militer yang berkuasa menolak, dengan alasan bahwa pihaknya adalah otoritas yang sah.

ASEAN belum secara resmi mengakui pemerintahan militer yang selama ini menjadi sasaran sanksi antara lain dari Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.

"Ketidakmampuan Myanmar untuk berpartisipasi atau bahkan menunjuk perwakilan non-politik, tidak bisa dihindari karena bertentangan dengan prinsip dan praktik perwakilan yang setara di ASEAN," kata Kementerian Luar Negeri Myanmar, Senin.

Meski begitu, mereka mengatakan akan terus memperluas keterlibatan konstruktif dengan semua anggota ASEAN. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya