Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

G7 Keluarkan Peringatan Keras terhadap Iran dan Rusia

Nur Aivanni
13/12/2021 09:52
G7 Keluarkan Peringatan Keras terhadap Iran dan Rusia
Para pemimpin negara G7 berpose di hari terakhir pertemuan merek di Liverpool, Inggris(AFP/Anthony Devlin)

G7, Minggu (12/12), mengatakan waktu hampir habis bagi Iran untuk menyetujui kesepakatan untuk mengekang ambisi nuklirnya dan memperingatkan Rusia tentang konsekuensi besar jika menyerang Ukraina.

Para menteri luar negeri dari negara-negara terkaya di dunia mengadakan pertemuan selama dua hari di Liverpool, Inggris, berusaha menghadirkan front persatuan yang kuat melawan ancaman global.

Mengenai Iran, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pembicaraan yang dilanjutkan di Wina adalah kesempatan terakhir bagi Republik Islam itu untuk datang ke meja perundingan dengan resolusi yang serius.

Baca juga: AS Siapkan Sanksi Baru untuk Iran Jika Pembicaraan Nuklir Gagal

"Masih ada waktu bagi Iran untuk datang dan menyetujui kesepakatan ini," katanya dalam konferensi pers.

Komunike terakhir dari pembicaraan itu mengatakan Iran harus menghentikan eskalasi nuklirnya dan mengambil kesempatan untuk membuat kesepakatan, sementara itu masih mungkin.

Negosiasi dimulai kembali pada Kamis (9/12), untuk mencoba menghidupkan kembali kesepakatan 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, yang ditarik Amerika Serikat (AS) saat dipimpin Donald Trump pada 2018.

Iran mengklaim hanya ingin mengembangkan kemampuan sipil, tetapi kekuatan Barat mengatakan persediaan uranium yang diperkaya melampaui itu dan dapat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia siap kembali ke kesepakatan itu dan para pejabat Iran mempertahankan bahwa mereka serius untuk berkomitmen pada pembicaraan itu.

Tetapi Teheran telah dituduh mundur dari kemajuan yang dibuat awal tahun ini dan bermain-main dengan waktu.

Inggris menggambarkan pertemuan di Liverpool tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk melawan otoritarianisme di seluruh dunia.

Selain Iran, peningkatan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina juga mendominasi pembicaraan, mengingat kekhawatiran akan kemungkinan invasi ke negara bekas Soviet itu.

Truss mengatakan ada banyak suara bersatu bahwa akan ada konsekuensi besar bagi Rusia dalam kasus serangan ke Ukraina. Dalam komunike terakhir, para menteri dengan suara bulat mendukung integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina.

Semua opsi, termasuk sanksi politik dan ekonomi yang luas, ada di atas meja jika Rusia mengabaikan solusi diplomatik, menurut para pejabat.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Sabtu (11/12) mengatakan sejumlah besar negara demokratis siap bergabung dengan negara-negara G7 Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat dalam mengambil tindakan.

Saat berbicara pada Minggu (12/12), Menteri Luar Negeri Jerman yang baru Annalena Baerbock memperingatkan bahwa pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia tidak akan diizinkan untuk beroperasi jika terjadi eskalasi baru di Ukraina, berdasarkan kesepakatan antara Berlin dan Washington. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya