Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

AS Siapkan Sanksi Baru untuk Iran Jika Pembicaraan Nuklir Gagal

Atikah Ishmah Winahyu
10/12/2021 10:44
AS Siapkan Sanksi Baru untuk Iran Jika Pembicaraan Nuklir Gagal
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki memberi penjelasan di Gedung Putih, Washington DC, AS.(Nicholas Kamm / AFP)

AMERIKA Serikat (AS) sedang mempersiapkan babak baru sanksi terhadap Iran dan akan menekan negara-negara lain untuk mematuhi pembatasan yang ada karena pembicaraan tentang pembatasan program nuklir negara itu melemah.

“Presiden Joe Biden telah meminta timnya untuk bersiap jika diplomasi gagal," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan pada Kamis (9/12).

"Kami tidak akan punya pilihan selain mengambil tindakan tambahan untuk membatasi pendapatan Iran,” terangnya, jika pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali perjanjian 2015 yang membatasi program Iran gagal.

Komentar Psaki itu datang ketika pemerintah mengumumkan bahwa tim pejabat dari Departemen Keuangan dan Negara akan pergi ke Uni Emirat Arab untuk membahas kepatuhan terhadap sanksi yang berusaha membatasi pendapatan Iran.

UEA membeli minyak Iran dan beberapa banknya telah memfasilitasi perdagangan Iran yang jelas-jelas melanggar sanksi.

"Kepala Kantor Pengawasan Aset Asing, Andrea Gacki akan memimpin delegasi. Kelompok itu akan fokus pada keterlibatan dengan sektor swasta dan pejabat penting pemerintah UEA," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Pemerintah juga sedang dalam pembicaraan dengan Tiongkok, yang telah meningkatkan pembelian minyak Iran, sambil menahan diri dari sanksi langsung terhadap kapal atau entitas Tiongkok.

Pejabat senior administrasi berpendapat bahwa diplomasi adalah cara terbaik untuk mendekati keputusan Tiongkok untuk mengabaikan sanksi, daripada konfrontasi.

"Mereka memahami posisi kami dalam hal ini, kami akan terus melakukan diskusi dalam konteks diplomatik dengan mereka," kata Price.

Dia mengatakan delegasi AS akan melakukan perjalanan ke negara mitra lain dalam beberapa minggu mendatang.

Pada hari Sabtu, seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa Iran belum menunjukkan keseriusan dalam pembicaraan Wina, dalam apa yang kemudian membuat AS pesimis terhadap negosiasi sampai saat ini.

Iran menolak banyak tawaran yang telah dibuatnya di sesi sebelumnya dan menuntut keringanan sanksi di luar ketentuan perjanjian asli 2015, kata pejabat itu kepada wartawan.

Pemerintah Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan 5 Desember 2021 bahwa kekuatan dunia tidak dapat mengharapkannya untuk berhenti memperluas kerja nuklirnya sampai kesepakatan dicapai dengan Teheran tentang bagaimana sanksi AS akan dicabut.

AS berpendapat bahwa Iran akan segera membuat langkah sedemikian rupa dalam program nuklirnya sehingga tidak ada gunanya kembali ke perjanjian 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama.

Setelah mantan Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan pada 2018, Biden berusaha untuk bergabung kembali. Tetapi AS sekarang sedang mempersiapkan skenario di mana memulihkan kesepakatan tidak akan mungkin dilakukan.

"Berdasarkan hasil putaran terakhir pembicaraan dan kemajuan yang sedang berlangsung di fasilitas nuklir Iran, kami meletakkan dasar untuk jalan lain sepenuhnya," kata Psaki.

"Jika diplomasi tidak dapat segera berjalan, dan jika program nuklir Iran terus berakselerasi, maka kami tidak punya pilihan selain mengambil langkah-langkah tambahan untuk lebih membatasi sektor penghasil pendapatan Iran,” tandasnya. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya