PASUKAN dari aliansi militer pimpinan Rusia tiba di Kazakhstan pada Kamis (6/1) untuk memulihkan ketertiban setelah aksi protes di negara Asia Tengah itu berubah menjadi kekerasan.
Pihak kepolisian melaporkan bahwa puluhan demonstran antipemerintah telah tewas dan ratusan lainnya terluka.
Krisis di negara kaya minyak itu menandai tantangan terbesar bagi presiden negara itu, Kassym-Jomart Tokayev.
Tokayec berkuasa kurang dari tiga tahun, dan juga mengancam untuk meredam kawasan yang sudah bergejolak. Tokayev meminta intervensi yang dipimpin Rusia.
Tentara asing dikirim setelah balai kota di Almaty, kota terbesar dan bekas ibu kota negara itu, dibakar pada Rabu (5/1), dan bandara diserbu oleh massa yang marah.
Kekerasan menyebar sepanjang malam. Polisi menembaki para demonstran, beberapa dari mereka bersenjata.
Kelomppk demonstran juga dituduh telah membunuh 18 petugas penegak hukum dan tentara, dan menyebabkan 750 orang terluka.
Sepanjang Kamis (6/1), ada laporan bentrokan lanjutan di Almaty, dengan polisi mengatakan mereka membersihkan kota dari para militan. Tembakan berat bergema di seluruh kota.
Pada Kamis (6/1)malam, Kementerian Urusan Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan telah mendapatkan kembali kendali atas semua gedung pemerintah di Almaty.
Namun, laporan kematian tidak dapat segera dikonfirmasi secara independen.
Upaya yang dipimpin Rusia untuk memadamkan kerusuhan, yang digambarkan sebagai misi penjaga perdamaian sementara oleh aliansi militer,
Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), akan dibatasi waktunya dan akan bertujuan untuk melindungi gedung-gedung pemerintah dan objek militer, menurut kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Kelompok itu telah mengirim sekitar 2.500 tentara ke Kazakhstan, dan jumlah itu bisa meningkat, kata sekretaris jenderalnya kepada kantor berita negara Rusia RIA Novosti.
Dia tidak akan mengatakan apakah mereka telah dikirim hanya ke Almaty, atau ke kota-kota lain, juga.
Kantor berita yang dikelola negara Rusia itu mengunggah video pasukan Rusia menaiki pesawat militer dan lainnya mengemudi ke Kazakhstan dengan kendaraan lapis baja. (New York Times/Nur/OL-09)